Sawah dan hutan bukan bagian dari ruang di mana mereka tumbuh dan berkembang. Mal dan game centre apalagi gadget lebih diakrabi ketimbang meniti pematang sawah, menelusuri sungai dan menjelajah hutan.
Sembari mengeluh betapa anak-anak kita lebih suka menghabiskan waktu di kamar di depan layer gadget, kita berupaya mengingatkan mereka ancaman perubahan iklim. Melimpahnya bahan di dunia maya memudahkan kita menjelaskan betapa kepak sayap kupu-kupu di rimba Amazon dapat memicu badai tornado di bagian dunia yang lain atau apa yang sering disebut sebagai efek kupu-kupu (butterfly effect).
Sebagai pengetahuan mungkin hal tersebut mudah dijelaskan, apalagi dengan bantuan teknologi yang menjadikan simulasi rentetan kejadian tersebut nampak nyata. Nyata namun sesungguhnya maya.
Apakah pengetahuan tersebut berdampak pada tindakan? Kita bisa menjawabnya sendiri bahwa faktanya hutan semakin menciut luasannya. Kapasitas bumi menyerap emisi semakin berkurang dibuktikan suhu permukaan bumi semakin meningkat.
Menurut Laporan Iklim Global 2022 dari NOAA National Centers for Environmental lnformation, Tahun 2022 adalah tahun terhangat keenam sejak pencatatan global dimulai pada tahun 1880 dengan suhu 0,86C (1,55F) di atas rata-rata abad ke-20 sebesar 13,9C (57,0F).Â
Nilai ini 0,13C (0,23F) lebih rendah dari rekor yang dibuat pada tahun 2016 dan hanya 0,02C (0,04F) lebih tinggi dari nilai tahun lalu (2021), yang kini menempati peringkat ketujuh tertinggi. 10 tahun terhangat dalam rekor 143 tahun semuanya terjadi sejak 2010, dengan sembilan tahun terakhir (2014--2022) peringkat sebagai sembilan tahun terhangat dalam catatan.
Sayangnya informasi semacam ini meredup dalam aksi karena hanya mengendap sebagai data dalam memori. Disadari atau tidak beberapa jenis tanaman dan binatang perlahan-lahan kemunculannya kini hanya dalam bentuk gambar.Â
Sebagaimana hutan yang semakin berjarak dari keseharian, keberadaan kupu-kupu yang hinggap di tangkai bunga pun sayup-sayup hanya menjadi cerita. Kupu-kupu yang berperan dalam penyerbukan tanaman semakin jarang terlihat di dunia nyata.
Kupu-kupu yang lucu, kemana engkau terbang?
Kalimat dalam lagu tersebut sepertinya harus diganti menjadi
Kupu-kupu yang lucu, dimana engkau kini?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!