Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Saat Ini Promosi Cakada Sepertinya Sudah Tidak Perlu Gencar Lagi?

4 September 2024   06:09 Diperbarui: 4 September 2024   06:18 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Bila kita cermati, promosi yang mereka lakukan untuk "menjual diri" cakada atau untuk merebut simpati hati konusmen/pemilih, saat ini  kebanyakan berupa baliho, spanduk atau banner belaka. Baliho, spanduk, banner bertebaran dimana-mana, memenuhi sudut kota, bahkan terkadang menempel dibatang pohon yang berjajar di jalan. (kasihan pohon nya)

Namun, promosi cakada seperti dahulu, ada pertunjukan yang disertai/dilengkapi dengan musik dan penyanyi hot dan top sudah jarang. Masa (jangka waktu) promosi atau kampanye yang disediakan KPU terkadang sudah tida mereka  manfaatkan/gunakan  secara maksimal, mereka melakukan promosi ala kadarnya saja, mereka hanya mempromosikan diri dengan memainkan atau "bermesraan" dengan media sosial saja, terlepas untuk menghemat biaya promosi.

Dengan kata lain, masa kampanye atau jadwal kampanye atau masa menjual produk atau program cakada yang disediakan oleh KPU, terkadang mereka acuhkan, tidak dimanfaatkan mereka secara maksimal, yang ada "adem" saja, sambil menunggu masa kampanye berlalu.

            

Promosi gencar ke sana ke mari sudah mulai berkurang bahkan nyaris sudah tidak dilakukan lagi oleh cakada dan tim sukses-nya. Mereka lebih banyak memainkan dan atau mengandalkan suara perolehan partai pada pemilu sebelumnya. Mereka lebih mengandalkan suara sah perolehan Pasangan Calon (paslon)  Presiden dan Wakil Presiden serta calon legeslatif yang diusung partai pada pemilu sebelumnya. Jumlah suara tersebut yang menjadi acuan mereka dalam mengestimasi perolehan suara yang akan mereka dapatkan.

Kemduian mereka lebih pada memperbanyak dukungan, lebih pada memperbanyak tim sukses dan lebih pada memperbanyak tim ini dan tim itu sebagai dukungan kepada cakada tersebut.

 Sepertinya transaksional yang merka lakukan lebih menonjol. Pada pemilu sebelumnya, tidak heran, kalau calon yang hanya membagi-bagikan barang berupa sembako, perlengkapan  ibadah, membantu membangunkna ini dan itu tidak cukup, suara yang mereka peroleh tidak signifikan. Untuk mendongkrak suara harus ada sesuatu  yang "instan" harus diberikan, yang biasanya sesuatu itu diamsukkan ke dalam amplop. 

 

Promosi Melekat Pada Diri Cakada.

Bila disimak dari kesuksesan yang  di raih saudara Alfiansyah Komeng yang populer dengan panggilan Komeng, maka jelas bahwa komeng memang tidak melakukan promosi yang gencar, namun komeng sudah ada unsur promosi dalam dirinya, yakni dirinya sudah terkenal dan sudah banyak yang simpati dengan ciri khas "uhuy" nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun