Secara sederhana, bisa dikatakan bahwa kenaikan harga beras tersbut, karena adanya peningkatan permintaan beras untuk memenuhi permintaan pemerintah dalam rangka menjalankan program bansos 10 kg beras tersebut  dan permintaan tersebut boleh dikatakan "sangat mendadak" sekali, karena  pemerintah saat ini segera akan (seminggu sebelum pelaksanaan pemilu 2024)  mengucurkan atau merealisasikan program bansos beras 10 kg untuk 22 juta penerima.
Kemudian dalam hubungannnya dengan persoalan ini,  ada-nya hiruk pikuk tentang informasi bahwa  menteri keuangan Sri Mulyani diminta Presiden untuk memblokir anggaran Kementerian/Lembaga (KL) hingga Rp. 50 trilun lebih di APBN 2024. (CNN Indonesia, 06 Pebruari 2024). Pelaku pasar sangat sensitif dengan informasi yang demikian, yang menyebabkan pasar terkadang bereaksi cepat sekali.
Akibat adanya kebutuhan mendesak atas pembelian beras untuk bansos  tersebut, sedangkan dipihak  produsen atau distrbutor belum siap atas kondisi tersebut, maka dengan serta merta beras menjadi langkah di pasar dan  mendorong harga naik.
Kondisi ini, sebenarnya tidak perlu membuat anak negeri ini "kaget", terori ekonomi sederhana saja, sudah bisa menjelaskan fenomena yang sedang berlangsung.
Langkah Mengerem Kenaikan Harga Beras.
Untuk menciptakan kondisi yang senantiasa kodusif dan atau terkendali, tidak ada pilihan lain, pihak yang berkompeten, Â petinggi negeri ini, terutama petinggi yang membidangi-nya, Â ada baiknya melakukan langkah secepatnya menghentikan aksi pembelian beras dalam jumlah besar tersebut.
Syukur, pemerintah saat ini sudah mengambil langkah untuk menghentikan terlebih dahulu program bansos 10 kg beras untuk 22 juta masyarakat penerima tersebut. Pemberhentian pemberian atau penyaluran beras bansos 10 kg tersebut harus benar-benar dilakukan/direalisasikan, jangan hanya sekedar keinginan dan himbauan, Â pantau dilapangan, Â jangan sampai ada pihak tertentu masih meneruskan pembagian atau penyaluran bansos 10 kg beras tersebut.
Sekali lagi, segera lakukan pemantauan dilapangan, Â mana-mana gerai ritel modern dan atau toko-toko pengecer beras, termasuk pengecer yang ada di pasar-pasar tradisonal, yang stok-nya kosong atau habis, segera lakukan "pengisian" atau "penyaluran" Â kembali, agar stok di pasar tetap tersedia.
Ini penting, bukan hanya untuk meredam kenaikan harga beras saja, tetapi untuk menjaga stabilitas pasar dan agar kondisi tetap kondusif. Mulai besok (14 Pebruari 2024) tidak ada salahnya petugas berkeliling untuk memastikan stok beras kembali tersedia dan atau untuk memastikan kecukupan stok beras tersebut.
Â