Saya dipinjami termos es oleh pelaku bisnis es bungkus tersebut, setiap hari setelah sepulang sekolah, saya mengambil es bungkus tersebut sepenuh termos es, lebih kurang isinya 100 bungkus. Saya jajakan atau tawarkan kesana kemari sambil bersuara atau berteriak; "es bungkus coklat susu manis", singkat cerita setiap hari es bungkus yang saya bawa tersebut habis terjual.
Nah inilah yang dinamakan modal dengkul istilah pada umumnya tersebut. Padahal, dengan modal dengkul tersebut, saya bisa melakukan unit bisnis (berjualan es bungkus).
Untuk mengakhiri tulisan sederhana ini, sekali lagi, mari kita meluruskan istilah modal dengkul dengan penyebutan "modal non fisik" (bukan uang atau lainnya melainkan keahlian, tenaga, keterampilan) atau menggantinya dengan istilah "modal keringat" atau istilah kerennya "sweet equity".
Yakinlah memulai unit bisnis dengan modal keringat pun kita juga bisa sukses,seperti unit bisnis kuliner nya Wong Sola Grup yang brand nya sudah terkenal dan tersebar serta sukses. Selamat Berjuang!!!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H