Ragam balap yang digerakkan oleh masyarakat di atas menunjukkan bahwa spirit balap sudah tumbuh mengakar di masyarakat. Melalui kegiatan balap, persaudaraan warga direkat dan teguhkan kembali di sela waktu mereka sibuk dengan urusan mata pencahariannya masing-masing.
Nah, ketika balap motor hadir yang perlu dilakukan sebenarnya hanya memindahkan kesiapan masyarakat dari yang sebelumnya terbiasa dengan wahana yang lekat dengan keseharian dalam aktifitas penghidupan menjadi wahana modern yang didatangkan dari belahan lain di dunia ini yaitu kendaraan bermotor.
Motor balap, motor cross dan kendaraan off road lainnya hanya mengganti tunggangan dari yang memanfaatkan alat mata pencaharian ke alat yang semata untuk hiburan.
Gemuruh emosi balap sejatinya sudah ada dalam masyarakat Sumbawa, dan Nusa Tenggara Barat pada umumnya, maka menjadi tugas pemerintahlah untuk memanfaatkan spirit itu ke dalam penyelenggaraan even dengan perspektif pariwisata dan cakupan global.Â
Peran pemangku kepentingan lainnya seperti dunia perhotelan dan pelaku usaha pariwisata diperlukan agar kebiasaan yang sebelumnya berfokus kepada kepuasan para peserta balap tradisional tersebut dapat ditingkatkan dengan memperhatikankepuasan pengunjung. Â
Kelak ketika semua agenda balap motor internasional di atas sudah rampung dan sukses, maka saatnya ungkapan sinis selama ini bahwa NTB identik dengan Nasib Tergantung Bali atau Nanti Tuhan Bantu diganti menjadi Nusa Tempatnya Balap.
Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H