Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Cegah Tindakan

13 Februari 2024   19:28 Diperbarui: 13 Februari 2024   20:19 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cegah  Tindakan "Invisible Hand" Agar Kenaikan Harga Beras Tidak Semakin Parah!

Oleh Amidi

Kenaikan harga beras kali ini berbeda dengan kenaikan harga beras pada saat musim kemarau dan atau el nino beberepa bulan yang lalu.  Kenaikan haras beras pada saat itu, karena kemarau atau el-nino,  petani gagal panen, menyebabkan  stok beras menipis alias berkurang, sehingga untuk memenuhi permintaan akan beras  masyarakat terganggu, tak ayal lagi harga beras naik.

Namun kenaikan harga beras saat ini, beberapa hari menjelang pesta demokrasi ini berbeda, Berdasarkan informasi yang berkembang, kenaikan harga beras tersebut disebabkan karena banyaknya atau meningkatnya permintaan beras di pasar, terutama dalam rangka memenuhi permintaan pemerintah untuk menjalankan program  bantuan sosial  (bansos) 10 kg beras kepada 22 juta keluarga  penerima manfaat (KPM).

Dalam CNN Indonesia, 12 Pebruari 2024, Bulod dan  Badan Pangan mensinyalir bahwa mereka telah memasok dan atau menjual beras Stabilitas  Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), bahkan akan terus  ditingkatkan. Mereka akan meningkatkan beras SPHP sampai 200 persen kalau perlu karena benar-benar SPHP ini  sedang dibutuhkan masyarakat, penyaluran  beras tersebut juga menyasar ritel modern, agar masyarakat mudah menjangkaunya.

Namun Bayu selaku Petinggi  Perum Bulog menemukan  anomali dalam penjualan beras di toko ritel modern. Informasi yang masuk ke pihak bulog, bahwa  beras dipasok 1.000 kg (5 kg satu sak) yang berarti akan ada 200 sak,  namun beras tersebut habis dalam setengah jam, ternyata yang membeli bukan rumah tangga, kalau masyarakat umum yang membeli satu sak (5 kg) tersebut, seharusnya pasokan tersebut bisa lebih dari dua  minggu baru habis.

Detikcom, 12 Pebruari 2024, mensitir bahwa beras langkah di alfamart dan di Indomaret serta di toko-toko selaku pengecr, karena adanya kekosongan atau pembatasan stok beras premium, sehingga pembelinya dibatasi hanya 2 pcs  per orang per hari.  Pihak Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Apindio) mengatakan keterbatasan  dan kekosongan beras  di ritel modern disebabkan  karena pengusha  saat ini menahan pembelian pasokan baru dari produsen atau distributor.

Untuk itu di dalam Republika.co.id, 12 Pebruari 2024,  diberitakan bahwa penyaluran bantuan pangan beras dihentikan sementara sejak Kamis (8/2/2-24), harga beras langsung melonjak, baik untuk beras  kelas medium maupun beras kelas premium.

Dikutip dari  Panel Harga Badan Pangan Nasional, harga rata-rata beras nasional di tingkat  pedagang eceran naik signifikan dibandingkan sepekan lalu. Harga beras premium secara nasional  kini dibandrol di level Rp. 16.030,- per kg atau naik 2,56 persen dibandingkan harga pada 5 Pebruari 2024. Sementara harga beras  medium berada di level Rp. 14,520,- per kg atau sudah naik 5,91 persen dibandingkan harga 5 pebruari 2024.

bungko,desa.id, 01 Pebruari 2024,  mensitir bahwa pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengumumkan penundaan sementara program bantuan sosial (bansos) beras 10 kg  untuk 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Penghentian ini berlangsung dari tanggal 8 hingga  14 Pebruari 2024, selama masa pemilu.

Permintaan Mendadak.

Secara sederhana, bisa dikatakan bahwa kenaikan harga beras tersbut, karena adanya peningkatan permintaan beras untuk memenuhi permintaan pemerintah dalam rangka menjalankan program bansos 10 kg beras tersebut  dan permintaan tersebut boleh dikatakan "sangat mendadak" sekali, karena  pemerintah saat ini segera akan (seminggu sebelum pelaksanaan pemilu 2024)  mengucurkan atau merealisasikan program bansos beras 10 kg untuk 22 juta penerima.

Kemudian dalam hubungannnya dengan persoalan ini,  ada-nya hiruk pikuk tentang informasi bahwa  menteri keuangan Sri Mulyani diminta Presiden untuk memblokir anggaran Kementerian/Lembaga (KL) hingga Rp. 50 trilun lebih di APBN 2024. (CNN Indonesia, 06 Pebruari 2024). Pelaku pasar sangat sensitif dengan informasi yang demikian, yang menyebabkan pasar terkadang bereaksi cepat sekali.

Akibat adanya kebutuhan mendesak atas pembelian beras untuk bansos  tersebut, sedangkan dipihak  produsen atau distrbutor belum siap atas kondisi tersebut, maka dengan serta merta beras menjadi langkah di pasar dan  mendorong harga naik.

Kondisi ini, sebenarnya tidak perlu membuat anak negeri ini "kaget", terori ekonomi sederhana saja, sudah bisa menjelaskan fenomena yang sedang berlangsung.


Langkah Mengerem Kenaikan Harga Beras.

Untuk menciptakan kondisi yang senantiasa kodusif dan atau terkendali, tidak ada pilihan lain, pihak yang berkompeten,  petinggi negeri ini, terutama petinggi yang membidangi-nya,  ada baiknya melakukan langkah secepatnya menghentikan aksi pembelian beras dalam jumlah besar tersebut.

Syukur, pemerintah saat ini sudah mengambil langkah untuk menghentikan terlebih dahulu program bansos 10 kg beras untuk 22 juta masyarakat penerima tersebut. Pemberhentian pemberian atau penyaluran beras bansos 10 kg tersebut harus benar-benar dilakukan/direalisasikan, jangan hanya sekedar keinginan dan himbauan,  pantau dilapangan,  jangan sampai ada pihak tertentu masih meneruskan pembagian atau penyaluran bansos 10 kg beras tersebut.

Sekali lagi, segera lakukan pemantauan dilapangan,  mana-mana gerai ritel modern dan atau toko-toko pengecer beras, termasuk pengecer yang ada di pasar-pasar tradisonal, yang stok-nya kosong atau habis, segera lakukan "pengisian" atau "penyaluran"  kembali, agar stok di pasar tetap tersedia.

Ini penting, bukan hanya untuk meredam kenaikan harga beras saja, tetapi untuk menjaga stabilitas pasar dan agar kondisi tetap kondusif. Mulai besok (14 Pebruari 2024) tidak ada salahnya petugas berkeliling untuk memastikan stok beras kembali tersedia dan atau untuk memastikan kecukupan stok beras tersebut.

 

Kemudian pasca pelaksanaan pemilu, walaupun masih dalam proses menunggu hasil akhir, sebaiknya bansos jangan dahulu dilanjutkan, sebaiknya bansos tetap harus ditahan terlebih dahulu, dan jangan ada keinginan untuk menggantinya dengan uang tunai senilai harga beras tersebut.

Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah pantau produsen dan atau distributor beras, lakukan pendekatan, agar mereka juga memahami kondisi saat ini, suatu kondisi yang harus benar-benar harus kondusif, karena nageri ini sedang melaksanakan pesta demokrasi. Jika perlu, lakukan pengawasan yang ketat ditingkat produsen dan atau distributor dan pengecer, jangan sampai ada yang bermain, atau jangan ada yang akan mengabil keuntungan dibalik "runyam"-nya persoalan beras di negeri ini beberapa hari ini.

Selanjutnya perlu dicegah jika ada tindakan invisibke hand atau tangan tangan tak kentara yang akan memperunyam kenaikan harga beras tersebut, sehingga akan menciptakan kondisi yang tidak kondusif

Terakhir yang tidak kalah penting-nya adalah, sembari melaksanakan dan memantau proses pemilu  yang sedang berlangsung, tidak ada salahnya beberapa pihak yang terlibat duduk dalam satu meja, untuk membicaralan persoalan yang satu ini. Intinya, agar masyarakat tidak panik. Harus diupayakan agar  stok beras  tetap tersedia, masyarakat selaku konsumen tetap dapat membeli beras dan harga beras diusahakan  normal kembali. Semoga, Semoga, Semoga!!!!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun