Perkenalanku dengan Campina
Bermula sekitar seperempat abad yang lalu aku berkenalan dengannya. Es krim dengan rasa dingin, lembut, bercampur manis yang begitu terasa di lidah. Hanya semangkuk ukuran sedang, pemberian bibi yang pulang bekerja dari Bandung kala itu...
Yup, tepat di moment lebaran, dimana seluruh anggota keluarga dari ayahku berkumpul di tanah kelahirannya, Ngawi. Demikian pula denganku beserta kedua orangtuaku. Kami ikut berkumpul di sana, beramai-ramai bersilaturrahim sambil mengenang masa lalu mereka. Semua kegiatan dan obrolan khas akan suasana Hari Raya Idul Fitri. Aku yang masih berusia 5 tahun, belum begitu memahami pembicaraan orang-orang dewasa yang sedang asyik bercakap. Aku ikut saja alur cerita mereka, mengalir tenang, tanpa gelombang intrik dan politik.
Perjalanan malam pun dimulai, aku tidur pulas di dalam bus antarkota yang membawa kami bertiga menuju kota tujuan. Paginya, sesampai di tempat yang dituju inilah, pertama kalinya aku berjumpa dengan es krim legendaris Campina. Bibi yang membelikanku semangkuk ice krim karena melihatku capai, lelah karena perjalanan yang telah kami tempuh. Yah, demi mengembalikan mood dan keceriaanku seperti sedia kala.
Tahu kan, kalau es krim diklaim bisa meredakan stress dan mengembalikan keceriaan?! Apalagi untuk anak-anak usia lima tahun, sudah pasti suka dengan es krim.
Dengan lahapnya aku makan makanan yang teramat istimewa itu. Jangan heran, bila semangkuk es krim bagiku saat itu sudah sangat mewah. Bagaikan makanan yang disajikan dari restoran hotel bintang lima. Karena memang kondisi keluargaku waktu itu tergolong akar rumput. Keluarga dengan kemampuan ekonomi yang pas-pasan, bahkan tergolong kelas bawah.
Kini, setelah 25 tahun berlalu, es krim Campina ini masih melegenda di lidahku. Bahkan setelah lintas generasi. Lalu setelah aku mempunyai dua anak, semakin sering kunikmati kelembutannya. Kadang di waktu sore, aku mengajak mereka ikut serta menikmati kelezatannya di scoop counter Campina terdekat.
Begitu pula dengan kedua adikku, kami sekeluarga semua suka es krim Campina. Di waktu senggang, saat berkumpul, sering kami membeli es krim Campina untuk dinikmati bersama-sama di rumah.
Aku baru mengetahui, ternyata...
Sekarang Campina sudah berusia 46 tahun. Sudah sangat lama, tak ku sangka kalau usianya lebih tua dari usiaku. Sejarahnya, tepat pada tanggal 22 Juli 1972 produk Campina mulai diciptakan oleh Bapak Darmo Hadipranoto beserta istrinya. Lokasinya berada di garasi rumahnya yang terletak di Jalan Gembong Sawah, Surabaya.
Demikian pula dengan cara penjualannya, beragam cara digunakan mulai dari menggunakan armada sepeda, frezer, hingga van. Beberapa perlengkapan yang digunakan dari masa lalu ini tersimpan dengan baik di pabrik Campina. Ada semacam museum mini untuk mempelajari sejarah lahirnya perusahaan.
- Senantiasa mengutamakan kepuasan pelanggan
- Menjaga kualitas es krim terbaik
- Tidak pernah berhenti untuk berinovasi
- Menjunjung tinggi komitmen kepercayaan para pemegang saham dan karyawan
- Memegang teguh prinsip usaha yang bersahabat dengan lingkungan
Perwujudan Visi dan Misi Campina
Lalu, dalam perjalanan daring dan pendekatan untuk mengenal Campina lebih jauh, kutemukanlah beragam informasi tentang keprofesionalan pihak PT Campina Ice Cream Industry Tbk dalam mengelola perusahaanya. Meskipun saya belum berkesempatan factory visit dan melihat langsung dengan mata kepala sendiri, saya sudah yakin kalau prosesnya yang sedemikian bagus akan menghasilkan produk yang berkualitas yuhud pula.
