Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Fakultas Ekonomi dan.Bisnis Universitas Muhamadiyah Palembang

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Antara Cuan, Bahan Pengawet Berbahaya, Pebisnis dan Konsumen

26 Juli 2024   07:13 Diperbarui: 26 Juli 2024   10:45 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Bukan rahasia umum lagi, bahwa tujuan bisnis memang untuk memperoleh cuan atau keuntungan yang sebesar-besarnya. Namun, pertimbangan cuan, jangan dijadikan untuk melakukan berbagai penyimpangan atau tindakan yang merugikan konsumen. 

Jika cuan menjadi fokus dalam bisnis, tidak heran kalau apa saja akan dilakukan pelaku bisnis demi memburu cuan tersebut, termasuk menggunakan bahan pengawet makanan  membahayakan kesehatan konsumen bahkan terkadang lebih dari itu, mereka lupa bahwa konsumen merupakan bagian integral bisnis mereka.

Jika pelaku bisnis hanya memburu cuan dengan  mengabaikan kesehatan konsumen, maka yang akan rugi adalah pelaku bisnsi sendiri. Katakanlah, konsumen akan "keracunan", "sakit" dan "penderitaan lainnya" karena terlanjur  mengkonsumsi    makanan yang mengandung bahan pengawet  yang membahayakan kesehatan konsumen tersebut, namun pasca kejadian tersebut tentu konsumen tidak tinggal diam.

Konsumen akan beraksi, akan mengadu, setidaknya akan memberi hukuman (funishment) kepada pelaku bisnis yang menggunakan bahan penagwet makanan yang membahayakan kesehatan konsumen dengan jalan mereka tidak lagi mengkonsumsi makanan tersebut yang pada akahirnya pelaku bisnis sendiri yang dirugikan, bisa saja produk makanan yang mereka jual tidak dibeli lagi dan pada akhirnya menyebabkan bisnis-nya bangkrut.

 

Pebisnis VS Konsumen.

Tidak hanya itu, tindakan pelaku bisnis yang merugikan dan atau membahayakan kesehatan konsumen tersebut akan berbuntut panjang. Konsumen merupakan objek pelaku bisnis dalam menjalankan bisnis-nya tersebut mempunyai kekuatan dalam menentukan maju mundurnya suatu bisnis, termasuk bisnis di bidang kuliner atau makanan dan minuman.

Konsumen sebagai raja dalam konsepsi pemasaran, hendaknya dilayani dengan baik dan maksimal. Jika tidak, konsumen mempunyai hak untuk tidak membeli dan atau memboikot produk yang pelaku bisnis jual. Selain itu, konusmen bisa juga mendorong kebangkrutan suatu bisnis yang dilakoni pelaku bisnis dengan jalan apabila mereka tidak lagi mengkosnumsi suatu produk makanan atau minuman yang pelaku bisnis jual tersebut.

Konsumen semakin hari semakin cerdas dan piawai, apalagi semakin media informasi dan media sosial yang bisa mereka gunakan untuk mengakses infromasi apa saja, dan infromasi yang mereka terima sangat cepat sekali. Begitu ada kejadian atau kasus saat itu pula konsumen langsung bisa mengetahui kajadian atau kasus tersebut, seperti indikasi kasus penggunaan bahan pengawet berbahaya yang menggunakan zat kimia sodium dehidroasetat yang biasanya diguankan pada kosmetik tersebut.

 

Kedepankan Keselamatan Konsumen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun