Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Bila Terjadi Deflasi Jangan Dulu Happy!

6 Juli 2024   06:19 Diperbarui: 8 Juli 2024   02:20 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Deflasi. (Shutterstock/Hadayeva Sviatlana)

Pertama-tama yang harus dilakukan adalah bagaimana pihak yang berkompeten dan atau berwenang (pemerintah) mendorong laju pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi berdasarkan data BPS yang kita capai pada kuartal pertama tahun 2024 sebesar 5,11 (year on year) ) tersebut harus terus didorong untuk naik.

Pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pemerintah tahun 2024 ini masih berkisar diangka 5 persen-an tersebut, kalau bisa harus terealisasi dengan baik bahkan kalau bisa lebih tinggi lagi, walaupun ada beberapa pihak yang meragukannya.

Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tersebut, setidaknya konsumsi, investasi dan ekspor harus "di genjot". Namun, konsumsi kini mengalami perlambatan, ekspor pun demikian, hanya investasi yang bisa diandalkan.

Namun, investasi yang ada adalah investasi yang berorientasi pada pembangunan infrastruktur yang menelan dana yang tidak kecil. Agar investasi yang ada dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak, maka perlu diarahkan pada investasi padat karya.

Ekspor dapat digenjot melalui peningkatan daya saing dan terus mendorong hilirisasi atau munculnya industri-industri baru, agar produk yang akan diekspor tersebut mempunyai nilai tambah (value added) yang besar. Kemudian kegiatan ekspor ini harus diikuti oleh meminimalisir kegiatan impor yang akan menguras devisa negeri ini.

Kemudian, kita masih tetap perlu melakukan pengendalian inflasi dari non permintaan, yakni mengantisipasi kondisi yang akan menyebabkan harga-harga terpaksa akan naik. Misalnya masalah cuaca, masalah kelancaran distribusi, masalah produktivitas petani yang masih terbatas, dengan mencarikan solusi disekitar masalah yang mereka hadapi.

Bagi petani yang memiliki lahan terbatas atau petani yang masih menggarap lahan orang lain, perlu adanya solusi tentang ini. Lahan pemerintah yang masih kosong atau masih menganggur yang masih memungkinkan untuk ditanami, mungkin kita bisa manfaatkan untuk petani yang demikian untuk menggarap lahan tersebut.

Faktor pendukung peningkatan produktivitas petani juga perlu diperhatikan, sarana dan prasarana termasuk teknologi yang dibutuhkan petani dapat diupayakan oleh pemerintah dengan jalan membantu mereka untuk hal tersebut agar mereka bisa meningkatkan produktivitasnya.

Terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah terus menggalakkan langkah antisipasi pengendalian kenaikan harga-harga barang/jasa dalam waktu singkat yakni dengan terus melakukan pemantauan harga-harga barang/jasa dilapangan/dipasar dan melakukan operasi pasar yang efektif. Masyarakat menanti kebijakan dan langkah nyata kita! Selamat Berjuang!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun