Mohon tunggu...
Aminnatul Widyana
Aminnatul Widyana Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger yang suka cari ilmu

Dina/Aminnatul Widyana/mom's of 2 childs/blogger/SM3T/teacher/tim penggerak PKK/Visit www.amiwidya.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bertolak dari Reok Menuju Ruteng bersama Tolak Angin

3 Agustus 2018   20:47 Diperbarui: 3 Desember 2018   20:42 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa kukatakan lebih dahsyat? Karena untuk bisa ke sana di tahun baru, tidak tersedia mobil travel nyaman seperti hari-hari biasanya. Para sopir travel yang beragama Katolik, pasti merayakan hari besarnya. Sehingga membuat mereka libur bekerja untuk sementara. Kalaupun ada yang tetap bekerja, mereka sudah memuat penumpang lain yang sudah antre booking tempat dari Reok menuju Ruteng. Maka dengan sigap, muncullah inisiatif salah satu temanku dengan menghadang truk muatan yang masih kosong baknya untuk dijadikan tumpangan ke kota. Akupun ikut saja bersama kelima teman lainnya.

Perjalanan ke Ruteng naik truk (dokpri)
Perjalanan ke Ruteng naik truk (dokpri)
Selanjutnya, dengan naik truk ini kami membayar lebih murah daripada ongkos naik travel. Tetapi diimbangi dengan fasilitas yang super mewah, yaitu AC alami yang kencang di bagian bak truk, tempat duduk yang sangat luas, pemandangan ke luar yang lebih bebas, dan lika-liku rute jalan pegunungan yang tidak biasa. Karena harus memutar arah, tidak melewati jalur langsung menuju kota. Entah lewat daerah mana, aku sudah lupa.

Walhasil, aku yang hanya berkaos biasa tanpa mengenakan jaket ini langsung pusing, pucat, dan mual-mual di tengah jalan. Jelas aku terserang masuk angin dan mabuk kendaraan. Untungnya, bak truk yang terbuka lebar memudahkanku memuntahkan isi perut yang sudah bergejolak. Tidak perlu kebingungan mencari kantong plastik lagi.

Akhirnya, sepanjang perjalananpun menjadi cerita berkesan yang penuh gelak tawa. Tak henti-hentinya teman-teman menertawakanku. Untungnya waktu itu, ada seorang teman yang selalu siap sedia membawa permen dan obat herbal Tolak Angin. Diberikannya kepadaku sebagai pereda mabuk perjalanan dan penghilang rasa mual. Sesampainya di Kota Ruteng, akupun bergegas membeli sendiri satu pack Obat Herbal Tolak Angin di toko.

Baru sampai di Ruteng, Manggarai (Januari, 2013) (dokpri)
Baru sampai di Ruteng, Manggarai (Januari, 2013) (dokpri)
Aku percaya Tolak Angin adalah satu-satunya obat masuk angin yang mendapat sertifikat obat herbal terstandar. Sehingga bahan baku dan mutunya sudah terstandarisasi. Bahan-bahan herbal pilihan seperti adas, kayu ules, jahe, daun mint, dan madu dikomposisikan secara tepat dan diproses oleh pabrik Sidomuncul yang sudah berstandar farmasi.

Aneka Produk Tolak Angin Sidomuncul (dokpri)
Aneka Produk Tolak Angin Sidomuncul (dokpri)
Resep yang sudah ada sejak tahun 1930 ini juga sudah lulus uji toksisitas dan uji khasiat, jadi aman untuk dikonsumsi. Selain itu, Tolak Angin ampuh mengatasi masuk angin serta meningkatkan imunitas tubuh.

Aku jadi menyesal mengapa nggak minum obat herbal Tolak Angin dan nggak sedia minyak angin Tolak Angin Care saat akan berangkat perjalanan jauh selama kurang lebih 3 jam. Sehingga angin pun menyerang, membuatku mabuk perjalanan dan kecapaian.

Pengalaman ini membuatku belajar dan mejadikanku lebih berhati-hati saat akan perjalanan jauh. Sesuai dengan slogan Tolak Angin,"Orang pintar minum Tolak Angin Sidomuncul". Kini dengan selalu sedia Tolak Angin saat bepergian, membuatku lebih tenang karena nggak takut masuk angin, capai, pusing, mual, dan mabuk perjalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun