Menjunjung Tinggi Harkat Martabat.
Maaf, maaf, maaf, mungkin kita sepakat, Â jika demokrasi dan nilai-nilai kemanusiaan serta harkat-martabat anak negeri ini harus kita jaga dan kita pertahankan, jangan sampai tergadai akibat kita "emosi", akibat kita "ambisi", atau akibat kita mengedapankan sifat "animals economic".
Mari kita menjunjung nilai-nilai kemanusiaan yang sudah terpatri dalam diri anak negeri ini yang diwariskan oleh nenek moyang kita dahulu, dan sedapat mungkin mari kita menjaga harkat dan martabat anak negeri ini, dengan jalan melakukan aktivitas yang normal-normal saja. Dalam semua kesempatan, yakinkan kepada diri sendiri dan kepada mereka bahwa cuan memang diperlukan dalam hidup dan kehiudupan ini.
Namun, jangan sampai karena cuan, semua menjadi "hambar", karena jangan demi cuan, karena jangan berorientasi pada cuan, karena "ngebet" dengan cuan, Â justru mengikis nilai-nilai kemanusiaan, jangan mengangkangi harkat dan martabat anak negeri ini.
Â
Lakukan Aktivitas Secara Normal.
Bila kita merenung, apa yang akan kita cari, harta dan kekayaan serta aset yang kita kumpulkan tidak membuat kita kekal, ada seleksi alam, mau tidak mau kita akan melepas semua itu, kita akan meningggalkan semua itu. Karena ada alam lain yang harus kita jalani, yang menuntut kita mempersiapkan bekal di duna fana ini.
Jika kita ingin ikut dalam kontalasi dalam dunia perpolitikan (baca: pilkada), lakukan secara normal, jangan melakukan transaksional (money politics) yang tidak mendidik dan tidak sesuai dengan prinsif demokrasi di negeri ini.
Ini harus dihindari dan harus ditingggalkan, karena bukan hanya merusak tatanan demokrasi negeri ini, tetapi akan menimbulkan "kehinaan" kepada saudara kita yang kita berikan cuan recehan tersebut.Â
Terlepas dari memang mereka masih membutuhkan cuan recehan tersebut, karena  kebanayakan mereka yang menerima cuan atau mengambil cuan yang diberikan tersebut, mereka yang tergolong "miskin".