Mohon tunggu...
Aminuddin Malewa
Aminuddin Malewa Mohon Tunggu... Freelancer - Penjelajah narası

Penikmat narasi

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

St. Augustine (FL), Cinta di Ujung Karang

21 April 2020   13:50 Diperbarui: 22 April 2020   14:30 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tentara Spanyol bersiap menembakkan meriam di Castillo de San Marcos, St Augustine (dokpri)

Menelusuri masa lalu berarti membuka memori dan menapaki jejak yang terbentang dalam ruang yang membentuk identitas sebuah komunitas.

Entah identitas itu kemudian diramu menjadi sebuah narasi kebanggaan atau sebaliknya mendeskripsikan sebuah tragedi semuanya berpulang kepada yang melakukan penjejakan itu.

Selalu ada sisi hitam dan sisi putih dari sebuah atau rangkaian peristiwa masa lalu.

Menapaki jejak pendatang Spanyol di sebuah kota tua yang bernama St. Augustine menjadi pengalaman yang sangat berharga.

Perjalanan dari Gainesville, pedalaman Florida, menuju St. Augustine di pantai timur Amerika sejauh 75 mil yang kami tempuh selama sekitar satu setengah jam adalah perjalanan menuju masa lalu. Masa lalu yang terbentang dari tahun 1565.

Perjalanan selama satu setengah jam itu adalah perjalanan yang mulus melintasi jalan bebas hambatan, ya betul-betul bebas dari hambatan.

Di Florida ini, ruas jalan diidentifikasi dengan nomor, bukan nama ruas seperti di negara kita.

Terus terang saya lupa nama atau nomor jalannya apakah melalui FL-26E, FL-100E atau melalui rute Stat Rd21-FL16E, selain karena memang tidak sempat mencatatnya juga karena kualitas jalan yang memang mumpuni, nyaris tanpa hentakan terasa baik karena badan jalan tanpa gelombang maupun belokan yang mulus.

Sesekali rumah petani di kejauhan melintas. Di kejauhan karena memang lahannya yang sungguh luas yang membuat jarak antara jalan tengan rumah-rumah terasa lapang.

Dalam hati, sepanjang jalan saya hanya merenung dan mengingat kembali standar geometrik jalan yang dulu kami pelajari di bangku kuliah.

Di sini saya dapat melihat praktik dari semua standar yang dijejali di bangku kuliah itu. Gambaran tentang badan jalan, bahu jalan, daerah milik jalan, daerah pengawasan jalan sampai hirarki jalan tergambar dengan jelas.

Mungkin karena di negara kita batasan tersebut sering diabaikan karena alasan klasik anggaran, seorang pengendara roda dua bisa saja tiba-tiba muncul di jalan nasional yang menurut hirarki seharusnya dia melewati dulu jalan dengan hirarki sesuai secara bertingkat.

Oh ya, kami berangkat dari Gainesville tempat kami "boyongan" sementara karena selama  dua minggu di Bulan Mei 2015 itu kami terjun ke kampus Santa Fe College di kota tersebut mengikuti hari demi hari bagaimana pendidikan dikelola dan dijalankan.

Saat itu Santa Fe adalah college terbaik di Amerika Serikat (#1 National) menurut penilaian Aspen Institute.

College dalam sistem pendidikan Amerika adalah salah satu penghubung antara SMA dan Perguruan Tinggi. Kalau Anda hanya membutuhkan ilmu dan ketrampilan untuk bekerja, bukan mengejar gelar untuk gengsi-gengsian college-lah tempatnya karena selulus dari college setelah menempuh kuliah 2 (dua) tahun anda akan memperoleh sertifikat keahlian untuk bekerja.

Jarak Gainesville dari Tallahassee, ibukota Negara Bagian Florida, sendiri sekitar 150 mil ke arah timur yang ditempuh sekitar 2 jam perjalanan darat.

St. Augustine sendiri menurut catatan sejarah merupakan kota pertama yang dibangun di daratan Amerika. Tentu definisi kota di sini adalah pemukiman yang memenuhi kriteria sebuah kota dan bukan perkampungan Indian yang jauh sebelumnya sudah banyak bertebaran sampai ke pedalaman Amerika.

Deklarasi sebagai kota pertama dan tertua rupanya menjadi penanda dalam ruang benak warga Amerika dewasa ini, bahwa awal kolonisasi Spanyol menjadi awal dari era peradaban modern mereka.

Tidak bisa dipungkiri bahwa pendaratan Columbus 12 Oktober 1492 (tanggal yang kemudian diperingati sebagai Hari Columbus) menandai era kulturasi ke Benua Amerika berupa kontak orang Eropa dengan penduduk asli Amerika.

Columbus sendiri sebenarnya penjelajah berkebangsaan Italia tapi memulai pelayaran dengan membawa bendera Spanyol atau lebih tepatnya Castilla.

Sekitar seratus tahun kemudian tepatnya 1565, laksamana dari Spanyol Pedro Menendez de Aviles mendirikan pemukiman atau kota yang sekarang dikenal sebagai St. Augustine dan dewasa ini termasuk dalam wilayah St. Jhons County. Kota pertama dan karenanya tertua di Amerika Serikat namun sampai hari ini masih banyak bangunan peninggalan yang terpelihara seperti aslinya dahulu.

Bangunan peninggalan sejarah di St. Augustine, yang menurut saya paling fenomenal secara fisik, adalah Castillo de San Marcos, benteng yang terbangun dari struktur batu ini dimaksudkan untuk mempertegas dan mempertahankan klaim Spanyol atas apa yang mereka sebut sebagai Dunia Baru.

Castillo de San Marco adalah bangunan tertua di St Augustine, mulai dibangun 1672 dan selesai 1695, dan dalam usia lebih dari 300 tahun sekarang masih terpelihara dengan baik sebagai salah satu ikon utama destinasi wisata ini.

Salah satu atraksi wisata di benteng ini adalah prosesi penembakan meriam dari salah satu pojok benteng ke arah laut. Pelaku atraksi menggunakan peralatan dan pakaian lengkap seperti tentara Spanyol pada masa lalu plus penggunaan perintah dalam Bahasa Spanyol dalam protokol prosesinya.

Atraksi ini menarik diikuti dan membawa memori pengunjung ke masa awal-awal wilayah St. Augustine ini dipertahankan yang juga berarti memperkuat keberadaan dan klaim Eropa atas Dunia Baru tersebut.

Memandang laut dari atas benteng serasa penjelajah Spanyol yang memandang masa depan, sembari mereka memperkuat keberadaan pos militer terbarat mereka di San Luis (lihat artikel Mission San Luis, I'm Coming!).

Selain mengikuti prosesi penembakan meriam kita dapat menelusuri setiap ruang yang ada dalam benteng baik yang dulunya ditempati oleh tentara maupun ruangan tahanan dan yang sebagiannya dewasa ini difungsikan sebagai tempat penjualan cindermata bagi yang mencarinya.

Menelusuri jalanan di kota tua ini sesekali kita akan berpapasan dengan Bajak Laut. Pekerja sukarela yang menikmati atau mengisi hari libur dengan menambah semaraknya suasana di kota bersejarah. Ragam pakaian masa lalu yang dikenakan oleh para pemandu wisata membaurkan perasaan melintasi waktu.

Kalau berminat, topi sepeti yang dipergunakan Kapten Jack Sparrow banyak dijual di kios-kios cindera mata. Dan jangan kaget, banyak produk yang dijajakan ternyata buatan China. Ya, Made in China! Seperti contoh topi Jack Sparrow yang dibandrol $100!

Namun Anda jangan bayangkan produk China yang beredar di sini berkualitas seperti yang beredar di negara kita alias KW, semua produk yang beredar adalah kualitas terbaik atau kualitas ekspor dan dijamin tidak ada produk bajakan. Sambil mengingat betapa sering kita ditawari produk yang katanya sebenarnya kualitas ekspor namun ada cacat sedikit sehingga gagal lewat proses sortir.

Ngelantur sedikit, sayang saya tidak sempat mengambil gambarnya, saat berjalan kaki menelusuri pedestrian jalan di Tallahasse kami pernah melihat produk logam (kuningan) penutup lubang kontrol saluran drainase di tepi jalan raya yang bertuliskan Made in Indonesia.

Sesama pribumi kami saat itu menyimpulkan bahwa produk terbaik bangsa rupanya dijual keluar, lalu kita sendiri memanfaatkan produk yang gagal sortir.

Aneh tapi nyata.

Nah di St. Augustine sendiri ada museum Ripley's Believe It or Not! 

Saya hanya melewati dan memandang dari kejauhan Museum Aneh tapi Nyata Ripley's itu karena di negeri sendiri sudah banyak kejadian Aneh tapi Nyata. Masker yang sangat dibutuhkan oleh tenaga medis yang kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) di tengah pandemi Corona ternyata justru banyak diekspor, persis kayak penutup lubang kontrol saluran drainase.

Perjalanan menelusuri setiap pojok kota dapat dilakukan dengan berjalan kaki, dapat juga dengan kereta wisata. Kami memilih kombinasi, untuk melihat beberapa bagian dari kawasan ini dapat dari atas kereta wisata, seperti tempat penyulingan anggur yang katanya masih berproduksi, rumah kepala suku Indian yang kami lewati depannya, dan beberapa bangunan pemerintahan lainnya.

Bahasa Inggris yang pas-pasan, apa boleh buat, ternyata berguna juga saat kelaparan. Pelayan restoran akan banyak bertanya tentang makanan yang kita pesan karena jujur saja nama dan bahan makanan yang ditawarkan banyak yang asing. Fastfood yang di negara kita menjadi makanan bergengsi dan kedainya jadi tempat hang out favorit justru tidak terlihat.

