Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menekan Inflasi Mengikis Kemiskinan Ekstrem

15 Mei 2024   18:04 Diperbarui: 16 Mei 2024   06:43 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian untuk menjaga kecukupan stok, perlu adanya lumbung pangan yang bertujuan untuk penyediaan cadangan apabila terjadi gagal panen. Di pihak petani dapat mengatasi kesulitan keuangan sebelum tiba musim panen dan sekaligus akan menghilangkan "sistim ijon" yang sering menerpa petani.

Lumbung pangan menuntut komitmen pemerintah (daerah). Sebenarnya sudah ada contoh, seperti Gubernur Sumatera Provinsi Selatan pada masa itu, menjadikan Sumatera Selatan sebagai lumbung pangan nasional. Namun sayang, begitu ada pergantian Gubernur, program yang brilian ini tidak dilanjutkan.

Lumbung pangan yang dimotori pemerintah daerah perlu digalakkan, selain untuk menghimpun produk pangan yang diproduksi/dihasilkan petani, dalam jangka panjang diharapkan dapat mengerem kenaikan harga, sehingga pendapatan ril masyarakat terjaga dan angka kemiskinan ekstrem pun bisa direm.

Kemudian, langkah memantau harga di pasar secara rutin, operasi pasar pada saat ada kenaikan terhadap produk pangan tetep dibutuhkan sembari mengedukasi pelaku pasar agar tidak serta merta menaikkan harga.

Selanjutnya yang tidak kalah penting adalah pihak berwenang harus komitmen untuk menghalangi tindakan "invisble hand" yang kan memperkeruh kondisi pasar dan termasuk mencegah tindakan distributor/pedagang yang seenaknya mempermainkan harga. Ini penting, agar harga-harga (inflasi) tidak terus meningkat, kemiskinan ekstrem tidak terus meroket. Semoga!!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun