Mohon tunggu...
Amiliyyah FiNuril
Amiliyyah FiNuril Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Dinasti Abbasyiah (Awal Kemunculan, Sistem Pemerintahan, Kehancuran, dan Peninggalan Sejarah)

4 Juni 2023   05:12 Diperbarui: 4 Juni 2023   06:11 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah berhasil menggulingkan Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasyiah memindahkan pusat pemerintahan dari Damaskus ke Baghdad. Di bawah kekuasaan Dinasti Abbasyiah, Baghdad menjadi pusat kebudayaan dan perdagangan yang maju di dunia Islam, dan masa pemerintahan mereka dikenal sebagai Zaman Keemasan Islam. Pemindahan ibukota Dinasti Abbasiyah dari Damaskus ke Baghdad terjadi pada tahun 762 Masehi oleh Khalifah Abu Ja'far al-Mansur. Pemindahan ibukota ini didasarkan pada beberapa faktor, termasuk keuntungan strategis yang ditawarkan oleh lokasi baru, serta keinginan untuk memisahkan dinasti Abbasiyah dari pengaruh kekuatan sebelumnya, seperti Kekaisaran Romawi Timur dan dinasti Umayyah.

 

Baghdad terletak di antara dua sungai besar, Tigris dan Efrat, yang membuatnya mudah diakses dari berbagai wilayah. Lokasi ini sangat menguntungkan untuk perdagangan dan pertahanan, serta untuk memperluas kekuasaan politik dan ekonomi Dinasti Abbasiyah.

 

Pemindahan ibukota ini juga dimaksudkan untuk membawa lebih dekat pemerintahan dengan basis dukungan utama Abbasiyah, yaitu masyarakat Arab di daerah Irak. Selain itu, pemindahan ini juga bertujuan untuk menghindari pengaruh politik dari lingkungan istana sebelumnya di Damaskus, yang terkenal dengan gaya hidup mewah dan pengaruh dinasti Umayyah yang kuat.

 

Pada saat yang sama, khalifah Abu Ja'far al-Mansur juga memulai proyek pembangunan kota Baghdad yang besar, dengan menarik para arsitek dan insinyur terbaik dari seluruh dunia Islam. Hasilnya, Baghdad menjadi salah satu kota terbesar dan terindah di dunia Islam pada saat itu, dengan infrastruktur yang modern dan kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan budaya.

 

Pemindahan ibukota ke Baghdad oleh dinasti Abbasiyah memberikan dampak yang signifikan pada perkembangan dunia Islam dan sejarah dunia. Kota ini menjadi pusat kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan perdagangan di dunia Islam selama beberapa abad, dan meninggalkan warisan arsitektur yang sangat indah dan bersejarah.

 

Selama dinasti ini berkuasa, sistem pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, secara sosial dan budaya. Dalam perkembangannya, dinasti Abbasiyah terpecah menjadi lima periode, yaitu:

  • Awal Daulah Abbasyiah (750-800): Periode ini dimulai dengan kemenangan gerakan Abbasiyah dan pengangkatan Abu al-Abbas al-Saffah sebagai Khalifah pertama dinasti Abbasiyah. Pada periode ini, Abu al-Abbas al-Saffah berusaha untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya dan menegakkan sistem pemerintahan yang baru. Periode ini juga ditandai dengan konflik internal antara keluarga Abbasiyah, yang berusaha untuk memperkuat posisi mereka di pemerintahan.
  • Zaman Keemasan (800-900): Periode ini ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam yang pesat, terutama di bawah pemerintahan Khalifah Harun al-Rashid dan putranya, Al-Ma'mun. Pada periode ini, Daulah Abbasyiah menjadi pusat kebudayaan dan peradaban Islam, dengan perkembangan seni, sastra, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
  • Zaman Krisis (900-950): Periode ini ditandai dengan kemerosotan kekuasaan Daulah Abbasyiah, terutama karena tekanan dari kelompok-kelompok perlawanan seperti bangsa Turki dan Persia. Pada periode ini, keluarga Abbasiyah juga mengalami konflik internal yang serius, yang melemahkan posisi mereka di pemerintahan.
  • Zaman Kegelapan (950-1258): Periode ini ditandai dengan kemunduran kekuasaan Daulah Abbasyiah, dengan penurunan kualitas kepemimpinan dan melemahnya institusi pemerintahan. Pada periode ini, kekuasaan Abbasiyah berada di bawah pengaruh para wazir dan komandan militer, dan negara mengalami periode stagnasi dalam perkembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
  • Akhir Daulah Abbasyiah (1258-1517): Periode ini dimulai dengan kejatuhan Daulah Abbasyiah di tangan bangsa Mongol pada tahun 1258. Setelah itu, keluarga Abbasiyah masih mempertahankan posisi mereka sebagai simbol kekuasaan Islam, meskipun kekuatan mereka semakin melemah dan terbatas pada wilayah-wilayah kecil di sekitar Baghdad. Pada periode ini, kekuasaan Abbasiyah juga dipengaruhi oleh kekuatan luar seperti Dinasti Safawi di Persia dan Kesultanan Utsmaniyah di Turki. Daulah Abbasyiah berakhir pada tahun 1517 ketika Kesultanan Utsmaniyah mengambil alih Baghdad dan menempatkan wilayah kekuasaan Abbasiyah di bawah kendali mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun