Bisa hidup lebih tenang, aman dan nyaman serta jauh dari prahara rumah tangga bila tidak bersama-sama lagi.Â
Padahal ketenangan, rasa aman dan nyaman itu pada prinsipnya semu semata.Â
Karena pada satu sisi kita justru tetap terikat pada tanggung jawab penuh pada anak-anak kita dari perkawinan terdahulu.Â
Dan pada sisi yang lain kita harus membangun kembali fondasi rumah tangga baru yang belum tentu menjamin sama perlakuan kita dengan anak-anak kita dari perkawinan terdahulu.Â
Jangan salahkan anak jika kelak mereka jadi anak yang nakal. Jangan pula salahkan bila nanti mereka jadi gampang frustasi, rendah diri dan jauh dari harapan kita sebelumnya.Â
Memang ada banyak kasus dimana anak-anak broken home berhasil menyabet prestasi dan meraup ke suksesan dalam karir dan rumah tangganya.Â
Tapi itu tidak lantas menjadi pembenaran bahwa, walaupun orangtua berpisah, anak-anak kita justru lebih mandiri dan bisa menentukan arah serta jalan hidup mereka sendiri.Â
Mandiri dan prestasi itu bukan lahir dari keluarga broken home. Mereka sejatinya lahir dari orangtua yang berakhlak mulia, punya keteladanan untuk dipanuti dan ber tanggung jawab terhadap masa depan kelu arganya.Â
Masa depan yang baik adalah harapan kita semua. Lahir dan tumbuh generasi baru yang cerdas, beriman dan berakhlak mulia serta menaruh hormat pada orangtua dan sesama.Â
Untuk mewujudkan itu semua tidak mudah memang. Perlu kerja keras dan dukungan dari semua pihak.Â
Mulai dari keluarga dekat, orangtua, kakek dan nenek, teman sejawat dan handai tolan hingga pihak-pihak yang punya wewenang untuk itu.Â