Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Strategi Promosi Melalui Karangan Bunga Kini Menjadi Trend Pelaku Bisnis

27 Juli 2024   07:53 Diperbarui: 28 Juli 2024   12:42 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi- karangan bunga. (Instagram @awkarin  via grid.id)

Oleh Amidi

Jika sebelumnya, karangan bunga hanya disajikan untuk mengucapkan selamat kepada pihak yang melaksanakan acara resepsi pernikahan dan mengucapkan belasungkawa atau turut berduka atas meninggalnya saudara/sahabat/dan lainnya, kini karangan bunga sudah disajikan untuk mengucapkan berbagai peristiwa, seperti ulang tahun, wisuda, dan lainnya.

Kemudian kini karangan bunga pun justru sudah menjadi media promosi dan atau startegi promosi yang dilakukan oleh para pelaku bisnis, dalam rangka memasarkan dan atau mempromosikan usaha dan atau produknya.

 Opening Ceremony.

Bila disimak, kini deretan karangan bunga sering dan banyak menghiasi sudut-sudut kota, misalnya bertuliskan "selamat atas dibukanya Z Coffee", "selamat atas opening ceremony "Leasing Doble Y" dan lainnya.

Ucapan selamat tersebut bertujuan untuk memperkenalkan atau memberi tahu suatu unit bisnis baru yang baru berdiri kepada publik atau calon konsumen. Ucapan tersebut selain merupakan media promosi, sekaligus merupakan startegi promosi yang dilakukan oleh pelaku bisnis yang melakoni unit bisnis tersebut.

Kini ucapan tersebut sudah menjadi "trend" di kalangan pelaku bisnis, baik pelaku bisnis skala besar maupun skala kecil atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Karangan bunga sengaja mereka pasang, entah memang langsung didatangkan oleh kolega mereka maupun dari kalangan keluarga dan simpatisan termasuklah dari "orang-orang tertentu".

Pemilihan media promosi dan atau strategi promosi melalui karang bunga tersebut, setidaknya dapat mendorong dan dapat membuat publik "terkesima" , muncul keingintahuan, ada apa ya rame-rame karangan bunga, sehingga muncul daya tarik untuk membaca dan memperhatikan karangan bunga tersebut. Dengan demikian, karangan bunga "memaksa" publik untuk tahu unit bisnis baru yang sudah dibuka tersebut.

Tidak cukup dengan karangan bunga saja, terkadang bersamaan karangan bunga tersebut, pelaku bisnis yang membuka unit bisnis baru tersebut juga melaksanakan acara syukuran dengan mengundang relasi dan berbagai pihak yang akan menjadi calon konsumen mereka. 

Misalnya, jika unit baru tersebut "rumah makan", maka mereka mengundang makan gratis, jika unit bisnis baru tersebut gerai ritel, maka mereka mengundang calon konsumen melalui discount besar-besaran dan seterusnya.

 Strategi Ini Ampuh!

Promosi atau strategi promosi demikian ternyata ampuh untuk menggiring calon konsumen "tergelitik" untuk ingin tahu, untuk membaca tulisan yang tertera pada karangan bunga tersebut. Biasanya setelah mereka membaca karangan bunga tersebut, mereka langsung melirik tokoh/tenant/gerai/show room/lainnya yang merupakan unit bisnis baru yang sedang melakukan lounching atau "opening ceremony" tersebut.

Dengan telah menyaksikan toko/tenant/gerai/show room/lainnya unit bisnis yang baru di buka tersebut, mereka yang merupakan calon konsumen setidaknya sudah terpatri atau terekam dalam benak mereka untuk mengingat toko/tenant/gerai/show room/lainnya tersebut.

Pada suatu saat calon konsumen tersebut akan mencoba melihat, mencoba untuk makan, mencoba untuk membeli dan seterusnya. Jika pada saat awal calon konsumen tersebut datang ke toko/tenant/gerai/show room/lainnya tersebut mendapat "kesan yang baik" atau "mendapat pelayanan yang baik" atau "memperoleh kepuasan", maka calon konsumen tersebut akan berubah menjadi konsumen atau pelanggan alias akan datang kembali.

