Dengan posisi demikian maka tidak heran minat menjadi dokter selalu tinggi di kalangan calon mahasiswa. Pilihan jurusan kedokteran selalu menjadi rebutan saat penerimaan mahasiswa baru dibuka.Â
Tentu saja perguruan tinggi negeri jadi tujuan serbuan utama selain karena reputasi dan sejarahnya yang panjang juga karena anggapan biaya yang lebih murah karena disubsidi negara.
Faktanya? Tanyakan kepada orang tua yang menyekolahkan anaknya di jurusan kedokteran. Berapa ratus juta rupiah yang dikeluarkan untuk bermacam nama atau jenis pembayaran yang harus dikeluarkan agar anaknya dapat diterima di jurusan kedokteran.Â
Ratusan juta rupiah itu bahkan tidak membedakan negeri atau swasta. Itu baru untuk masuk, belum lagi biaya sepanjang proses perkuliahan nantinya.
Mahalnya pendidikan dokter menjadikan peluang belajar kedokteran hanya dimiliki calon mahasiswa yang orangtuanya cukup kaya. Hanya orang kaya yang mampu menjadikan anaknya dokter, kalaupun ada dari kalangan berpenghasilan rendah, yakinlah itu hanya pencilan (outlier) dalam statistik.Â
Keterbatasan daya tampung di perguruan tinggi negeri tidak membatasi peluang orang kaya karena di perguruan tinggi swasta peluangnya juga terbuka, tentu dengan harga yang lebih tinggi lagi.
Di sini kita bisa menagih kepada pemerintah, kenapa biaya untuk menempuh pendidikan di jurusan kedokteran begitu tinggi? Bukankah menurut konstitusi tugas pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa?Â
Tujuan lain negara menurut konstitusi adalah memajukan kesejahteraan yang di dalamnya tentu termasuk pemajuan derajat kesehatan rakyat.Â
Kedua tujuan di atas sangat erat korelasinya dengan pendidikan kedokteran, dengan kata lain menyelenggarakan pendidikan kedokteran bagi masyarakat adalah tugas konstitusi yang karenanya harus ditanggung biayanya oleh negara.Â
Apalagi untuk jurusan yang begitu penting seperti kedokteran, kenapa justru diserahkan ke mekanisme pasar?
Eksklusifnya pendidikan kedokteran dan kesehatan pada umumnya bisa jadi berperan dalam rendahnya literasi kesehatan masyarakat kita sekarang.Â