Mohon tunggu...
Naana.com
Naana.com Mohon Tunggu... Freelancer - ~Kenali Dirimu, dan Jangan Berlebihan~

Sebutir debu semesta yang senantiasa menghindu Kasih-Nya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kupu

14 Juli 2024   17:18 Diperbarui: 14 Juli 2024   17:22 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indah sayapmu memesona pagi itu.

Hinggap di bunga yang satu.

Menari pada juntai tangkai si bunga,

Terbang kemudian hinggap pada tangkai lainnya.

Ku perhatikan tanpa pernah menoleh,

Berharap kupu terbang mendekat

Lalu hinggap di pundak, sejenak..

Tak pernah! 

Kupu hanya tinggal pada bias pandang,

Berputar, menari, dan melayang.

Kepakkan patrah sundara,

Mantrai pemandang jatuh mencinta,

Kemudian mengharap belai si kupu.

Tak pernah!

Kupu kian mengangkasa, 

Tebar serbuk-serbuk rindu,

Menghindu tisna.

Ia kian menjauh,

Pandang tak jenuh,

Kupu hinggap pada bunga yang merekah,

Aku tersenyum, kemudian berpasrah.

Ikhlas kupu bersenandung,

Bersama bunga dan kemewahan semesta.

Madura, 6 Juli 2022

~Naana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun