Mohon tunggu...
Amila Safira
Amila Safira Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - lagi belajar

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Legal Opinion Pernikahan beda agama

16 Oktober 2021   19:30 Diperbarui: 16 Oktober 2021   19:31 2539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berdasarkan   Putusan   MA No.1400   K/Pdt/1986   Kantor   Catatan   Sipil diperkenankan  untuk   melangsungkan  perkawinan  beda  agama. Kasus  ini  bermula  dari perkawinan  yang  hendak  dicatatkan  oleh Lidya  Kandau (perempuan/Kristen)  dengan  Jamal Mirdad  (laki-laki/Islam. Dalam  putusannya  MA menyatakan  bahwa  dengan  pengajuan

pencatatan  perkawinan  di  KCS  Jamal  Mirdad  maka  telah  tidak menghiraukan  peraturan agama Islam tentang Perkawinan dan karenanya harus dianggap bahwa ia menginginkan agar perkawinannya   tidak   dilangsungkan   menurut   agama   Islam. Dengan  demikian,   mereka berstatus tidak beragama Islam, maka KCS harus melangsungkan perkawinan tersebut.

Secara a contrario maka   KUA   wajib   melangsungkan   perkawinannya,   karena perempuan yang  beragama  Nasrani  tidak  lagi   menghiraukan  statusnya  yang beragama Nasrani.

Oleh karena itu melakukan penundukkan hukum secara jelas kepada seluruh hukum Islam yang terkait dengan perkawinan.

Dengan  demikian,  dari  semula  pasangan  yang  berbeda  agama  tidak perlu  melakukan penyelundupan    hukum    dengan    mengganti    agama    untuk    sementara,    namun    bisa melangsungkan perkawinan tanpa berpindah agama.

Di Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki berbagai macam agama di dalamnya, jadi tidak dapat di jadikan permasalahan yang serius dengan adanya pernikahan beda agama. Tetapi jika dilihat dari sudut pandang islam maka hal itu sangat tidak disarankan bahkan dilarang keras. Tetapi di dalam hukum positif Indonesia hal tersebut tidak dipermasalahkan secara tegas. Namun dari aturan-aturan yang ada di Indonesia melihat Indonesia merupakan negara non sekuler maka di Indonesia tidak dapat dilangsungkan dengan adanya pernikahan beda agama.

Sumber :

Peraturan Pemerintah Pelaksanaan   Undang-Undang   Nomor   1  Tahun   1974   tentang Perkawinan, Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang  Nomor 1  Tahun  1974  tentang  Perkawinan,  Lembaran  Negara  Republik Indonesia Tahun 1975 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3050.

Undang-Undang  Perkawinan, Undang-Undang  Nomor  1  Tahun  1974  tentang  Perkawinan, Lembaran  Negara  Republik  Indonesia  Tahun  1974  Nomor  1, Tambahan  Lembaran Negara Nomor 3019.

Melida,  Djaya  S. Masalah  Perkawinan  Antar  Agamadan  Kepercayaan  di  Indonesia  dalam Perspektif Hukum. Jakarta: Vrana Widya Darma, 1988.

Sosroatmodjo, Arso, dan A. Wasit Aulawi, Hukum Perkawinan di Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang, 1978, Cet. Ke-2.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun