Pendeknya ruang sebuah cerita ternyata hanya sebuah horizon, nampak di pandangan fisik namun tak tergapai di pandangan batin.
Penulis cerita pendek itu sebenarnya sedang bercerita dalam bentuk pendek atau justru sedang menyindir pandangan pembaca yang pendek jangkauannya?
Entahlah, karena panjang-pendek yang dikungkung oleh definisi geometrik tidak akan cukup menguraikan bahwa setiap kata yang paling pendek sekalipun, bahkan huruf, yang muncul telah melalui proses biologi mekanis yang rumit dari serangkaian syaraf manusia yang terhubung ke sistem otak.
Ternyata membaca fiksi tidak sesederhana yang saya bayangkan semula. Bukti paling nyata adalah saya sendiri pun belum mampu menulis fiksi. Namun sebagai pembaca saya dan Anda tetap memiliki hak untuk menantang kata-kata yang digunakan penulis fiksi.
Salam literasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H