Untuk itu tidak heran, jika pihak pelaku bisnis dengan segala bentuk kesiapan mereka lakukan. Pelayanan prima menjadi prioritas mereka pada awal pembukaan unit baru mereka tersebut, discount pun terkadang mereka lakukan, termasuk memberi "gratis", jika unit baru tersebut adalah rumah makan atau restoran.

Dalam mendorong atau membujuk calon konsumen tersebut, mereka melakukan berbagai upaya, karangan bunga tersebut hanya merupakan "pancingan" agar calon konsumen "terpaksa" memperhatikan/melihat/mengenali/mengingat toko/tenant/gerai/show room/ dan lainnya tersebut melalui dorongan sajian karangan bunga yang berjejer di depan toko/tenant/gerai/show room/lainnya tersebut.

Setelah Itu Utamakan Service!

Bila dicermati, karangan bunga yang disjaikan tersebut terkadang "sengaja dipebanyak oleh pelaku bisnis yang akan melakukan opening ceremony atas unit bisnis barunya tersebut. Langkah tersebut, dilakukan dalam rangka membuat "seru", "gebyar" unit bisnis baru yang dibuka mereka.

Setelah fase awal mereka lakukan yakni memperbanyak karangan bunga ucapan openeing ceremony tersebut, ada langkah lain yang harus mereka lakukan, langkah pasca kegiatan opening ceremony yakni bagaimana mereka tetap dapat menjaga caon konsumen atau konsumen yang sudah datang tersebut dapat menjadi pelanggan.

Setidaknya kegiatan promosi bentuk lain tetap harus dilakukan. Sebetulnya banyak cara promosi dan atau startegi promosi yang bisa dilakukan pelaku bisnis yang membuka unit bisnis baru tersebut, namun menurut saya yang lebih penting adalah bagaimana kita mengutamakan pelayanan (service) kepada konsumen dan atau pelanggan.

Promosi dan startegi promosi apa saja bisa kita lakukan, namun pelayanan ini akan menjadi prioritas utama konsumen atau pelanggan kita. Dengan pelayanan yang baik atau pelayanan prima, tidak hanya mendorong konsumen atau pelanggan untuk tetap setia, tetapi pelayanan sekaligus merupakan promosi "jitu" bagi pelaku bisnis dalam merebut konsumen ditengah persaingan yang semakin ketat saat ini.

Dalam merefleksikan pelayanan konsepsi "konsumen adalah saja" itu tetap penting harus diutamakan. Apa maunya konsumen harus diikuti, perilaku konsumen harus dipelajari dan terus dipahami.

Ada konsumen yang penting mereka dilayani dengan baik, persoalan harga menjadi nomor dua, ada konsumen mau dimanja dan mau dilayani seperti keluarganya melayani mereka, ada konsumen "cerewet" dan seterusnya.

Kita selaku pelayan harus dapat menempatkan mereka pada posisi yang apa maunya konsumen tersebut. Dalam hal pelayanan ini, selogan "kalah untuk menang" mungkin tidak masalah. Artinya, bagaimana kita dapat memberi kepuasan kepada konsumen kita.

Pelayanan harus komprehensif, selain pelayanan langusung yang berhubungan dengan produk yang kita jual, pelayanan lain sebagai penunjang pun harus diperhatikan. Misalnya area parkir yang memadai agar konsumen dapat memarkir kendaraannya dengan mudah dan pelayanan penunjang lainnya.

Kemudian yang tidak kalah pentingnya dalah pelayanan sebelum dan sesudah. Artinya bagaimana pelayan kita dapat menyambut konsumen dengan mengantarkan mereka sampai duduk atau masuk dan bagaimana pelayan kita dapat mengantar mereka sampai ke pintu pada saat mereka pulang, diikuti dengan ucapan "terima kasih bapak/ibu/mas/mbak telah berkunjung, semoga nanti mampir kembali". Luar biasa, bukan?

Bagi pelaku bisnis yang memahami ini, pelaku bisnis tersebut tidak segan-segannya membayar karyawan khusus untuk menyambut dan mengantar/menggiring konsumen/tamu sampai ke pintu keluar.

Terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah aspek kebersihan, kebersihan dari produk yang kita jual dan kebersihan dari lingkungan unit bisnis yang kita lakoni. Ini penting, karena kini konsumen sudah mengutamakan aspek kebersihan termasuk aspek kesehatan. Selamat Berjuang!!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun