Mohon tunggu...
Ellys Utami Purwandari
Ellys Utami Purwandari Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Pecinta travelling, fotografi, dan masih terus belajar dalam menulis. Mimpi terbesar adalah ingin menimba pengalaman dari berbagai belahan dunia. \r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tes Calistung untuk Masuk SD, Perlu Nggak Sih??

21 Juni 2012   20:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:41 4450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun ajaran baru sudah di depan mata, inilah saat yang paling merepotkan bagi para orang tua. Bukan saja yang putra putrinya masuk perguruan tinggi, SMU, dan SMP tidak ketinggalan orang tua yang anaknya masuk play group dan TK juga ikut sibuk memilih sekolah yang "kualitasnya" paling bagus. Tentu saja demi pendidikan terbaik untuk anak-anak.

Saya pun jadi ingat saat saya tinggal sebuah perumahan yang umumnya dihuni keluarga muda di Pekanbaru. Menjelang tahun ajaran baru seperti ini para ibu sibuk ngobrolin sekolah TK paling bagus menurut mereka. Tak jarang mereka beradu argumentasi untuk mempertahankan pendapat bahwa sekolah pilihannya lah yang paling bagus. Untuk saya pribadi, memilih sekolah TK nggak usah terlalu dibikin rumit pilih saja sekolah dekat rumah, alasannya tentu karena lebih mudah untuk urusan antar jemputnya.

Ternyata orang tua yang memiliki putra putri usia SD juga tak kalah pusingnya. Karena masuk SD sekarang syaratnya bukan main ribetnya, dibandingkan tahun 1982 saat saya masuk SD. Kalau dulu, asal mau daftar sekolah saja pihak sekolah pasti dengan senang hati menerima. Sekarang SD saja sudah banyak macamnya, ada yang namanya sekolah unggulan, sekolah binaan, sekolah Islam terpadu, sekolah alam, sekolah full day dan entah apa lagi namanya. Label sekolah favorit disematkan pada sekolah-sekolah tertentu dengan fasilitas sekolah yang lengkap dan nilai UASBN lulusannya di atas rata-rata. Semakin banyak jenis sekolah, semakin banyak pula jenis tes masuknya, tak kalah dengan tes masuk perguruan tinggi.

Fenomena tes calistung memang marak beberapa tahun belakangan ini. Katanya sih untuk menyaring siswa yang akan mendaftar ke sebuah SD, terutama sekolah unggulan atau sekolah favorit milik pemerintah atau SD negeri. Karena peminatnya lebih banyak dari daya tampung sekolah maka pihak sekolah menyeleksi calon siswa dengan tes calistung selain seleksi umur. Banyak orang mempertanyakan tes ini, karena dalam peraturan penerimaan siswa baru, tes calistung tidak disyaratkan untuk masuk SD. Namun kenyataannya banyak SD yang melakukannya.

Berikut sebagian bunyi PP 17 tahun 2010 tentang penerimaan siswa baru SD :

Pasal 69 :

(5) Penerimaan peserta didik kelas 1 (satu) SD/MI atau bentuk lain yang sederajat tidak didasarkan pada hasil tes kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, atau bentuk tes lain.

Pasal 70 :

(1) Dalam hal jumlah calon peserta didik melebihi daya tampung satuan pendidikan, maka pemilihan peserta didik pada SD/MI berdasarkan pada usia calon peserta didik dengan prioritas dari yang paling tua.

(2) Jika usia calon peserta didik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sama, maka penentuan peserta didik didasarkan pada jarak tempat tinggal calon peserta didik yang paling dekat dengan satuan pendidikan.

(3) Jika usia dan/atau jarak tempat tinggal calon peserta didik dengan satuan pendidikan             sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sama, maka peserta didik yang mendaftar lebih awal diprioritaskan.

Menurut para psikolog, membaca, menulis dan berhitung (calistung) ini tidak boleh diajarkan pada anak-anak usia TK. TK adalah tempat bermain dan tempat anak belajar bersosialisasi, calistung boleh diajarkan sepanjang hanya mengenalkan saja, itu juga harus dikenalkan sambil bermain. Saya ingat jaman saya TK dulu memang hanya diajarkan menggambar bulat, garis, segitiga dan menyanyi saja. Namun sekarang "kurikulum" TK sudah jauh berubah, dengan memasukkan calistung jadi bagian dari program belajarnya.

Saya juga memiliki pengalaman yang berbeda dengan ketiga anak saya soal calistung ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun