Pulau Sumbawa yang alamnya berbukit-bukit dengan dominasi savana merupakan ekosistem yang akrab dengan kuda. Kuda menjadi teman para petani terutama sebagai alat angkutan. Ketika kendaraan bermotor masih jarang, maka mengendarai kuda adalah cara bergerak dari tempat ke tempat lain.Â
Kepemilikan kuda karenanya menjadi salah satu ciri orang berada pada masa lalu. Di masa modern, kepemilikan kuda meski tidak semasif jaman dahulu, juga menjadi tanda seseorang memiliki kelimpahan harta, karena memelihara kuda kini menjadi gengsi apalagi kalau kuda tersebut mampu bersaing di ajang pacuan kuda.
Pacuan kuda adalah atraksi masyarakat yang sudah menjadi warisan turun-temurun. Festival pacuan kuda digerakkan, diselenggarakan dan dirawat oleh masyarakat, bahkan pegiatnya tidak terlalu peduli ada atau tidak bantuan dari pemerintah. Selama masyarakat ada waktu luang di sela aktifitas utama bertani, maka pacuan kuda diagendakan di seantero wilayah dengan waktu yang disepakati bersama.Â
Selain kuda, ternaik lain yang juga menjadi kebanggaan tradisional masyarakat Pulau Sumbawa adalah kerbau. Mulanya kerbau dijadikan sebagai sumber tenaga untuk membajak sawah. Ketika aktifitas membajak di sawah untuk keperluan menanam padi belum dimulai, masyarakat Sumbawa terbiasa menggelar pacuan kerbau atau dalam bahasa setempat disebut BARAPAN KEBO.
Sebagaimana pacuan kuda digerakkan oleh komunitas, Barapan Kebo juga digerakkan oleh komunitas. Seantero wilayah akan ikut dalam barapan kebo yang jadwalnya pun disepakati secara musyawarah. Saat-saat jelang musim tanam, ketika petak-petak sawah sudah mulai digenangi air menjadi musim saat barapan kebo digelar.
Silih berganti desa demi desa menggelar pacuan kerbau ini. Silih berganti pula para pemilik kerbau mengunjungi setiap arena penyelengaraan. Sepanjang pemilik kerbau masih dapat menjangkau lokasi, maka sejauh itu pula sebaran peserta yang akan datang.
Kalau pacuan kuda pemenangnya ditentukan oleh kuda yang paling cepat mencapai finish, maka dalam barapan kebo pemenangnya ditentukan selain oleh kecepatan pasangan kerbau, juga kemampuan pasangan kerbau yang dipandu joki untuk mencapai tonggak sasaran yang ditentukan.
Masih belum cukup?
Masyarakat pesisir Sumbawa yang kesehariannya lekat dengan aktifitas di laut juga memiliki permainan rakyat sendiri yaitu BALAP SAMPAN. Sampan yang pada hari-hari biasa dijadikan wahana untuk menangkap ikan, pada musim-musim tertentu akan disulap menjadi sampan balap.
Kegiatan Balap Sampan (Boat Race)Â juga digerakkan oleh komunitas yang menyepakati desa pesisir mana yang akan menggelar balap sampan di tanggal dan bulan berapa. Dalam satu tahun, paling tidak ada 4 (empat) lokasi yang masyarakatnya siap menyelenggarakan ajang komunitas ini mulai dari bulan Maret sampai Agustus. Sebagaimana kegiatan masyarakat pada umumnya, kepastian tanggal penyelenggaraannya di setiap seri juga ditentukan berdasarkan musyawarah para pelaku.