Sejak didirikan pada tahun 1912 oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan, Muhammadiyah telah menjadi salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia yang berperan aktif dalam berbagai aspek pembangunan sosial. Salah satu bidang yang mendapat perhatian khusus dari Muhammadiyah adalah kesehatan.Â
Melalui berbagai program layanan kesehatan, Muhammadiyah berupaya memberikan akses yang lebih merata kepada masyarakat, terutama bagi mereka yang kurang mampu secara ekonomi atau tinggal di daerah terpencil.Â
Kontribusi Muhammadiyah dalam bidang kesehatan tidak hanya terlihat dari pendirian rumah sakit dan klinik, tetapi juga melalui usaha-usaha pemberdayaan masyarakat dan penanganan krisis kesehatan.
Salah satu dampak terbesar dari program kesehatan yang dijalankan oleh Muhammadiyah adalah pengurangan ketimpangan akses kesehatan di Indonesia. Melalui pendirian rumah sakit, klinik, serta pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Muhammadiyah di berbagai daerah, terutama di wilayah pedesaan dan terpencil, Muhammadiyah telah membantu banyak orang yang sebelumnya kesulitan mendapatkan layanan kesehatan yang memadai.
Menurut data yang dikumpulkan oleh Suryoputro (2015), Muhammadiyah telah mendirikan lebih dari 120 rumah sakit dan ratusan klinik di seluruh Indonesia. Fasilitas-fasilitas ini tidak hanya berfokus di daerah perkotaan, tetapi juga menjangkau daerah-daerah yang minim akses kesehatan, seperti di Papua dan Nusa Tenggara. Sebagai hasilnya, masyarakat yang tinggal di daerah terpencil kini memiliki akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan yang diperlukan, mulai dari pemeriksaan kesehatan dasar hingga perawatan medis yang lebih kompleks.
Selain itu, Muhammadiyah juga berperan penting dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan melalui pelatihan dan pendidikan tenaga medis. Universitas-universitas Muhammadiyah, seperti Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), telah menghasilkan lulusan-lulusan di bidang kedokteran dan kesehatan yang kompeten dan berdedikasi untuk melayani di berbagai daerah.Â
Hal ini tidak hanya meningkatkan kualitas layanan kesehatan di fasilitas-fasilitas yang dikelola Muhammadiyah, tetapi juga memperkuat sistem kesehatan nasional secara keseluruhan (Syahrir, 2019).
Muhammadiyah tidak hanya fokus pada layanan kesehatan kuratif, tetapi juga aktif dalam program-program kesehatan preventif dan promotif yang melibatkan masyarakat secara langsung. Melalui pendekatan community-based health care, Muhammadiyah berusaha untuk memberdayakan masyarakat agar mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk menjaga kesehatan mereka dan keluarga mereka.
Program Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang dijalankan oleh Muhammadiyah adalah salah satu contoh sukses dari upaya pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan. Program ini berfokus pada pemantauan kesehatan ibu dan anak, termasuk pemberian imunisasi, pemantauan gizi, serta penyuluhan kesehatan.Â
Dengan adanya Posyandu, angka kematian bayi dan balita di sejumlah wilayah berhasil ditekan, sementara kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan ibu dan anak semakin meningkat (Handayani, 2018).
Selain itu, Muhammadiyah juga menjalankan berbagai program penyuluhan kesehatan terkait penyakit menular seperti tuberkulosis (TB), malaria, dan HIV/AIDS. Program-program ini tidak hanya memberikan informasi tentang cara pencegahan penyakit, tetapi juga membantu menghilangkan stigma sosial yang sering kali terkait dengan penyakit-penyakit tersebut. Dengan begitu, masyarakat tidak hanya lebih sadar tentang pentingnya menjaga kesehatan, tetapi juga lebih terbuka untuk mencari bantuan medis ketika diperlukan.
Dalam situasi krisis kesehatan dan bencana alam, Muhammadiyah selalu berada di garis depan dalam memberikan bantuan. Muhammadiyah memiliki jaringan relawan dan fasilitas kesehatan yang tersebar di seluruh Indonesia, sehingga mereka dapat merespons dengan cepat ketika terjadi bencana atau wabah penyakit.
Salah satu contoh nyata dari kontribusi Muhammadiyah dalam penanganan krisis kesehatan adalah selama pandemi COVID-19. Melalui Muhammadiyah COVID-19 Command Center (MCCC), Muhammadiyah tidak hanya memberikan layanan medis kepada pasien yang terjangkit COVID-19, tetapi juga mendistribusikan alat pelindung diri (APD) kepada tenaga medis dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga protokol kesehatan.Â
Muhammadiyah juga mendirikan pusat-pusat isolasi mandiri bagi pasien COVID-19 yang tidak dapat menjalani isolasi di rumah (Raharjo & Setiawan, 2020).
Selain pandemi, Muhammadiyah juga telah lama terlibat dalam penanganan bencana alam, seperti gempa bumi dan tsunami. Dalam situasi bencana, Muhammadiyah sering kali mendirikan pos-pos kesehatan darurat untuk memberikan perawatan kepada korban luka dan mencegah terjadinya wabah penyakit. Jaringan relawan Muhammadiyah yang kuat memungkinkan organisasi ini untuk merespons dengan cepat dan efektif dalam situasi darurat.
Muhammadiyah tidak bekerja sendirian dalam menjalankan program-program kesehatannya. Organisasi ini sering kali berkolaborasi dengan pemerintah Indonesia, lembaga internasional, serta organisasi non-pemerintah lainnya untuk meningkatkan cakupan dan efektivitas program-programnya.
Sebagai contoh, Muhammadiyah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Kerjasama ini bertujuan untuk memberikan akses layanan kesehatan yang lebih terjangkau bagi masyarakat miskin.Â
Rumah sakit-rumah sakit Muhammadiyah juga banyak yang menjadi mitra dalam program JKN, sehingga masyarakat yang terdaftar dalam program ini dapat menerima layanan kesehatan dengan biaya yang lebih rendah (Suryoputro & Rahmawati, 2021).
Di tingkat internasional, Muhammadiyah bekerja sama dengan organisasi-organisasi seperti UNICEF dan WHO dalam menjalankan program-program kesehatan anak dan ibu, serta pencegahan penyakit menular. Kerjasama ini tidak hanya memperluas cakupan program kesehatan Muhammadiyah, tetapi juga membantu organisasi ini mengadopsi standar-standar kesehatan internasional yang lebih baik.
Dalam lebih dari satu abad keberadaannya, Muhammadiyah telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam bidang kesehatan di Indonesia. Melalui pendirian rumah sakit, klinik, serta program pemberdayaan masyarakat, Muhammadiyah telah membantu mengurangi ketimpangan akses kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup jutaan orang, terutama di daerah-daerah yang kurang terjangkau. Selain itu, peran Muhammadiyah dalam penanganan krisis kesehatan dan bencana alam menunjukkan komitmen organisasi ini untuk selalu hadir di tengah masyarakat yang membutuhkan.
Namun, meskipun kontribusi Muhammadiyah dalam bidang kesehatan sangat signifikan, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi di masa depan. Pertama, perkembangan teknologi kesehatan yang semakin pesat memerlukan penyesuaian dari fasilitas-fasilitas kesehatan Muhammadiyah, baik dari segi infrastruktur maupun keterampilan tenaga medis.Â
Ke depan, Muhammadiyah perlu berinvestasi lebih banyak dalam teknologi medis yang canggih serta pelatihan berkelanjutan bagi tenaga medis agar mampu bersaing dengan fasilitas kesehatan lainnya.
Kedua, kebutuhan masyarakat yang semakin beragam dan kompleks juga menjadi tantangan tersendiri. Muhammadiyah perlu terus berinovasi dalam menyediakan layanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, misalnya dalam bidang kesehatan mental yang sering kali masih kurang mendapat perhatian.Â
Selain itu, dengan meningkatnya populasi lanjut usia di Indonesia, Muhammadiyah juga perlu mempersiapkan layanan kesehatan khusus bagi lansia, termasuk perawatan jangka panjang dan hospice care.
Ketiga, tantangan dalam hal pembiayaan juga perlu mendapatkan perhatian. Meskipun Muhammadiyah telah banyak bekerja sama dengan pemerintah dan lembaga internasional, biaya operasional fasilitas kesehatan yang terus meningkat dapat menjadi beban yang berat.Â
Oleh karena itu, Muhammadiyah perlu mencari model pembiayaan yang lebih berkelanjutan, mungkin melalui pengembangan sistem asuransi kesehatan internal atau kemitraan dengan sektor swasta.
Secara keseluruhan, kontribusi jangka panjang Muhammadiyah dalam bidang kesehatan tidak dapat disangkal. Dengan komitmen yang kuat dalam menjalankan misi sosialnya, Muhammadiyah diharapkan dapat terus berperan sebagai salah satu pilar utama dalam pembangunan kesehatan nasional.Â
Tantangan-tantangan yang ada harus dihadapi dengan inovasi, adaptasi, dan kolaborasi yang lebih kuat, sehingga Muhammadiyah dapat terus memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat Indonesia di masa depan.
Daftar Pustaka
Azra, A. (2010). Muhammadiyah: A Reform Movement. Jakarta: Buku Kompas.
Handayani, E. (2018). Layanan Kesehatan Muhammadiyah: Studi Kasus LKC. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suryoputro, A. (2015). Sejarah Kesehatan Muhammadiyah di Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Raharjo, W., & Setiawan, A. (2020). "Peran Muhammadiyah dalam Penanganan Pandemi COVID-19." Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 12(3), 45-60.
Suryoputro, A., & Rahmawati, D. (2021). "Kolaborasi Muhammadiyah dan Pemerintah dalam Program JKN." Jurnal Kesehatan Indonesia, 14(2), 33-50.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H