Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyambut Kemerdekaan : Antara Hiburan, Cuan dan Nilai Kemanusiaan

17 Agustus 2024   13:19 Diperbarui: 17 Agustus 2024   13:22 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


Oleh Amidi

Selama ini tanpa disadari bahkan sudah menjadi kebiasaan bahwa setiap kali kita menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) termasuk HUT RI ke 79 tahun 2024 ini,  berbagai perlombaan kita lakukan, mulai makan kerupuk, sampai memanjat batang pohon pinang.


Kita lupa bahwa aspek hiburan yang kita tonjolkan tersebut justru terkadang mengikis nilai-nilai kemanusiaan. Bila disimak,  pelaku atau objek atau peserta lomba pun tidak menyadari bahwa lomba tersebut mengikis nilai kemanusiaan  mereka.

 

Lomba Cendrung "Menyusahkan".

Bila dicermari ajang lomba yang kita tawarkan/suguhkan kepada peserta lomba terkadang "menyusahkan" atau "menyulitkan" peserta lomba untuk melaksanakan kegiatan/aktivitas lomba tersebut.

Misalnya, lomba makan kerupuk. Peserta harus menunduk-nundukkan kepala sambil memoncongkan mulut untuk meraih kerupuk yang kita gantung dengan media tali tersebut. Terkadang setelah kerupuk berhasil dijangkau/dimakan, peserta harus memburu kerupuk sampai habis, sehingga mulut peserta kelihatan penuh dengan kerupuk, karena belum sempat di telan harus  mengunyah lagi.

Begitu juga dengan lomba lari karung, lomba membawa lari   kelereng yang diletakkan di atas sendok yang di gigit  tersebut, hal tersebut dilakukan berulang (pulang-pergi) dengan jarak tertentu. Kesemuanya memerlukan pengorbanan dan harus "gigih" agar dapat memenangkan perlombaan. Sehingga tidak jarang dalam pelaksanaan lomba, terkadang peserta "cedera" dan celaka dalam bentuk lainnya.

Kemudian ada yang lebih seru lagi adalah, lomba memanjat batang pohon pinang  untuk mendapatkan sesuatu yang senagaja diletakkan di atas batang pohon pinang tersebut. Dengan semakin menarikknya hadih yang digantungkan di atas batang pohon pinang tersebut, semakin "seru" ajang memanjat  batang pohon pinang tersebut.

Peserta, diberi tantangan yang tidak ringan, karena batang pohon pinang yang dijadikan media untuk memanjat tersebut "dilicini dengan oli", sehingga, peserta yang akan memanjat  batang pohon pinang tersebut tidak mudah, perlu perjuangan, perlu tenaga, perlu startegi dan perlu keberanian, agar berhasil memanjat smapai ke atas/ ke ujung batang pohon pinang, sehingga dapat menjangkau hadiah yang telah disediakan.

Tidak hanya itu, dalam ajang lomba memanjat batang pohon pinang tersebut, terkadang dikalangan peserta timbul "cedera", timbul kecelakaan, karena batang pohon pinang roboh, sehingga membuat peserta atau orang yang memanjat batang pohon pinang ikut  terjatuh.

 

Hiburan VS Cuan.

Memang ajang lomba yang disediakan oleh panitia lomba yang beragam tersebut, tidak dengan serta merta mempertimbangkan atau memperhitungkan aspek "keselamatan", yang lebih menonjol adalah aspek "hiburan".Terkadang hadiah yang disedikan panitia secara umum tidak begitu mendatangkan "cuan" alias nilai rupiahnya kecil bahkan terkdang kebanyakan berupa hadiah barang-barang saja, tetapi sekali lagi mereka terpokus pada pertimbangan aspek "hiburan"-nya.

           

Contoh, bila kita menyaksikan peserta lomba lari karung, lomba makan kerupuk, lomba-lomba yang lain-nya, dengan "sigap" dan "refleknya" peserta, sehingga terkadang terlihat lucu, atau menjadi hiburan.  Ada yang terjatuh, ada yang saling dorong, ada yang menjadi pusat perhatian, karena menunjukkan "kelucuan" dan  "kelainan" dari peserta yang lain.

Apalagi bila kita selaku penonton lomba, menyaksikan mereka yang memanjat batang pohon pinang, semakin banyak yang memanjat, maka batang pohon pinang yang sudah "dilumuri oli" tersebut, semakin licin, sehingga begitu mau sampai kepuncak atau ke atas mendekati hadih yang digantung, mereka mulai berguguran alias "melorot", sehingga untuk memanjat mereka harus memulai dari awal lagi, begitulah seterusnya.

Namun, peserta lomba juga tidak bisa dinafikan, karena adanya unsur memburu "cuan" atau "uang", dalam rangka merebutkan hadiah-hadiah yang disiapkan oleh panitia. Terkdang hadiah, baik berupa uang maupun barang, juga tidak kalah menarik dan dapat medorong peserta berlomba-lomba untuk mengikuti lomba tersebut. Tidak jarang, hadiah yang disiapkan berupa uang dengan nilai jutaan bahkan barang berupa sepeda motor, selain itu bila ada sponsornya, terkadang hadiahnya bisa berupa mobil. Menggoda bukan?

 

Nilai Kemanusiaan Terkikis,

Memang tidak banyak yang mempersoalkan nilai kemausiaan  dalam  lomba  tersebut. Namun, tidak berlebihan kalau pada momen HUT  RI kali ini, kita mencoba untuk mengeliminir dampak terkikisnya nilai kemanusiaan peserta lomba atas kegiatan/aktvitas lomba yang mereka ikuti tersebut.

Misalnya, pada suatu lomba makan kerupuk saja, terkadang sadar atau tidak , itu mengandung unsur "mengikis nilai kemanusiaan". Betapa tidak, peserta lomba harus melakukan berbagai cara atau strategi dalam rangka untuk dapat berhasil makan dan menghabiskan kerupuk tersebut. Walaupun harus menundukkan kepala, memoncongkon mulut dan seterusnya, yang penting kerupuk brhasil dimakan dan akan dihabiskan.

Belum lagi, bila dicermati dari aspek kesehatan, apakah krupuk tersebut baik atau memenuhi syarat suatu kesehatan makanan atau tidak, dan seterusnya. Kita atau panitia tidak mengetahui pasca lomba, apakah peserta akan terganggu "kesehatannya" akibat makan makanan yang disediakan oleh panitia dalam ajang lomba tersebut, apalagi peserta tidak peduli dengan persoalan kesehatan tersebut, yang penting "heboh", "lucu", dan pada akhirnya memperoleh hadiah.

Belum lagi lomba memanjat batang pohon pinang, memang sepintas "menjadi objek hibiran", kita bisa menyaksikan kelucuan pemanjat, di tengah  licin-nya batang pohon pinang . Namun, kita lupa pula bahwa badan mereka penuh dengan oli, kotor, belum lagi secara pisik terkadang mereka terkena benturan batang pohon pinang dan terkena kaki peserta yang lainnya. Biasanya setelah lomba selesai, mereka baru merasakan badannya capek, lecet, luka dan nyeri.

Nah, yang demikian, kita tidak sadar bahwa lomba atau ajang lomba yang kita saksikan atau yang kita lombakan tersebut secara tidak langsung mengikis nilai kemanusiaan mereka. Mereka secara tidak sadar, kita perlakukan tidak manusiawi (maaf) ini harus dikemukan untuk kebaikkan  ke depan.

Bagaimana Sebaiknya?

Memperingati HUT RI itu penting, karena merupakan suatu kegiatan yang "sakral", merupakan penghargaan kepada pahlawan yang telah berjuang mengorbankan jiwa dan raga serta harta benda.

Mengadakan lomba dalam rangka  meneriahkan peringatan HUT RI itu boleh-boleh saja, namun perlu dipertimbangkan bentuk lomba-nya, jangan mengikis nilai kemanusiaan mereka.

Untuk itu, permombaan yang akan kita lakukan, boleh saja harus mengandung unsur "hiburan", mendatangkan "cuan" bagi pesrerta lomba, tetapi juga harus menjaga nilai kemanusiaan dan harus dapat mengangkat harkat dan martabat manusia atau peserta lomba.

Misalnya, lomba di arahkan dengan kegiatan yang bermanfaat, hidari lomba panjat batang pohon pinang yang akan mencederai dan mengikis nilai kemanusiaan mereka, mari kita arahkan lomba pada hal-hal yang bermanfaat, seperti lomba membaca puisi, lomba pidato, lomba memasak, dan berbagai perlombaan lain yang bisa bernilai hiburan, cuan dan juga tidak mengikis nilai kemanusiaan perserta lomba.


Dengan demikian, diharapkan kegiatan memperingati HUT RI menjadi hikmat dan bermakna serta dapat mengangkat nilai kemanusiaan, harkat dan martabat manusia selaku peserta lomba dan  semua. Semoga !!!!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun