Memang harus diakui hanya karena masalah sepele seorang suami maupun isteri acapkali tidak mampu mengendalikan emosi.Â
Rasa egoisme yang tinggi dan merasa paling benar sendiri lebih ditonjolkan ketimbang duduk bersama untuk menyelesaikan akar pokok persoalan.Â
Belum lagi ada keberpihakan keluarga dekat yang kehadirannya bukan untuk mendinginkan suasana tapi justru memperkeruh nya sehingga tidak ada solusi.Â
Masing-masing dari kita punya alasan sendiri kenapa sampai tidak bisa mengendalikan emosi yang berujung pada perceraian.Â
Tapi harus tetap diingat juga masing-masing suami isteri punya hak, kewajiban dan tanggung jawab yang sama untuk mempertahankan rumah tangga.Â
Jadi sewajarnyalah, sebelum memutuskan untuk hidup berpisah, perhatikan lah juga nasib dan masa depan anak keturunan kita.Â
Karena mereka lah masa depan kita. Mereka lah yang bakal meneruskan estafet kehidupan kita kelak.Â
Sebuah generasi yang diharapkan mampu membawa perubahan positif bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.Â
Setiap dari kita boleh jadi mengklaim perceraian adalah jalan terbaik untuk menyelamatkan rumah tangga.Â
Tapi sesungguhnya lah klaim kita itu belum diamini oleh orang terdekat kita, anak-anak kita yang kita cintai dan sayangi.Â
Karena boleh jadi klaim kebenaran kita lebih tertuju pada pasangan kita, suami dan isteri.Â