Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dugaan Korupsi Dana CSR BI Imbasnya Pada Variabel Moneter Terlebih Kepercayaan Kepada BU

25 Desember 2024   05:47 Diperbarui: 25 Desember 2024   05:47 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesemua itu, mempengaruhi kepercayaan anak negeri ini selaku nasabah bank dan perusahaan asuransi. Sehingga, tidak heran kalau bank-bank berlomba-lomba memburu nasabah agar menyimpan dana mereka ke bank atau memburu pihak yang akan memanfaakan dana yang ada di bank (kreditor), dan perusahaan asuransi berlomba-lomba membidik calon nasabahnya, hal ini dilakukan akibat turunnya peminat pada bank dan perusahaan asuransi tersebut.

Begitu juga dengan adanya kasus dugaan korupsi dana CSR pada BI tersebut, kasus ini tidak hanya  memberi imbas pada variabel moneter saja, tetapi akan memberi imbas pada kepercayaan nasabah bank umum (BU) kepada bank umum (BU) yang ada di negeri ini.

Dengan demikian  kepercayaan itu sepertinya kembali akan semakin luntur, dengan adanya dugaan kasus korupsi CSR yang diduga terjadi pada BI yang merembet ke OJK yang dilakukan oleh oknum pada lembaga otoritas moneter tersebut.  BI dan OJK yang merupakan lembaga otoritas moneter di negeri ini, yang mengawasi dan melakukan pembinaan kepada lembaga keuangan tersebut, terutama kepada bank, dengan adanya dugaan kasus tersebut, lambat laun akan  mempengaruhi variabel moneter dan kembali akan menurunkan kepercayaan nasabah itu sendiri.

Seperti yang disampaikan langsung oleh Gubernur BI Bapak Perry Warjiyo bahwa pemberitaan terkait permasalahan dugaan korupsi dana CSR di Bitengah diusut KPK turut mempengaruhi  kondisi pasar uang. Menurt Bapak Perry Warjiyo  segala pemberitaan yang berkaitan dengan  BI bakal mempengaruhi sentimen pasar keuangan, termasuk pergerakan nilai tukar rupiah di pasar uang. (Kompas.com, 16 desember 2024).

Sebenarnya tidak hanya itu yang terjadi bila kasus dugaan korupsi dana CSR tersebut tidak tuntas, walaupun pada akahirnya bisa dituntaskan  pun, kasus kurupsi yang satu ini tetap akan merembet mempengaruhi kepercayaan nasabah kepada bank-bank umum. Betapa tidak?

Anak negeri ini tahu kalau dugaan korupsi tersebut terjadi pada lembaga otoritas moneter yakni suatu lembaga yang justru sebagai pengawas lembaga keuangan bank yang ada di negeri ini. Artinya BI itu sebagai pengawas bank-bank umum yang ada. Artinya BI seharusnya dijadikan panutan oleh bank-bank umum dalam menjalankan operasional perbankan mereka. Toh, lembaga ini sendiri justru diduga melakukan "penyimpangan", mengapa tidak mereka (pihak bank/pihak non bank) akan ikut berulah.

 

Sebelumnya saja, mereka sudah banyak melakukan penyimpangan, apalagi ada dugaan kasus korupsi pada BI yang diduga melibatkan OJK tersebut. Ibaratnya, bapak atau orang tua dari anak-anak sudah melakukan penyimpangan, biasanya anak-anak nya akan ikut terdorong melakukan hal yang sama. Bapak saja melakukan hal demikian, kita juga demikian dong!. Kalimat itu bukan tidak mungkin akan meluncur dari mulut mereka.

 

Jika sinyalemen ini terus berkembang, mau dikemanakan lembaga keunagan di negri ini. Jika kasus dugaan korupsi dana CSR yang dilakukan oknum pada unit BI tersebut tidak tuntas, jangan harap korupsi (terutama korupsi pada bank) bisa ditekan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun