Masih menurut cerita saudara saya yang sebenarnya cukup tertekan bergabung dalam organisasi ini karena bertentangan hati nuraninya. Misalnya, ketika para ibu mengadakan acara jalan-jalan ke luar kota. Harap tahu saja, kegiatan ibu-ibu (termasuk saya hehehe...) tidak jauh dengan yang namanya shopping. Tapi budaya ewuh pakewuh yang memang sudah mengakar dalam organisasi, mengakibatkan rasa tidak enak hati kalau tidak belanja padahal sebenarnya kurang perlu. Terutama jika ada nafsu 'bersaing' dengan teman yang suaminya punya posisi yang setara di kantor. Alasan klasik sebenarnya adalah GENGSI.
Apakah hal ini bukan sebagai hal yang mendorong suami yang beralasan membahagiakan istri dengan memenuhi apa saja yang diminta istri. Caranya bisa apa saja, jika gaji bulanan rasanya kurang, bisa jadi jalan korupsi, mark up, dan sejenisnya dilakukan. Mungkin saja kan?
****
Ini cerita lain lagi di kantor suami yang kebetulan sebuah perusahaan swasta asing. Tidak ada pergorganisasian khusus ataupun wajib untuk para istri. Istri cukup menjadi pendukung suami dalam internal keluarga saja. Sosialisasi antar karyawan yang melibatkan istri dan keluarganya diadakan setahun sekali dalam sebuah acara family gathering, di luar itu tidak ada.
Misalnya saja ada pergantian manager atau pejabat di perusahaan, ya cukup orang yang bersangkutan saja yang hadir. Istri, duduk manis saja di rumah, nggak sibuk pakai busana khusus dengan budget ratusan ribu bahkan jutaan hanya untuk sepotong busana dalam rangka menghadiri sebuah acara serah terima jabatan suami, nggak ribet kan? hehehe... Hal ini saya rasa cukup ampuh meminimalisir ulah para wanita yang biasanya punya sifat iri hati, dengki, suka saingan dan sebagainya.
****
Jadi sebenarnya apa ya fungsi organisasi wanita semacam dharma wanita terutama di instansi pemerintah ini?? Hanya untuk unjuk gigi sebagai pendamping suami yang baik? Mengisi waktu dengan kegiatan? Bersaing dengan istri rekan suami, ini kembali lagi pada motivasi para istri. Seperti yang kalimat pembuka dari tulisan ini apakah ingin menjadi wanita hebat atau menjadi wanita penjerumus suami?
Sebaiknya kita harus menyadari bahwa keinginan para suami untuk menumpuk harta kekayaan dengan melakukan korupsi ya karena ulah kita para ISTRI....
Salam hangat....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H