Kenyataan yang kuperoleh, visi dan misi yang tercantum bukan hanya dijadikan pajangan dan isapan jempol belaka. Namun, Campina benar-benar mewujudkan visi dan misi yang tercantum di atas dalam beragam bentuk.
Pertama, Campina yang senantiasa mengutamakan kepuasan pelanggan. Dengan ini, Campina berkomitmen menggunakan bahan baku alami dan berkualitas tinggi. Prosesnya pun dikerjakan oleh tenaga kerja yang terdidik dan telah melalui uji mutu yang ketat. Sehingga diperoleh produk berkualitas yang dapat memuaskan pelanggan.
Di dalam ruang penyimpanan, seragam yang dikenakan sudah berganti lagi. Di sini diwajibkan memakai jaket tebal seperti jaket yang dikenakan pada waktu hujan salju. Karena di ruang penyimpanan ini suhunya mencapai sekitar -30 derajat celcius. Brrrrr... Bisa dibayangkan dinginnya. Makanya setiap satu jam sekali, pekerja yang berada di sini harus keluar sejenak untuk menghangatkan badan supaya kondisi badan tetap prima.
Ketiga, terus berinovasi. Hingga kini, es krim Campina memiliki varian produk hingga 80 macam. Varian ini tersegmentasi untuk anak-anak, dewasa/remaja, dan keluarga. Dengan inovasinya ini, Campina mampu menembus pasar dunia. Terbukti dengan adanya kerja sama Campina dengan pihak Nickelodeon. Dimana Campina menjadi satu-satunya es krim berlisensi yang memasarkan es krim Spongebob dan Avatar di Asia Tenggara.
Selain itu, Campina juga berinovasi dengan menghadirkan es krim bernuansa super hero, namanya Marvel. Hal ini terinspirasi dari film box office Hollywood Marvel. Wow, keren yaaa...
Masih ada inovasi lain untuk yang sedang diet ketat. Jangan khawatir, memakan es krim tidak akan menambah jumlah lemak jenuh di perut. Karena kini telah hadir produk terbaru LuVe Litee, es krim low fat dan 100% non dairy pertama di Indonesia.
Keempat menjunjung tinggi komitmen kepercayaan para pemegang saham dan karyawan. Hal ini diwujudkan dengan dipublikasikannya berbagai laporan di halaman khusus untuk investor pada website Campina. Isinya tentang informasi, laporan keuangan catur wulan, laporan keuangan tahunan, laporan tahunan, prospektus, dan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS).
Untuk menjaga kepercayaan publik, Campina juga mengundang pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum dalam kegiatan 'Factory Visit' untuk melihat proses pembuatan es krim Campina yang higienis dan berkualitas.
Kelima prinsip usaha yang bersahabat dengan lingkungan. Partisipasinya untuk menjaga keseimbangan alam dan mengurangi pemanasan global terwujud dalam beberapa contoh kegiatan yang telah dilakukan. Seperti penanaman 1000 pohon di Banda Aceh, adanya Roof Top Organic Garden di lingkungan pabrik, dan pengolahan sampah menjadi kompos.
Pengolahan sampah ini sudah diterapkan di dalam pabrik Campina. Yaitu dengan menharuskan para karyawan untuk memilah-milah sampah secara bergotong-royong ke dalam tong pembuangan.
Sesuai dengan visi dan misi yang diembannya, Campina betul-betul menorehkan sejarah perusahaan es krim yang fenomenal. Terbukti hingga hampir setengah abad perjalananya, Campina mampu menapaki tangga kesuksesan, dan menjadi es krim yang legendaris. Semua kesuksesan ini tentu hasil dari kerja keras pihak-pihak terkait. Mulai dari perusahaan, karyawan, investor, serta konsumen setia Campina. Semoga ke depannya, Campina bisa mencapai puncak kesuksesan agar semakin banyak pula produk Indonesia yang mendunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H