Mohon tunggu...
Aminuddin Malewa
Aminuddin Malewa Mohon Tunggu... Freelancer - Penjelajah narası

Penikmat narasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dari "Work from Home", Kalahkan Jarak untuk "Work from Heart"

3 Juni 2020   20:00 Diperbarui: 3 Juni 2020   20:04 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi work from home (Photo by Tatiana Syrikova from Pexels)

Mungkin tidak disadari bahwa sekarang ini kita telah menjadi bagian dari komunitas baru yaitu Suku Maya. Tentu bukan Suku Maya, komunitas Indian di Amerika Latin yang dipercaya telah menghilang itu. Suku Maya yang saya maksudkan adalah virtual tribe yaitu komunitas yang aktif di dunia maya. Siapa pun anda, seperti saya yang tidak bisa lepas lagi dari internet, kita adalah anggota Suku Maya itu.

Kemajuan teknologi informasi yang berkelindan dengan perkembangan komputer menjadikan kehidupan kita kini tidak bisa dipisahkan dengan internet. Kebutuhan layanan data internet sepertinya harus dipertimbangkan menjadi bagian dari kebutuhan pokok manusia. 

Definisi sembako yang hanya menyasar kebutuhan asupan makanan memerlukan penyesuaian baru, karena ibarat minyak tanah (elpiji), internet memampukan kita menghadirkan makanan siap santap sepanjang akses internet tersedia. Elpiji bahan bakar untuk memasak diganti dengan paket data untuk memesan makanan apa bedanya?

Salah satu ciri anggota Suku Maya adalah anonimitas. Saya, anda dan mereka di luar sana yang bergabung tidak terlalu memerlukan verifikasi identitas. Akun-akun itulah identitas. Ada akun yang tetap setia dengan identitas sebenarnya dalam dunia nyata, ada yang sedikit menyamarkan dan ada yang menggunakan avatar yang bisa jadi adalah gambaran imajiner persepsi diri seseorang.

Namun terlepas dari siapa citra diri di dunia maya itu, kehadiran teknologi sangat membantu dalam menata ulang apa yang dimaksud dengan jarak dalam kehidupan. Kalaupun kehidupan di dunia nyata mungkin tidak sepenuhnya sama dengan geliat di dunia maya, kemudahan teknologi memberi saya, dan mungkin juga anda, cara memandang dunia dengan perspektif berbeda.

Apa yang dimaksud jarak nyatanya menjadi sesuatu yang cair. Sekali waktu kita akan mengukur jarak berdasarkan dimensi fisik geometris, di lain waktu kita menggunakan jarak dalam pengertian keterhubungan dan aliran informasi dan di waktu yang lain jarak menggambarkan kesamaan atau ketidaksamaan dalam suatu hal di antara anggota komunitas.

Keterhubungan informasi sebagai pengukur jarak adalah sepanjang informasi dan komunikasi terjalin dan mengalir maka terlepas di mana posisi fisik geometris seseorang menjadi tidak relevan lagi dipertanyakan. Suara, gambar ataupun data dalam bentuk lainnya dapat dialirkan dan dipertukarkan dengan cepat. Demikian pula ketika mengartikan jarak sebagai posisi dalam kesamaan, atau ketidaksamaan, dalam sesuatu hal. Kesamaan preferensi politik dapat menyatukan saya dan anda sebagai komunitas pendukung sesuatu isu di belahan dunia manapun masing-masing secara fisik sedang berada, sebagai salah satu contohnya.

Dalam pengertian itu maka #mengalahkanjarak bukan sesuatu yang mustahil, bahkan menjadi kenormalan baru. Kenormalan dalam kontek melakukan interaksi dan menjalin relasi antar sesama. Tentu saja kualitas kedekatan dalam pengertian jarak yang baru ini sangat ditentukan oleh kualitas layanan jaringan telekomunikasi yang tersedia. 

Produktivitas sebagai manfaat dari relas dan interaksi sangat terbuka peluangnya untuk dicapai meski dari jarak fisik yang berjauhan. Pada masa pandemi dewasa ini, beberapa pendekatan yang saya dan anda gunakan dalam beraktifitas sebenarnya sudah mengadopsi #mengalahkanjarak meski mungkin tidak kita sadari.

Work from home (bekerja dari rumah) dan study at home (belajar di rumah) adalah beberapa contoh ungkapan yang mencerminkan #mengalahkanjarak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun