Ingin Tetap Sehat Walafiat
Oleh aminuddin
SUDAH lebih dari tiga tahun terakhir ini saya dinyatakan mengidap penyakit diabetes mellitus atau yang lebih dikenal dengan penyakit kencing manis.Â
Penyakit 'mematikan' ini, selain sempat menimbulkan keterkejutan pada diri saya juga secara langsung mengubah kebiasaan yang dilakukan selama ini.Â
Dulu, sebelum terkena penyakit kencing manis, porsi makan nasi saya bisa mencapai 2-3 piring. Kini tidak boleh lagi. Saya ubah menjadi satu centong nasi standar satu kali makan.Â
Dulu, saya sangat suka yang serba manis. Karena enak dan nikmat. Seperti es teler, es kacang merah dan beragam bolu. Tapi kini harus dan dengan berat hati saya kurangi.Â
Dulu, saya suka dengan yang namanya gorengan. Mulai dari pempek goreng, bakwan, pisang goreng hingga martabak manis. Kini saya tak boleh lupa diri lagi. Melahap banyak makanan seperti ini.Â
Dulu, saya suka yang serba lebih. Makan model dilanjutkan pempek dan es dalam jumlah yang banyak. Kini otomatis harus dibatasi.Â
Dulu, saya kurang suka dengan yang namanya buah-buahan seperti anggur, pepaya dan pokat. Seka rang tidak bisa tidak harus suka.Â
Yang paling menyiksa adalah ketika tibanya hari raya. Lebaran. Banyak makanan yang disajikan. Bikin ngiler sendiri.Â
Mulai dari ketupat dan kuah opor ayam, pempek segala rasa, bolu, kue kering dan basah hingga menu lain khusus lebaran.Â
Andaikata kita bertindak selaku tuan rumah, menerima tamu yang sanjo lebaran, tentu bisa diatasi dengan membatasi diri pada menu-menu tertentu saja.Â
Namun ketika kita bertandang ke rumah saudara, orangtua, teman sekerja dan handai tolan, sulit sekali membatasi jatah makan.Â
Selain menu yang dihidangkan serba terbaru, baru dilihat dan penasaran ingin mencobanya, juga ada perasaan tak enak menolak aja kan si empunya rumah.Â
Selama ini saya cukup dengan melakukan diet, lewat buku-buku yang saya baca, belajar dari penga laman mereka yang terkena diabe tes mellitus dan jaringan media sosial.
Alhamdulillah, khusus diet yang saya lakukan, cukup berhasil. Meski di waktu tertentu mengalami juga yang namanya naik dan turun kadar gula darah.Â
Kini, di tahun 2022 ini, saya tidak cuma melakukan diet saja.Â
Melakukan apa?Â
Bisa cek gula darah di rumah.Â
Caranya?Â
Saya putuskan untuk membeli alat pengontrol kadar gula darah. Jadi satu bulan sekali saya harus meng gunakan alat tersebut agar kadar gula darah saya terkontrol.Â
Obatnya?Â
Tentu telah saya siapkan. Saya saat ini menggunakan obat herbal. Kap sul daun insulin namanya. Untuk sementara ini saya punya 2 botol kapsul.Â
Satu botol berisi 60 kapsul dengan aturan pakai sehari 3 x 2 kapsul. Produksi CV Hanif Herbal Yogya karta - Indonesia.Â
Selain itu saya juga rutin melakukan aktivitas keseharian. Seperti bangun pagi dan menunaikan shalat Subuh.Â
Usai shalat Subuh, saya mencuci piring, mencuci pakaian dan bersih-bersih rumah.
Dilanjutkan tulis menulis. Makan siang dan setelah shalat Zuhur 'bobok' tengah hari. Sorenya menyiram bunga di pekarangan rumah.Â
Alhamdulillah, ada keringat yang keluar. Yang pasti tidak ada waktu yang terbuang percuma.Â
Sejauh ini kondisi badan saya ma sih fit dan bugar meski sudah me masuki kepala enam.Â
Hasil terakhir cek kadar gula darah saya bagus. Lumayan turun setelah sebelumnya, saat sakit tempo hari, sempat menyentuh angka 400.
Sama seperti rekan-rekan sesama penderita diabetes lainnya, di tahun 2O22 ini saya ingin tetap sehat dan masih bisa menjalankan aktivitas keseharian.Â
Doa dan motivasi serta semangat dari kalian untuk tetap bugar dan sehat sangat kami harapkan agar saya dan teman-teman yang lain tetap optimis melangkah dan memandang masa depan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H