Pak tua Paul Parker, tapi tetap semangat, yang mendampingi kami justru agak heran saat kami bertanya dimana kedai KFC atau McD. Karena menurut beliau, makanan seperti itu hanya untuk mereka yang terburu-buru dan tidak sempat duduk makan dengan tenang, seperti nasi kucing bagi kita. Dengan kata lain beliau tidak merekomendasikan.

Bahasa Inggris yang pas-pasan nyatanya cukuplah digunakan untuk mengatasi kelaparan dengan memesan makanan atau memilih sajian kopi. Dengan gelas kopi di tangan, kami melanjutkan perjalanan menelusuri gang demi gang kota tua ini.

Salah satu bangunan tua yang menarik perhatian saya adalah sekolah yang menggunakan bahan dari balok-balok kayu. Sekolah tersebut adalah bangunan sekolah pertama di Amerika, tentu saja karena ini kota pertama dibangun tentu bangunan publik yang ada juga bangunan pertama. Sayang bangunan yang masih asli ini tidak terbuka saat kami menyambanginya.

Kalau kita ingat bahwa pendiri negara kita sebagian besarnya adalah pendidik atau dibesarkan dalam lingkungan yang peduli dengan pendidikan, keberadaan sekolah tertua di kota tua St. Augustine ini menemukan korelasinya. Mereka membangun kota ternyata juga membangun sekolah dan dalam perjalanan sejarahnya tidak pernah ada yang berniat menggusur bangunan tua itu.

Hanya sekadar foto-foto di depannya dan kebetulan lewat lagi seorang Bajak Laut tua lengkap dengan pedang panjangnya. Kapan lagi bisa berfoto dengan bajak laut?

Jangan lupa Sheriff pun berkeliaran di kota ini. Dengan senang hati Sheriff akan memasukkan kita ke kerangkeng sembari menjelaskan bahwa Sheriff dulunya dipilih sendiri oleh warga yang mereka gaji dan bertugas menjaga ketertiban kota.

Hampir semua bangunan yang ada di kawasan ini masih digunakan, tentu dengan penyesuaian fungsi. Dengan penataan yang rapi dan pengendalian pemanfaatan terbukti bahwa memelihara peninggalan masa lalu tidak selalu berarti pemborosan, menghambur-hamburkan uang rakyat. Dengan keunikan dan sensasi yang ditawarkan justru peninggalan bersejarah menjadi penggerak ekonomi.

Negara Bagian Florida memang mengandalkan pariwisata sebagai salah satu sumber pendapatan negara namun apa yang dilakukan pemerintah adalah menyediakan layanan yang merupakan fasilitas umum seperti infrastruktur jalan, tenaga listrik, air bersih.

Dalam bahasa ekonomi apa yang dibiayai oleh pemerintah adalah barang publik (public goods) sedangkan pembiayaan yang bersifat mendatangkan keuntungan diserahkan kepada swasta seperti kedai-kedai kopi atau makanan, hotel-hotel. Pemerintah akan memperoleh manfaat finansial dari investasi yang dilakukan melalui pajak yang terbayarkan ke negara.

Perjalanan seharian mengelilingi kota tua St. Augustine membaurkan semua persepsi saya tentang masa lalu, kesibukan hari ini dan wajah masa depan. Mencoba menemukan benang merah horizon sejarah dan gambaran cita-cita masa depan adalah oleh-oleh terbesar yang saya dapatkan.

Cara merawat cinta, salah satunya dengan merawat memori dan meneguhkan ingatan akan hari-hari yang pernah dilalui bersama. Cinta tanah air di negeri Paman Sam ini dipahat di jalanan kota-kota tuanya. Batu-batu penyusun benteng Castillo de San Marcos pun bercerita tentang itu. Balok dan dinding kayu melapuk pun membawa cerita tentang mimpi masa depan.

Kalau cinta sering dihadirkan melalui citra bunga, mungkin maksud Ponce de Leon di tahun 1513 memberi nama wilayah ini sebagai Florida, dari Bahasa Spanyol “florido” yang berarti penuh dengan bunga (full of flowers) adalah agar cinta itu abadi dalam kenangan. Mungkin, karena pada sisi lain sejarah perbudakan adalah duri sejarah di sini.

Salam.

Di depan sekolah tertua (dokpri)
Di depan sekolah tertua (dokpri)

Bersama bajak laut tua penunggu St Augustine (dokpri)
Bersama bajak laut tua penunggu St Augustine (dokpri)

Taman di sudut gang, depan salah satu kedai kopi (dokpri)
Taman di sudut gang, depan salah satu kedai kopi (dokpri)

Gang dalam kampung tua (dokpri)
Gang dalam kampung tua (dokpri)

Jalan-jalan dengan Pak Sheriff (dokpri)
Jalan-jalan dengan Pak Sheriff (dokpri)

Dalam salah satu museum (dokpri)
Dalam salah satu museum (dokpri)

Briefing dari Sheriff (dokpri)
Briefing dari Sheriff (dokpri)

Penjaga benteng (dokpri)
Penjaga benteng (dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun