Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Produk Size Mini Bukan Sekadar Kepedulian Sosial Pelaku Bisnis Saja?

7 Agustus 2024   13:35 Diperbarui: 8 Agustus 2024   10:40 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Amidi

Pelaku bisnis harus dapat memahami kesulitan konsumen dan atau harus dapat meneropong kondisi ekonomi konsumen . Tidak semua kalangan konsumen dapat membeli suatu produk, bila produk tersebut dibuat hanya satu ukuran (size). Misalnya produk "A" hanya disediakan ukuran 1 kg dalam satu kemasan, maka bisa saja ada konsumen yang tidak dapat membelinya, karena keterbatasan cuan/uang.

Apalagi pada saat ini, konsumen kelas (ekonomi) menengah dan bawah sedang mengalami kesulitan ekonomi/keuangan, maka berbagai produk dengan berbagai ukuran perlu disediakan/diproduksi/dijual oleh pelaku bisnis. Selain untuk memerankan fungsi/tujuan/kepedulian sosial, pelaku bisnis pun sudah ikut andil dalam menyelematkan kehidupan konsumen alias sudah dapat memenuhi kebutuhan konsumen kelas menengah dan bawah yang uangnya terbatas.

Konsumen Sangat Terbantu.

Produk, terutama barang yang disediakan atau diproduksi pelaku bisnis tersebut cukup beragam, mulai dari ukuran terkecil sampai ukuran terbesar dan atau mulai dari kemasan terkecil sampai kemasan terbesar.

Bila dicermati, produk dengan berbagai ukuran tersebut, semua disediakan pelaku bisnis atau penjual. Apakah itu berupa barang kebutuhan pokok, maupun barang lain.

Misalnya deterjen. Deterjen disediakan mereka mulai ukuran kemasan kecil yang seharga Rp500,- sampai ukuran terbesar 5 kg bahkan 10 kg. Begitu juga dengan pasta gigi, ada ukuran yang paling kecil yang sering disediakan pihak hotel untuk tamunya, sampai ukuran yang terbesar. 

Begitu juga dengan produk lainnya termasuk beras pun demikian. Beras mereka sediakan ukuran "kampil" terkecil yakni 5 kg sampai ukuran terbesar 20 kg dalam satu kampil.

Sekali lagi, penyediaan ukuran produk dengan berbagai ukuran yang disediakan pelaku bisnis tersebut adalah selain bertujuan untuk memerankan fungsi/tujuan/kepedulian sosialnya, yakni mereka sudah dapat membantu konsumen agar dapat membeli sesuai dengan kemampuannya, dan juga untuk menyelamtkan konsumen ditengah kesulitan ekonomi/keuangan yang dirasakan mereka saat ini.

Sama-sama Diuntungkan?

Dengan adanya produk yang ditawarkan oleh pelaku bisnis dalam ukuran mini/kecil, maka konsumen dapat membeli dengan harga yang terjangkau, sehingga uang yang dimilikinya sedikit pun, tetap dapat membeli suatu produk yang mereka butuhkan.

Tidak hanya itu, dengan adanya produk ukuran mini/kecil tersebut konsumen dapat berhemat dan dapat menghindari kerusakan suatu produk. Bila konsumen terpaksa membeli suatu produk dengan ukuran besar, katakanlah 1 kg (jika produk tersebut dalam kemasan kg), sementara konsumen hanya membutuhkan produk tersebut 1/4 kg saja dalam satu bulan (misalnya garam dapur), maka bisa saja garam dapur tersebut "cair/rusak", beguitu juga dengan produk lain.

Dengan adanya produk yang ditawarkan oleh pelaku bisnis dalam berbagai ukuran tersebut, maka pelaku bisnis dapat memburu konsumen lebih banyak lagi atau dapat menjual produknya dalam jumlah lebih banyak dan cendrung memperoleh keuntungan lebih besar.

Memang sepintas pelaku bisnis lebih diuntungkan. Namun, bila kita tilik lebih jauh lagi, sebetulnya konsumen dan pelaku bisnis sama-sama diuntungkan. Pelaku bisnis selain dapat memerankan fungsi/tujuan/kepedulian sosialnya tersebut, juga dapat meraub keuntungan lebih (karena ukuran kecil biasanya harganya lebih mahal). 

Begitu juga konsumen, konsumen selain dapat memenuhi kebutuhannya dengan uang terbatas, dan konsumen juga dapat mengalokasikan uangnya untuk kebutuhan lain.

Jika konsumen tersebut memperoleh penghasilan di pagi hari untuk berbelanja di siang/sore hari, maka produk ukuran mini memang benar-benar menjawab kebutuhan mereka. Begitu juga sebaliknya, begitu penghasilan yang diperolehnya di sore hari untuk berbelanja di pagi hari (keesokan harinya, maka produk ukuran mini memang mereka butuhkan.

Contoh, untuk memenuhi kebutuhan makan pagi (sarapan) mereka dapat membeli roti dengan ukuran kemasan kecil/mini dengan beberapa kemasan untuk anggota keluarganya, begitu mereka memperoleh penghasilan lagi, merek dapat membelinya kembali dan begitulah setersnya.

Konsumen Harus Bijak!

Membeli sesuai kebutuhan dan sesuaikan dengan ukuran dan sesuaikan dengan kemampuan. Jika kita mampu membeli dalam ukuran paling kecil atau mini, misalnya kita hanya mampu membeli seperempat kg saja (jika produk tersebut dalam bentuk ukuran kemasan dalam kg), maka beli saja ukuran seperempat tersebut saja, jangan membeli yang lebih besar.

Takutnya, katakanlah kita memaksakan diri membeli dalam ukuran lebih besar, karena mau membeli dengan harga yang lebih rendah dari ukuran mini tersebut, namun produk (barang) lain yang akan kita beli justru terabaikan, karena kita tidak memiliki uang yang cukup.

Memang membeli dalam ukuran yang lebih besar atau ukuran besar tersebut menguntungkan konsumen , dibandingkan membeli dengan ukuran mini yang akan menguntungkan pelaku bisnis, seperti yang disitir di atas, namuan sekali lagi, kita harus mempertimbangkan anggraan atau uang yang kita miliki.

Membeli jangan emosi, pilih mana yang sudah menjadi kebiasaan dan berdasarkan pengalaman. Misalnya membeli pasta gigi, jika selama ini kita terbiasa membeli suatu merek pasta gigi dengan ukuran tertentu sesuai dengan kemampuan, maka jika ada suatu produk pasta gigi baru yang menggoda (promosi), jangan buru-buru beralih ke merek tersebut. 

Pelajari terlebih dahulu, mencari "tahu" apa dan bagaimana produk pasta gigi baru tersebut. Jangan sampai, setelah kita pindah membeli pasta gigi merek baru tersebut, pasta gigi tersebut tidak cocok dengan kondisi kita, sehingga tidak digunakan alias mubazir. 

Usahakan Tetap Bermesraan!

Sebagaimana lazimnya bahwa antara pelaku bisnis atau produsen membutuhkan konsumen. Pelaku bisnis atau produsen akan menawarkan produknya kepada konsumen, dan konsumen akan meminta atau membeli produk yang mereka tawarkan. 

Begitu juga sebailknya, begitu ada permintaan dari konsumen, maka pelaku bisnis atau produsen akan menawarkan/menyediakan produk yang di minta konsumen tersebut. 

Di sini tercipta hubungan "mutualisme", saling membutuhkan, dan itulah kata kuncinya pasar, pasar akan tercipta bila ada suatu permintaan dan ada suatu penawaran atau sebaliknya.

Pelaku bisnis harus tetap menyediakan berbagai produk dengan berbagai ukuran, agar konsumen yang tidak mampu dan atau agar konsumen kelas menengah dan bawah yang saat ini sedang dirundung "kesulitan ekonomi/keuangan" tersebut tetap dapat berbelanja, agar terus tercipta "kemesraan" antara pelaku bisnis atau produsen dengan konsumen. Semoga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun