Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Menghadapi Kondisi Ekonomi Saat Ini, Kita Harus Berhemat!

13 Oktober 2024   11:03 Diperbarui: 14 Oktober 2024   22:20 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hemat uang. (Thinkstock/fitriyantoandi)

Media massa maupun media sosial, hampir setiap hari menyuguhkan berita unit bisnis akan melakukan PHK dan atau sudah melakukan PHK. Junlah yang akan di PHK itu tidak tanggung-tanggung, ada salah satu unit bisnis akan melakukan PHK untuk ribuan pegawai, suatu siatuasi yang patut "diseriusi", dan dicarikan solusi-nya.

Dipihak kita yang tergolong kelas menengah dan bawah, kita harus membiasakan diri untuk "berhemat", kita harus memaksa diri untuk "berhemat".

Bila disimak, berhemat ini mutlah harus kita lakukan. Betapa tidak, untuk memenuhi kebutuhan pokok saja, ada sebagian dikalangan kita yang harus berjuang sekuat tenaga untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok bahkan ada yang sudah "gali lobang tutup lobang".

Tidak heran, jika ada lembaga keuangan online atau pinjaman online (pinjol) berlomba-lomba menggoda anak negeri ini, agar menerima tawaran "kredit" yang mereka tawarkan. Mulai pinjaman dalam jumlah kecil sampai pinjaman dalam jumlah besar.

Wajar, kalau ada sebagian anak negeri ini yang tergoda dan dengan serta merta meminjam pada pelaku bisnis yang bergerak dalam pinjol tersebut. Dalam perjalanannya, peminjam, banyak yang macet, atau menunggak membayar cicilan, sehingga akumulasi utang mereka semakin besar.

Berhemat bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Berhemat, bukan tugasnya emak-emak saja, tetapi bapak-bapak pun harus pandai berhemat.

Berhemat dapat dilakukan dengan berbagai langkah dan berbagai strategi. Berhemat dalam hal berbelanja, memebeli harus dilakuka sesuai kebutuhan, terlebih kebutuhan pokok saja.

Berbelanja tidak boleh emosi, berbelanja harus rasional. Jangan mentang-mentang baru menerima gaji atau honor atau upah, kita lupa dengan hari masih panjang, sehingga kita pada saat itu lupa, sehingga kita berbelanja secara emosi. Membeli ini dan itu, sehingga tidak terasa cuan/uang yang ada tersebut "habis". Padahal, hari masih panjang, bagimana dengan kebutuhan lain yang masih tergolong kebutuhan pokok untuk dipenuhi. Jika ini yang terjadi, wajar kalau kita terpaksa harus cari "utang" untuk berbelanja hari-hari berikutnya. Dengan kata lain, kita mulai bon sana bon sini.

Kemudian cermat dan cerdas dalam berbelanja harus dikedepankan. Misalnya, jika berbelanja di gerai ritel modern, harus membawa sendiri kantong untuk barang belanjaan, atau jika berbelanja sedikit, tidak perlu meminta kantong plastik, langsung saja bawa ke mobil atau ke motor kita. Ini penting, untuk berhemat, sekali berbelanja kita akan dikenakan Rp300,- sampai Rp500,- per satu kantong plastik.

Memilih barang kebutuhan pokok yang harganya lebih rendah, namun tidak mengurangi kualitas dan kebiasaan membeli yang kita lakukan. Untuk menyiasati ini, kita harus mencari informasi tempat berbelanja yang demikian.

Kemudian, bisa juga dilakukan dengan memburu barang-barang kebutuhan pokok yang ada potongan harga (diskon), atau memburu pasar murah yang sering diadakan oleh pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun