Mohon tunggu...
Amiira Azizah
Amiira Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknologi Pangan Universitas Diponegoro

Undergraduate student at Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran Food Technologist dalam Pengembangan Pangan Fungsional

5 Juni 2023   11:31 Diperbarui: 5 Juni 2023   12:08 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuliah di Jurusan Teknologi Pangan (Sumber: nutrisipangan via wordpress.com)

Food technologist 

Food technologist atau ahli teknologi pangan merupakan salah satu profesi masa depan yang memiliki prospek di bidang pangan. Teknologi pangan memiliki keterkaitan hubungan yang erat dengan pengembangan bahan pangan, industri pangan,  hingga kemajuan nutrisi pangan dalam suatu masyarakat bahkan negara. 

Dalam mengkaji ilmu teknologi pangan, mahasiswa program studi ini harus mempelajari ilmu terkait kimia pangan, biokimia pangan, proses pengolahan pangan, analisis gizi pangan, jaminan mutu pangan, teknologi pengemasan dan penyimpanan, pangan fungsional, dan lain sebagainya. 

Sebagai food technologist yang baik harus dapat menganalisis pangan (sosial, ekonomi, nutrisi), proses pengolahan dan pengemasan, hingga aman dan layak dikonsumsi oleh konsumen dengan gizi yang optimal.

Pangan fungsional

Pangan fungsional merupakan makanan yang dapat dikonsumsi secara alami dan memiliki komponen bioaktif yang fungsional bagi kesehatan tubuh selain kandungan gizi pada umumnya. 

Pangan fungsional sebenarnya telah dikonsumsi oleh masyarakat sekitar sebagai pangan rumahan. Namun, kebanyakan masyarakat tidak memahami secara mendalam mengenai pangan tersebut, sehingga terkadang mengabaikan manfaat lain dari pangan tersebut terhadap kesehatan selain 'mengenyangkan'. Komponen bioaktif yang membuat suatu panganan tersebut dapat dikatakan sebagai pangan fungsional diantaranya:

  • Serat Pangan

Biasanya terdapat pada sayur, buah, bekatul, dan lain-lain. Panganan tersebut dapat dikatakan sebagai pangan fungsional karena sifatnya yang dapat mengabsorpsi glukosa dan kolesterol sehingga konsumsi serat pangan yang baik dapat mencegah diabetes maupun hiperkolesterol.

  • Inulin dan Fruktooligosakarida (FOS)

Biasanya terdapat pada pisang, bawang merah, dan bawang putih. Panganan tersebut dapat dikatakan sebagai pangan fungsional karena sifatnya yang tidak dicerna usus dan menstimulir bifidobacterial sehingga konsumsi inulin dan fruktooligosakarida (FOS) yang baik dapat mencegah konstipasi, melunakkan feses, dan meningkatkan bifidobacteri dan laktobasili.

  • Antioksidan

Antioksidan terbagi menjadi 2, yakni kelompok karotenoid dan flavonoid. Biasanya kelompok karotenoid terdapat pada wortel, labu kuning, telur, dan jagung. Panganan tersebut dapat dikatakan sebagai pangan fungsional karena sifatnya yang menetralkan radikal bebas, meningkatkan pertahanan oksidasi, dan menyehatkan mata. 

Lalu, pada kelompok flavonoid biasanya terdapat pada berry, anggur, apel, dan brokoli. Panganan tersebut dapat dikatakan sebagai pangan fungsional karena sifatnya yang menetralkan radikal bebas, meningkatkan pertahanan antioksidan tubuh, dan menjaga kesehatan jantung dan tubuh. Vitamin C dan E juga termasuk jenis antioksidan yang terdapat pada buah dan biji-bijian.

  • Probiotik

Biasanya terdapat pada susu probiotik dan yogurt. Panganan tersebut dapat dikatakan sebagai pangan fungsional karena mengandung mikroba hidup dalam skala tertentu yang dapat memberikan kesehatan, khususnya pada kolon, sehingga kesehatan kolon dapat bekerja dengan baik, bersih, dan sehat. Bakteri yang terkandung dalam susu probiotik dan yogurt adalah lactobacillus.

dan masih banyak lagi penelitian yang membahas komponen-komponen bioaktif pada pangan sehingga pangan tersebut dapat dikatakan sebagai pangan fungsional.

Indonesia sendiri sudah dianugerahi kekayaan sumber daya alam yang melimpah, dimana sumber panganan pun dapat kita temui dengan mudah dan dalam jumlah banyak. Namun, pada kenyataannya masyarakat Indonesia masih belum memiliki kepedulian dan inovasi pangan yang berkembang sehingga bahan pangan yang melimpah ini seringkali diabaikan dan tidak berkembang, bahkan cenderung melakukan impor bahan pangan. 

Padahal, apabila sumber pangan fungsional dapat dikelola dengan baik disertai dengan pengembangan sumber daya manusia yang baik pula, tentu akan meningkatkan kesehatan masyarakat dan pengembangan produk pangan fungsional. 

Hal inilah yang menjadi salah satu harapan mahasiswa teknologi pangan agar dapat mengolah serta mengembangkan pangan-pangan fungsional yang dapat memenuhi kebutuhan pangan dan kesehatan manusia. 

Memiliki peran penting dalam keberlangsungan hidup manusia yang disertai dengan banyaknya sumber pangan yang dapat diolah menjadi salah satu kunci kesuksesan dan harapan para ahli teknologi pangan dalam mengaplikasikan ilmunya di kehidupan nyata. Menjadi seorang ahli teknologi pangan tidak melulu hanya akan bekerja pada industri pangan, mereka juga bisa mengampu ke bidang penelitian pangan (food scientist), ahli gizi dan juga seorang pengusaha. 

Sumber referensi: 

Kusumayanti, H., Hanindito, S. B., & Mahendrajaya, R. T. 2016. Pangan fungsional dari tanaman lokal indonesia. Metana, 12(1): 26-30. 

Penulis:

Amiira Azizah – 23020122140201
Teknologi Pangan UNDIP 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun