Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Setop Praktik Monopoli, Ciptakan Mekanisme Pasar yang Benar!

6 Juni 2024   06:27 Diperbarui: 7 Juni 2024   18:45 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelaku bisnis yang mulai marak melakukan praktik monopoli saat ini antara lain pelaku bisnis yang bergerak dalam gerai ritel modern. Pelaku bisnis ini melakukan penawaran yang tidak tanggung-tanggung. 

Pada dasarnya pelaku bisnis ini hanya menawarkan produk berupa makanan, minuman dan beberapa produk kebutuhan pokok konsumen sehari-hari.

Namun, dengan pelaku bisnsi ini melakukan praktik monopoli tersebut, sehingga produk yang ditawarkannya/dijualnya menjadi beragam, menjual obat-obatan yang biasanya dijual oleh toko obat atau apotik, menjual roti yang biasanya dijual oleh toko roti atau rumah tangga.

Malah bisa saja sampai menjual pulsa yang biasanya dijual oleh gerai pulsa atau konter hp, menjual jasa pengambilan uang, yang biasanya dilakukan oleh bank atau unit usaha keuangan yang ada, dan seterusnya.

Belum lagi pelaku bisnis ini terkadang menjual merek dagang dengan mendominasi menggunakan merek dagang pada produk yang mereka jual. Kemudian terkadang ditambah lagi adanya cafe mini. Sehingga lengkaplah praktik monopoli yang pelaku bisnis ini jalankan.

Tidak hanya itu, masih ada lagi pelaku bisnis lain yang bertindak yang sama. Misalnya, ada pelaku bisnis yang menjual minuman atau ice atau makanan, dengan membuka gerai dimana-mana, sehingga pelaku bisnis yang menjual produk yang sama akan kewalahan atas "persaingan" yang tercipta.

Saya pernah, menemani anak membeli produk elektronik (alat perekam gambar/photo). Sebaga mana lazimnya, bahwa dalam berbelanja, konsumen ingin memperoleh kepuasan maksimal. 

Kami tidak hanya pergi pada suatu toko elektronik, tetapi pergi atau menuju juga toko elektornik lain, singkat kata dua sampai tiga toko elektronik dikunjungi. 

Uniknya, harganya berbeda-beda dengan alamat toko yang tersebar diberbagai sudut kota . Kami menanyakan kepada pelayan, "dik/mabk/mas", toko elektronik ini apakah sama dengan toko elektronik  yang ada disana, jawabnya, "oh, ya" pak sama. 

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelaku bisnis tersebut membuka toko nya di berbagai sudut kota dengan tujuan agar dapat menjaring konsumen yang sebanyak-banyaknya.

Dengan demikian, maka bagi pemilik toko elektronik yang hanya satu , dengan modal yang terbatas, belum mempunyai "brand" dan atau tidak bisa bersaing, maka ia akan kalah bersaing, bukan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun