Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menekan Inflasi Mengikis Kemiskinan Ekstrem

15 Mei 2024   18:04 Diperbarui: 16 Mei 2024   06:43 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: KOMPAS/DIDIE SW

Tekan Inflasi.

Bila disimak, kenaikan harga pangan, terlebih beras, lebih disebabkan oleh kekuragan stok, sehingga stok pangan tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, jelas akan mendorong kenaikan harga.

Banyak faktor yang menyebabkannya, antara lain masalah lahan (luas lahan/alih fungsi lahan/kepemilikan lahan), sistem bertani masih tradisional (petani tradisional), dan termasuklah faktor budaya (malas/cepat menyerah).

Luas lahan merupakan salah satu faktor penentu untuk petani berusaha dan bekerja. Lahan pertanian tidak sedikit hilang, karena mereka manganggap dengan bertani belum mencukupi kebutuhannya, sehingga tidak sedikit mereka yang menjual lahannya, beralih ke sektor informal bahkan sektor formal.

Berdasarkan data yang ada, pada tahun 2013 saja sekitar 56,03 persen petani Indonesa merupakan petani guram yang penguasaan lahannya kurang dari 0.50 ha.

Padahal menurut data Kementerian Agraria dan Tata Ruang Pertanahan Nasional (ATR/BPN) pada tahun 2013 lalu masih terdapat 7.75 juta Ha lahan sawah. Terjadi penyusutan antara 150 ribu higgga 200 ribu Ha akibat alih fungsi (JawaPos.com, 12 Oktober 2018).

Petani tidak memiliki lahan sendiri dan petani tradisional masih mendominasi dikalangan petani di negeri ini, sistem cocok tanam yang masih menggunakan peralatan seadanya, mengandalkan alam, lahan berpindah-pindah, dan ketergantungan dengan musim, akan sulit mendongkrak produktivitas petani.

Jika petani tidak punya lahan sediri, lahan sempit dan terjadi alih fungsi lahan ditambah sistem bertani masih tradisional dan adanya hambatan teknologi, maka jelas produktivitas pangan yang dihasilkan akan terbatas dan tentu tidak dapat mencukupi kebutuhan.

Untuk itu harus ada upaya mempertahankan lahan pertanian yang sudah ada, mencegah terjadinya alih fungsi lahan, sembari mendorong petani memiliki lahan sendiri.

Hal ini penting, untuk menjaga petani jangan sampai berbondong-bondong beralih ke sektor informal atau formal. Pengawasan dan keberpihakan kepada petani juga penting, agar tidak lagi terjadi perampasan lahan milik petani

Mendorong petani tardisional untuk menjadi petani modern, memperbanyak irigasi, memberikan incentif, memberikan bantuan peralatan pertanian yang modern, dan penyediaan teknologi tepat guna serta sedapat mungkin menekan harga faktor produksi. Langkah ini diharapkan dapat mendorong petani menjadi produktif yang pada akahirnya akan meningkatkan produktivitas petani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun