Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Perguruan Tinggi Asing akan Berdatangan (Hadir), Apa yang Harus Kita Lakukan?

18 September 2024   14:12 Diperbarui: 18 September 2024   14:14 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp


Oleh Amidi

 

Perguruan Tinggi (PT), baik negeri atau disingkat PTN maupun swasta atau disingkat PTS, kini berlomba-lomba memperbaiki tampilan  (gedung) dan mengejar akredetasi A dan atau "unggul". Kesemua itu dilakukan pemilik atau pengelola dalam rangka memburu calon mahasiswa.


Kini PT dihadapkan persaingan yang semakin ketat, baik antar PTN maupun antar PTS, terlebih  antara PTS dengan PTN. Beberapa tahun belakangan ini PTS mulai "termehek-mehek" memburu  calon mahasiswa baru, karena calon   mahasiswa baru yang akan mereka buru, kebanyakan sudah di buru oleh PTN yang membuka kelas non reguler atau kelas ekstensi.


Di tengah persaingan ketat antar mereka, mereka juga saat ini mulai dihantui oleh akan  berdatangannya PT asing yang akan "menyerbu" negeri ini. Saat ini saja, beberapa dari mereka (PT asing) sudah mulai "menancapkan" tiang tanda dimulai-nya pembangunan gedung PT yang akan mereka buka.

 

Persaingan Makin Tajam Saja!

Dengan akan hadirnya PT asing di negeri ini, maka kehadiran mereka sudah tidak bisa di-elek-kan lagi, persaingan ketat pun harus dihadapi oleh PT di negeri ini, terlebih PTS.

Dalam memburu calon mahasiswa, PTS saat ini saja harus bertarung dengan PTN yang dari segala penjuru telah memburu calon mahasiswa baru nya, sehingga tidak heran kalau calon mahasiswa baru yang akan di terima oleh PTS sudah merupakan "sisa" dari calon mahasiswa yang tidak lulus masuk ke PTN.

Dengan demikian, secara kualitas tentu kualitas calon mahasiswa baru (input)  sudah tidak sama dengan kualitas calon mahasiswa yang akan masuk ke PTS pada saat belum dibukanya kelas non reguler atau kelas ekstensi oleh PTN, karena input yang akan di proses masih tergolong baik-baik saja.

Berdasarkan data yang ada, secara umum calon mahasiswa yang masuk ke PTS rata-rata  mengalami penurunan. Ada salah satu PTS di Yogyakarta milik persyariktan keagamaan terbesar di negeri ini bahkan persyarikatan tersebut sudah tersebar di belahan dunia, biasanya PTS tersebut  menerima  mahasiswa baru sekitar 17 ribu-an, kini hanya sekitar 12 sampai 14 ribu-an saja.

           

Begitu juga PTS di Palembang milik persyarikatan keagamaan yang sama tersebut, biasanya menerima  mahasiswa baru sekitar 3 ribu-an, kini hanya menerima mahasiswa baru  seribu-an saja.

Bila di simak, selain PTS tersebut harus bersaing dengan PTN yang ada, mereka juga harus bersaing dengan PTS besar dan PTS yang ada di tingkat Kabupaten/Kota bagi PTS yang bermukim di Kota Provinsi. Sebagai contoh saja,  Fakultas Ekonomi pada suatu PTS di salah satu kota "pempek", biasanya menerima  mahasiswa baru sekitar 900-an mahasiswa, kini hanya menerima 300-an mahasiswa baru saja.

Belum lagi jika sebentar lagi akan mulai bermunculan PT asing yang akan menyerbu negeri ini. Kita bisa membayangkan, bagaimana tingkat persaingan antar  PTN dan PTS dalam negeri yang akan mereka hadapi. Dari segi fasilitas, sudah dapat dipastikan PT asing akan tampil menarik dan "wah", dari segi tenaga pengajar, barang tentu mereka akan hadirkan  tenaga pengajar  se-mumpuni mungkin.

Ekses PT Asing Hadir!

Dengan akan hadirnya dan maraknya PT asing tersebut, selain akan berdampak pada persaingan dalam memburu calon mahasiswa baru juga berdampak pada aspek lain.

