Oleh Amidi
Â
Beberapa bulan ini di Palembang dan di beberpa Kota di negeri ini hampir setiap hari turun hujun. Sehingga, tidak ada salahnya kalau kita menyediakan payung di dalam kendaraan, membawanya pada saat berpergian ke suatu tempat.
Hal ini sesuai dengan pribahasa yang berbunyi; "sedia payung sebelum hujan". Pribahasa  yang populer dikalangan masyarakat negeri ini, mengandung makna yang dalam dan bisa diterjemahkan dari berbagai aspek.
Â
Berbagai Aspek Kehidupan.
Bila dicermati, pribahasa "sedia payung sebeum hujan" tersebut  secara sederhana dapat diterjemahkan/dimaknai bahwa  sebelum turunnya hujan, kita sudah mempersiapkan payung, begitu hujan turun payung tinggal kita gunakan.
Pengalaman saya, pada saat mau ke tempat ibadah. Sebelum saya pergi dari rumah ke tempat ibadah, saya sudah mempersiapkan payung untuk dibawak, karena jarak yang saya tempuh dari rumah ke  tempat ibadah lebih kurang 100 meter, sengaja saya berjalan kaki sekalian untuk mengolahkan raga agar raga dapat digerakkan dan senantiasa bergerak.
Begitu hujan terdengar turun, pada saat kita ber-ibadah tidak terganggu/tetap tenang, tidak terpikir kalau kita tidak bisa pulang ke rumah segerah. Walaupun hujan masih turun atau berlangsung, kita sudah selesai ber-ibadah, dengan serta merta kita tetap bisa pulang segera ke rumah tidak harus menunggu hujan berhenti, karena dengan membentangkan payung kita sudah bisa berjalan kaki menuju ke rumah kembali.
Artinya, jika kita belum menyediakan atau tidak membawa payung, berarti pada saat ketika kita sudah selesai ber-ibadah kita tetap harus menunggu hujan berhenti, baru kita bisa pulang berjalan kaki menuju rumah. Dengan demikian, kita telah  membuang-bunag waktu untuk menunggu hujan berhenti baru bisa pulang berjalan kaki menuju rumah.
Pribahasa "sedia payung sebelum hujan" tersebut bisa juga ditinjau dari aspek kehidupan sehari-hari. Misalnya, segala tindakan yang kita lakukan, sebelum bertindak, kita harus berhati-hati, kita sudah mempersiapkan segala sesuatu.
Mungkin tidak berlebihan kalau, diterjemahkan, sebelum mengeluarkan kata-kata dari mulut, harus dipikirkan terlebih dahulu, agar lawan bicara atau orang yang akan kita ajak bicara tidak tersinggung atau tidak marah. Hal ini lebih jauh memunculkan pribahasa; "mulutmu harimaumu".
Ada lagi suatu peringatan yang digariskan dalam agama yang pemeluknya mayoritas (agama Islam)  yakni "jaga lima sebelum datangnya  lima". Hal ini mengandung makna lebih kurang; "Jaga masa muda seblum datangnya masa tua, jaga sehat sebelum datangnya sakit, jaga kaya sebelum miskin, jaga sempat sebelum datangnya sempit, jaga masa hidup sebelum datangnya kematian".