Berdasarkan  Putusan  MA No.1400  K/Pdt/1986  Kantor  Catatan  Sipil diperkenankan  untuk  melangsungkan  perkawinan  beda  agama. Kasus  ini  bermula  dari perkawinan  yang  hendak  dicatatkan  oleh Lidya  Kandau (perempuan/Kristen)  dengan  Jamal Mirdad  (laki-laki/Islam. Dalam  putusannya  MA menyatakan  bahwa  dengan  pengajuan
pencatatan  perkawinan  di  KCS  Jamal  Mirdad  maka  telah  tidak menghiraukan  peraturan agama Islam tentang Perkawinan dan karenanya harus dianggap bahwa ia menginginkan agar perkawinannya  tidak  dilangsungkan  menurut  agama  Islam. Dengan  demikian,  mereka berstatus tidak beragama Islam, maka KCS harus melangsungkan perkawinan tersebut.
Secara a contrario maka  KUA  wajib  melangsungkan  perkawinannya,  karena perempuan yang  beragama  Nasrani  tidak  lagi  menghiraukan  statusnya  yang beragama Nasrani.
Oleh karena itu melakukan penundukkan hukum secara jelas kepada seluruh hukum Islam yang terkait dengan perkawinan.
Dengan  demikian,  dari  semula  pasangan  yang  berbeda  agama  tidak perlu  melakukan penyelundupan   hukum   dengan   mengganti   agama   untuk   sementara,   namun   bisa melangsungkan perkawinan tanpa berpindah agama.
Di Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki berbagai macam agama di dalamnya, jadi tidak dapat di jadikan permasalahan yang serius dengan adanya pernikahan beda agama. Tetapi jika dilihat dari sudut pandang islam maka hal itu sangat tidak disarankan bahkan dilarang keras. Tetapi di dalam hukum positif Indonesia hal tersebut tidak dipermasalahkan secara tegas. Namun dari aturan-aturan yang ada di Indonesia melihat Indonesia merupakan negara non sekuler maka di Indonesia tidak dapat dilangsungkan dengan adanya pernikahan beda agama.
Sumber :
Peraturan Pemerintah Pelaksanaan  Undang-Undang  Nomor  1  Tahun  1974  tentang Perkawinan, Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang  Nomor 1  Tahun  1974  tentang  Perkawinan,  Lembaran  Negara  Republik Indonesia Tahun 1975 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3050.
Undang-Undang  Perkawinan, Undang-Undang  Nomor  1  Tahun  1974  tentang  Perkawinan, Lembaran  Negara  Republik  Indonesia  Tahun  1974  Nomor  1, Tambahan  Lembaran Negara Nomor 3019.
Melida,  Djaya  S. Masalah  Perkawinan  Antar  Agamadan  Kepercayaan  di  Indonesia  dalam Perspektif Hukum. Jakarta: Vrana Widya Darma, 1988.
Sosroatmodjo, Arso, dan A. Wasit Aulawi, Hukum Perkawinan di Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang, 1978, Cet. Ke-2.