Setidaknya akan ada kekhawatiran di kalangan PTN dan PTS di negeri ini, mereka akan dihantui rasa takut kehilangan caon mahasiswa baru, mereka  akan takut dihantui kehilangan tenaga pengajar yang mereka miliki (kemungkinan akan dibajak) dan mereka akan dihantui rasa takut,  terutama bagi PTS, takut kalau lambat laun akan colaps.

Calon mahasiswa baru, terutama yang orang tua nya berkantong tebal, akan memburu PT asing tersebut, mereka mau mencoba, mereka mau mendapatkan kualitas yang lebih baik, mereka mau mencoba dan membuktikan adanya kepastian kerja, mereka mau mencari kepuasan maksimal.

Tenaga pengajar  atau dosen, yang di nilai PT asing berprestasi, berkualitas, cedas, dan baik, akan di intip mereka (PT asing) untuk ditawari dan atau di iming-imingi gaji yang "gede" dan fasilitas yang "aduhal". Siapa yang tidak tergoda, kecuali yang masih mempunyai komitmen dan masih mengantongi nilai kebangsaan yang tinggi.

PTS yang sudah ada saat ini yang dirasakan baik yang nota bener milik pelaku bisnis kelas kakap atau group mereka yang  dapat memberikan harapan kepada calon mahasiswa nya saja, mungkin yang masih diburu calon mahasiswa baru, karena mereka mempunyai nilai lebih yakni karena mereka dapat menjamin tamatan-nya atau output nya  secepatnya dapat pekerjaan.

Hal ini memungkin kan pemilik PTS tersebut lakukan, karena PTS mereka dan atau group mereka mempunyai unit bisnis yang dapat dijadikan tempat  menampung tamatan PT mereka untuk dipekerjakan pada unit bisnis milik mereka sendiri. Boleh dikata kalau masalah tamatan mereka tidak ambil pusing, dibandingkan dengan PTN dan PTS yang hanya mencetak sarjana, silakan Anda bergelia mencari kerja.

 

Apa Yanga Harus Dilakukan?

Untuk mengantisipasi agar PTN terlebih PTS tidak berguguran alias tidak colaps, maka setidaknya ada beberapa langkah yang harus dilakukan.

            

Pertama. Perlu memperbaiki atau menampilkan fasilitas perkuliahan yang memadai, dan berkualitas baik. Untuk itu, PT terutama PTS membutuhkan investasi yang tidak kecil.

            

Kedua. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pendidikan, PT terutama PTS harus dapat membenahi dan memperbaiki proses pendidikan/pengajaran, setidaknya proses pendidikan harus menghasilkan output yang sesuai dengan kehendak pasar kerja atau sesuai dengan kebutuhan pihak yang akan memperkerjakan tamatan PT tersebut.

Ketiga. Meningkatkan kualitas output. Sehubungan dengan memperbaiki dan meningkatkan kulaitas proses tersebut, barang tentu diharapkan kualitas output juga akan meningkat. Kualitas output yang baik akan mendorong pemakai atau dunia kerja melirik tamatan kita.

Keempat. Mencarikan akses tempat bekerja bagi tamatan. Terutama bagi yang belum mempunyai tempat untuk tamatan  mereka dapat segera bekerja, seperti unit bisnis yang pemilik PTS atau pemilik group PTS yang memiliki unit bisnis tersebut. Bagi yang sudah mempunyai tempat untuk tamatan mereka segera bekerja harus dipertahankan dan di perbanyak

Kelima. Mengatur pelaksanaan operasional PT yang ada di negeri terutama PT asing yang akan hadir dan akan menyerbu PT yang ada di negeri ini.


Teralhir yang tidak kalah pentingnya adalah pihak yang berwenang harus  terus memantau proses dan operasional dilapangan, agar tidak terjadi "penyimpangan", agar tidak terjadi "persaiangan tidak sehat" antar mereka. Saya yakin kita memang membutuhkan investasi terus mengalir (termasuk investasi bidang pendidikan), kita masih membutuhkan perbaikan kualitas pendidikan di negeri ini. Untuk itu, kualitas tidak bisa di tawar-tawar, akredetasi hanya suatu indikator, masih ada indikator lain yang harus kita penuhi. Kasihan mereka, untuk itu bantulah mereka agar bisa bertahan. Selamat berjuang!!!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun