Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Mengapa Promosi yang Dilakukan Caleg Tidak Signifikan Mendongkrak Suara?

5 Maret 2024   16:12 Diperbarui: 6 Maret 2024   08:45 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masifnya pomosi yang dilakukan Caleg ternyata tidak mendrongkrak suara | Sumber gambar: KOMPAS/Hendra A Setyawan

Promosi yang dilakukan caleg, sebagaian besar tidak menjual produk atau program mereka, tidak menjual apa yang mereka akan lakukan bila terpilih, walaupun ada hanya segelintir caleg saja. Kalau pun ada, terkadag mereka "menempel" pada produk atau program capres yang diusung partai mereka.

Promosi yang dilakukan caleg, tidak memberi "rangsangan dahsyat", kata-kata dalam media promosi tersebut hanya datar saja, tidak bombastis, seperti yang dilakukan capres, ada kata-kata gratis-nya atas produk yang capres jual. Produk gratis ini sampai saat ini masih "laku" dijual dikalangan anak negeri ini selaku pemilih.

Dari pengalaman pemilu 2024 ini dan pemilu-pemilu yang lalu, ternyata promosi yang harus dilakukan oleh caleg tersebut, harus "unik" (seperti yang dilakukan Komeng-lihat Amidi dalam Kompasiana.com, 23 Peberuari 2024) , harus memberi "harpan" kepada sebagaian besar pemilih, baru promosi yang kita lakukan tersebut berdampak signifikan terhadap perolehan suara. Kalau tidak, promosi yang kita lakukan tersebut, hanya membuang "cuan" saja alias tidak efeftkif.

Apa yang harus dilakukan ke depan?

Promosi yang harus dilakukan caleg yang akan bertarung pada pemilu yang akan datang adalah promosi yang dapat menyentuh berbagai lapisan pemilih dengan cara, antara lain;

Pertama. Promosi harus dibedakan berdasarkan kelompok konsumen atau pemilih. Bisa saja segmen tersebut dikelompokan; ;berdasarkan pendidikan, berdasarkan usia, berdasarkan jenis kelamin, berdasarkan dan seterusnya. Bisa juga berdasarkan segmen, segementasi prilaku, demografis, geografis dan psikologis. Ini penting, agar promosi kita lebih mengena.

Kedua. Promosi harus dilakukan secara praktis dan efektif. Caleg dan tim harus dapat memilih dan memilah media dan konten promosi yang akan dilakukan. Konten tersebut harus mempunyai nilai jual yang tinggi dimata pemilih.

Ketiga. Promosi harus dilakukan dengan cerdas. Misalnya pemilihan alat/barang yang menjadi media promosi harus tepat. Seperti kalau mau membagikan korek api, korek api yang menarik yang berbeda dengan korek api yang dijual pada umumnya. Seperti yang pernah saya lakukan dalam membantu rekan mencalonkan diri sebagai calon wali kota salah satu kota di negeri ini. Begitu juga jika mau membagikan "mukena", "payung", "topi" dan seterusnya.

Terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah bila kita sudah mempunyai rencana akan mencalonkan diri sebagai caleg, mulai sekarang kita rintis dan publis, apa yang bisa kita lakukan kepada pemilih. Tunjukkan karya kita, dan tunjukkan kesalehan sosial kita. Jika ini sudah kita lakukan jauh-jauh hari, maka pada saatnya kita tidak perlu terlalu gencar lagi melakukan promosi, karena pemilih sudah familiar dengan nama atau gambar kita.

Selamat Berjuang!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun