Belum hilang rasa sakitku, lampu-lampu yang ada di ruang tamu menyala.Â
Ada tiga lampu teplok. Karena se rentak menyala, menerangi meja tamu. Aku silau dan untuk meng hindari cahaya dari lampu berbadan kaleng itu, kututup wajahku dengan kedua tanganku.Â
Aman pikirku dalam hati.
Setelah aman dari cahaya lampu, kubuka kedua tanganku pelan-pelan. Kulihat seorang nenek bertampang seram menakutkan.Â
Wajahnya dipenuhi bekas sayatan benda tajam. Matanya melotot. Bibirnya kelu dan pucat pasi. Sementara kedua kakinya menggantung, tidak menginjak lantai rumah.
Oleh Aminuddin
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI