Dalam Ensiklopedi Britanica dijelaskan etimologis museum" yang berasal dari "mouseion" yang memiliki arti "tempat duduk para Musai" dan dimaksudkan sebagai tempat melakukan perenungan atau suatu lembaga filsafat. Musai sendiri dalam mitologi Yunani terdiri dari 9 (sembilan) dewi anak Zeus dari hubungannya dengan Mnemosine. Kelompok dewi ini melambangkan seni dan dianggap sebagai sumber pengetahuan dan inspirasi seni.
Menggunakan turunan dari Bahasa Latin, museum adalah tempat melakukan diskusi filsafat sehingga Museum Alexandria yang didirikan oleh Ptolomeus (367/366 -- 283/282 SM) di abad 3 SM dengan perpustakaan dan para cerdik-pandainya lebih sebagai prototipe universitas ketimbang membayangkannya sebagai tempat memelihara dan menerjemahkan aspek material dari suatu warisan.Â
Di abad ke 17 kata museum kemudian digunakan di Eropa sebagai pemeliharaan koleksi-koleksi. Pemerintah sendiri melalui PP No 66 Tahun 2015 tentang Museum mendefinisikan Museum sebagai lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada masyarakat.
Agar kita tidak "terbelenggu" dengan bahasa undang-undang yang sering kaku, saya lebih ingin memandang museum secara lebih bebas. Â
Secara etimologis kita dapat mengartikan museum sebagai sumber inspirasi dan tempat menggali pengetahuan sehingga kita dapat membayangkan kalau sumber inspirasinya banyak, sepeti contoh AS di atas, maka betapa banyak pengetahuan dan seni yang lahir dari komunitas yang memelihara dan mengembangkan museum.
Bisakah kita menarik korelasi antara antara jumlah museum dengan tingkat kemajuan ilmu pengetahuan suatu komunitas atau bangsa?
Hubungan antara museum, warisan (heritage) dan komunitas yang dibahas oleh Elizabeth Crooke dalam bukunya Museum and Community, Ideas, Issues and Challenges (Routledge, 2007) memang menyebutkan bahwa hubungan ketigaya sangat komplek.Â
Apakah warisan yang membentuk masyarakat atau masyarakatlah yang menentukan apa saja yang pantas disebut sebagai warisan, dan karenanya pantas dilestarikan atau dipelihara.Â
Bagi sebagian kalangan, mengenali suatu komunitas adalah mengenali karakter yang dimiliki bersama yang biasanya berpangkal pada sejarah yang dapat diidentifikasi dan budayanya. Museum karenanya berperan membantu membentuk atau memperkuat komunitas dengan memelihara warisan sejarah sebagai bentuk ekspresi identitas.
Di sisi lain, ada pendapat bahwa pentingnya nilai masa lalu yang diidentifikasi melalui sejarah ditentukan oleh komunitas sendiri sehingga komunitas lah yang menentukan apa yang layak disebut sebagai warisan dan karenanya penting untuk dipelihara. Dalam pandangan ini maka keberadaan atau nilai penting museum ditentukan oleh masyarakatnya sendiri.
Yang pasti masyarakat membutuhkan sejarah dan identitasnya yang dipelihara dan diterjemahkan melalui museum sebaliknya museum membutuhkan masyarakat untuk mempertegas dan menjustifikasi nilai keberadaannya.Â
Fakta yang diutarakan di bagian awal dapat kita gunakan untuk menerka seperti apa wajah kita sebagai bangsa dalam memandang masa lalu dan menghubungkannya dengan harapan masa depan.