Mohon tunggu...
Amie Primarni
Amie Primarni Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan Pemerhati Pendidikan Holistik

Amie Primarni Dr, lahir dan tumbuh besar di Jakarta. Ayahnya M. Tabrani asli Pamekasan, Madura. Ibu Siti Sumini asli Jogjakarta. Aktif sebagai Dosen, Pemerhati Pendidikan Holistik dan Komunikasi. Penulis Prolifik. Pemilik Mata Pena School. Penggagas Komunitas Dosen Menulis. Ketua Divisi Neurosains Pendidikan SINTESA. Anggota Asosiasi Penulis dan Editor, Assosiati Penulis Penertbit Pergurian Tinggi,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dua Suhu Turun Gunung

17 September 2021   19:00 Diperbarui: 17 September 2021   19:07 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemampuan bahasa asing ini memudahkan beliau mengakses banyak sumber bacaan utama sehingga pantas jika akhirnya para pembaca bisa mendapatkan penerangan yang sangat bagus.

Takjub melihat karya beliau, dan salut atas kegigihan beliau dalam membagi ilmunya hingga ke akar rumput, kerendahan hati beliau nampak dari cara beliau menyapa kami semua, dan sangat terbuka untuk menerima sesuatu yang baru dibuktikan langsung saat kopdar 7, dimana beliau sangat antusias untuk berkolaborasi bersama penulis lain.

Gaya menulis beliau sangat sufistik, beliau menyebutnya transenden - melibatkan hati - namun dikemas dengan bahasa yang mengalir ringan membuat karyanya enak dibaca. Dibalik pilihan diksi yang terkesan mudah dipahami, saya yakin ini kerja cerdas dan kerja hati yang luar biasa. 

Kata beliau, saat menulis gunakan hati, agar sampai ke hati pembaca. Saya sungguh sangat sepakat. Saya pun demikian, lebih menyukai menulis dengan hati ketimbang dengan pikiran. Menulis dengan hati memiliki ruh, memiliki rasa bahasa yang mudah menyentuh hati, sehingga ikatan penulis dan pembaca menjadi intens.

Menulis dengan hati,  apalagi dilakukan dengan  menulis tangan seperti yang dilakukan beliau  saya yakin sungguh memberikan energi yang luar biasa. Saya menyebutnya menulis Home Made. Umumnya, karya-karya home made, memiliki cita rasa tinggi. Sebab dibuat dengan sentuhan hati yang tinggi.

Aah. Prof, jika diperbolehkan untuk iri hati, saya sungguh iri hati dengan cara Prof yang mampu berekspresi sedemikian orisinal dengan cara dan  karya-karyanya.Saya tak punya kata-kata yang pas untuk menggambar sosok beliau. Doa saya saja untuk beliau, semoga semua ukiran tangan Prof, menjadi rekam jejak yang abadi.

Menulislah dengan bahagia dan membahagiakan.


GAYA BERPIKIR HOLISTIK : GOL A GONG


Gol A Gong, dikancah literasi siapa yang tak kenal beliau dengan visi yang kuat, sehingga cita-citanya terwujud dalam Rumah Dunia. Saya sendiri telah lama mengenal  nama beliau, tapi baru tahu sosoknya pada saat kopdar.

Mendengar suaranya pertama kali di acara kopdar, sudah membuat saya jatuh hati. Mengapa, bagi saya beliau adalah sosok eksekutor yang kreatif. Ide beliau tidak diranah imajinasi saja, namun sampai pada ranah realita yang mudah dilihat, dirasa oleh banyak orang. Ide-ide liarnya tereksekusi dengan baik. Beliau mampu meramu konsep dan membangun gagasan menjadi wujud nyata, tak banyak orang bertype generalis spesialis seperti beliau. 

Dan cara berpikir khas generalis spesialis ini mengindikasikan bahwa  beliau  sosok yang berpikir sangat holistik. Satu ide, bisa mencakup banyak hal. Satu ide, bisa mengakomodir banyak aktifitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun