Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Unsur Penipuan dan atau Kejahatan dalam Lowongan Kerja Bukan Barang Baru!

13 September 2024   10:22 Diperbarui: 13 September 2024   16:56 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk mengantisipasi dan atau mencari solusi persoalan penipuan dan atau kejahatan yang sering terjadi dalam hal lowongan kerja tersebut. Setidaknya ada beberapa langkah yang harus dilakukan.

Pertama: Bagi calon pencari kerja atau pelamar kerja, pastikan bahwa lowongan kerja tersebut memang benar adanya, bukan penipuan atau justru mengandung unsur kejahatan. 

Untuk memastikannya, cari tahu alamat objek yang akan di lamar, bila perlu datangi ke lokasi yang bersangkutan, jika ia masih satu lokasi dengan tempat tinggal kita. Jika tidak, cari tahu lewat media sosial, atau informasi yang bisa kita akses.

Kedua: Bagi pelaku bisnis yang membuka lowongan kerja, pelaku bisnis tersebut harus beri tahun bahwa memang benar bahwa pelaku bisnis tersebut sedang membuka lowongan kerja, misalnya pada media informasi lowoangan kerja tersebut ada kode atau ada tanda yang menyatakan itu benar-benar dari sumber pelaku bisnis yang membuka lowongan kerja tersebut.

Ketiga: Bagi pihak yang berwenang, terus melakukan pengawasan dalam hal lowongan kerja yang tersebar di berbagai media yang ada. Bila perlu, pihak yang berwenang melalui institusinya ikut memberi tahu juga bahwa memang ada lowongan kerja yang sedang dibuka.

Keempat: Karena permintaan tenaga kerja lebih kecil dari penawaran tenaga kerja. Dengan kata lain, yang melamar lebih banyak (membludak) dari pada yang akan diterima, terjadi "excess supply" (kelebihan penawaran tenaga kerja), maka pelamar kerja atau pencari kerja harus dapat mempersiapkan diri dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh pencari kerja.

Terakhir, harus ada rasa kemanusiaan yang tinggi, agar tidak lagi terjadi penipuan dan atau kejahatan terhadap pelamar kerja tersebut. Kasihan mereka, orang yang sedang "kesusahan", kita zalimi, kita tipu, dan kita tindas. Kita berharap ada tangan besi yang bisa mengeliminir bahkan memberantas penipuan dan kejahatan tersebut. Semoga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun