Menyelamatkan Lingkungan Hidup
Oleh aminuddin
SIAPA tak kenal sosok lelaki satu ini. Salah satu pendiri Teater Potlot dan mahir menulis puisi.Â
Conie Semua, itulah namanya. Mengaku menyenangi dunia teater karena lewat teater kita bisa belajar banyak hal termasuk mengetuk, mengingatkan dan mengajak semua pihak untuk bersama-sama melakukan penyelamatan lingkungan.Â
Senang dan mulai menekuni teater sejak SMA. Waktu itu diperkenalkan oleh Anwar Putra Bayu.Â
"Kami dengan komunitas anak-anak muda yang tergabung dalam wadah karang taruna mendirikan grup kesenian yang salah satunya adalah drama atau teater, " kenang Conie.Â
Awalnya saya tidak begitu tertarik dengan dunia akting. Saya selalu terlibat di penataan musik dan penulisan sastranya saja.Â
"Baru beberapa produksi, saya mulai belajar menulis naskah dan me nyutradarai nya, " ujar Conie.Â
Alasan kenapa memilih teater, menurut Conie, karena saya orang nya senang kumpul dan kerja bareng.Â
"Saya melihat teater lebih tepat karena mengutamakan kebersamaan dan kerja kolektif, "aku Conie.Â
Selain itu, di teater semua unsur seni dan ilmu pengetahuan dipertemukan.Â
Kita menempa diri dengan belajar banyak hal. Bukan cuma sini akting tapi juga belajar membaca dan menulis, kepekaan terhadap lingkungan sekitar, berdiskusi berbagai fenomena aktual di masyarakat selain mengasah pikiran kritis lewat berbagai sumber ilmu pengetahuan, dari mulai ilmu sosial sampai kepada buku-buku pengantar filsafat.Â
"Itu kami lakoni bukan karena tuntutan untuk membedah materi naskah pertunjukan teater, tetapi juga sebagai referensi menulis artikel dan karya sastra. Waktu itu, saya merasa punya sekolah kedua, bernama teater, " jelas Conie.Â
Tentu ada suka dan dukanya berteater itu. Tapi secara pribadi, kata Conie, lebih banyak sukanya.Â
"Saya merasa ada kegembiraan berkumpul dan berkarya, " ungkap Conie.Â
Mungkin karena saat itu masih bujangan dan belum berkeluarga.Â
Conie menceritakan, sekitar tahun 1980 sampai 1990-an iklim berteater di Palembang cukup baik. Puluhan teater tumbuh bersama kegiatan-kegiatan pentas dan ajang festival.Â
Para pekerja dan penggiat teater sempat juga mendirikan wadah perhimpunan di Paguyuban Teater Palembang.Â
Demikian pula halnya pembinaan dari pemerintah melalui dinas pendidikan dan kebudayaan berjalan dengan baik.Â
Bukan cuma teater tetapi juga ke giatan sastra seperti lomba baca puisi, musik, pameran seni rupa dan diskusi kebudayaan cukup kondusif.Â
Bagaimana dengan kondisi sekalrang?Â
Justru kebalikannya. Sangat memprihatinkan. Penyebabnya sangat kompleks. Terutama dari internal pelaku kesenian itu sendiri.Â
Sejak reformasi, banyak seniman khususnya pelaku teater beralih profesi. Jika sebelumnya ada yang bekerja di media koran, pasca reformasi mereka aktif pada kegiatan sosial dan politik.Â
Faktor regenerasi hampir bisa dikatakan tidak berjalan. Iklim berkarya dan berdiskusi sangat memprihatinkan. Apalagi untuk debat karya.Â
Minimnya kegiatan teater ini juga diikuti gedung infrastruktur yang kurang terurus.Â
P
Biodata :
Nama : Conie Sema
TTL : Palembang, 24 April 1965
Isteri : Bisri Merduani
Anak :
- Sema Millenium Duaribu
- Sema Gigaramadan
- Sema Epik Revolka
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : Sarjana (S1)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H