Untuk memberi warna putih dan atau untuk memberi kesan suatu makanan agar terlihat putih, mereka menggunakan tepung putih atau bahan pemutih, yang nota bene kandungan bahan tersebut membahayakan kesehatan konsumen. Kompas.com, 26 Juni 2022, mensitir bahwa tepung putih kandungan korboihidratnya bisa memicu kanker.
Kemudian, ada yang menggunakan pemanis sintetis untuk memberi rasa manis pada makanan dan minuman. Pemanis sintetis tersebut biasanya berupa biang gula, dan bahan pemanis sintetis lainnya. Hal ini dilakukan mereka, karena harga gula terus meningkat.
Selanjutnya selama ini bahkan saat ini pun masih berlangsung, bahwa pelaku bisnis tidak sdikit yang menggunakan formalin sebagai pengawet makanan dan pewarna kain digunakan untuk mewarnai makanan dan minuman.
Belum lagi, bila kita lihat sajian makanan dan minuman yang ada di etalase-etalase toko kue atau sajian makanan yang digelar pelaku bisnis skala kecil-kecilan di kaki lima (K-5) atau di tepian jalan. Terkadang warna makanan atau minuman tersebut cukup kontras dan atau menyala, belum lagi makanan atau minuman tersebut tersebut terpapar matahari dan terkena debu orang dan kendaraan yang lalu lalang.
Tidak hanya itu, masih ada lagi bentuk penyimpangan bisnis dalam membuat makanan atau minuman yang mereka jual tersebut. Mislanya menggunakan plastik untuk membungkus makanan, dan menggunakan gabus styrofoam serta kertas kerlapis plastik untuk dibunakan sebagai kemasan atau pembungkus makanan. Â Hal ini, diperparah lagi, karena makanan tersebut dituangkan kedalam media tersebut pada kondisi hangat-hangatnya, sehingga dampak negatifnya akan lebih cepat sekali.
     Â
Belum lagi adanya modus operandi, menjual makanan atau minuman yang sudah kadaluarsa (expired). Bila ditelusuri, tidak sedikit terdapat kasus penjualan makanan atau minuman yang sudah kadaluarsa tersbut, terlebih pada saat permintaan terhadap barang makanan atau minuman tersebut miningkat, misalnya pada saat hari-hari besar keagamaan.
Termasuklah penggunaan minyak goreng yang berulang kali, minyak "jenuh" yang memicu kolestrol dan tidak baik bagi kesehatan jantung.
Membahayakan Nyawa.
Penyimpangan bisnis dalam bentuk penggunaan berbagai bahan berbahaya dalam proses produksi tersebut, disatu sisi terkadang memang menguntungkan pelaku bisnis dan atau pedagang. Namun, disisi lain justru merugikan konsumen bahkan membahayakan kesehatan konsumen.
Di pihak pelaku bisnis, dengan mereka menggunakan berbagai bahan berbahaya bagi kesehatan tersebut, Â akan dapat mengawetkan barang makanan yang mereka produksi atau jual tersebut, akan dapat memberi citra rasa dan penampilan barang makanan dan minuman lebih menarik, akan dapat menekan biaya produksi, karena barang makanan yang mereka produksi tidak cepat rusak atau tidak cepat "basi"