Mohon tunggu...
Amila K.
Amila K. Mohon Tunggu... Freelancer - Cappucino latte

Pelajar| Universitas Islam Negeri Malang | Jangan biarkan hal kamu suka menguap di udara, take action| Lahir di kota Bersinar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi│Merangkak pergi

15 Agustus 2018   06:58 Diperbarui: 15 Agustus 2018   10:59 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lepaskan...

Aku mulai mengikhlaskan

Butuh perlahan

Untuk bisa menyembuhkan

Lukaku masih panas

Sisa-sisa yang tak kunjung pudar

Sesekali meringis

Sesekali memekik

Begitu seterusnya

Tenang saja, tuan

Engkau bisa melangkah tenang

Aku dan lukaku takkan menuntut keadilan

Dadaku cukup lapang

Menerima segala kesakitan

Membiarkan sayatan terbuka lebar

Kau, pergilah tenang

Aku takkan beranjak mengadu pada Tuhan

Biar saja kubungkus sendirian

Pergilah sudah, tuan

Jangan tengok ke belakang

Sebelum aku berubah pikiran

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun