Mereka katagihan. Selain lembut, dagingnya Siska dan teman-teman nya yang mereka makan beberapa hari lalu itu benar-benar lezat.
Tak heran jika hampir tak diketemukan sisa sedikit pun tulang belulang yang berserakan di semak belantara.
"Sabar ... Sabar," kata Jajak, salah seorang anak buah dan sekaligus tangan kanan Jojo, menenangkan teman-temannya yang tampak kece wa karena sampai detik ini belum juga mengejar Letnan Salam cs.
"Wuuuuu ...!" Dengan nada kecewa pengikut Jojo melampiaskannya dengan menendang apa saja yang ada di sekitar mereka.
Malah ada di antaranya yang ber kelahi, penesan dan beragam prila ku sebagai pelampiasan rasa kece wa dan kesal. Masih untung mereka tidak mengamuk dan saling bunuh satu sama lain.
"Kita tunggu aja, kata Bos." Sahut Jojon sambil melirik Sang Bos yang mulai mendekat ke tempatnya ber diri dengan wajah seram tapi tidak menakutkan.
"Silakan Bos!" Kata Jajak. Bersama Jojon, keduanya berdiri di belakang Jojo.
"Para pengikutku. Dengaar ...Sekarang kita sama berkumpul di sini. Dan seperti yang kalian sudah tahu ... Kita sudah disiapkan hidangan lezat. Daging yang benar-benar luar biasa ..."
Ratusan pengikut Jojo hanya menunduk. Mereka tekun menyimak kata per kata yang diucapkan pimpinan mereka.
"Sekarang ... Dengarkan! Ayo kita kejar mereka. Siaaaaap?"
"Siaaap komandan." Teriak mereka. Dari semula duduk langsung berdiri dan siap melakukan apa yang diperintahkan Jojo.