Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Aspek "Cuan" Masih Menjadi Alasan Dominan Rendahnya Lulusan S2 dan S3 di Negeri Ini

20 Januari 2024   09:31 Diperbarui: 25 Januari 2024   13:10 997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang saat ini, di luar sana, mereka yang memiliki atau telah menyelesaikan jenjang S2 dan atau S3 tersebut sudah mulai menjadi pertimbangan untuk menduduki jabatan tertentu, untuk dapat ditampilkan pada forum-forum seminar. Bahkan justru di atas kertas, kita lebih percaya dengan gelar S2 dan atau S3 mereka. 

Namun, saya menyimak, kebanyakan hal tersebut yang dilihat atau dipertimbangkan masih terbatas pada S2 dan atau S3-nya belaka, kita masih belum mempertimbangkan kualitas yang ada pada diri mereka. 

Maaf, maaf, maaf, sehingga dengan pertimbangan seperti ini, kini mulai ada gerakan berlomba-lomba mengejar S2 dan atau S3 tersebut, bahkan profesor karena mengejar tunjangan, sementara tanggung jawab keilmuan nomor sepuluh. (maaf ya)

Namun, ini akan berbahaya, jika kita salah dalam menyikapinya, Untuk itu sebaiknya selain pertimbangan S2 dan atau S3-nya, pertimbangan kualitas pun harus dikedepankan.

Kedua, pemerintah harus terus menerus meningkatkan dan mengalokasikan anggaran pendidikan, bila perlu ditingkatkan menjadi 35 persen dari anggaran yang ada. Jika negeri ini mau maju dan mau melompat cepat.

Ketiga, dari diri mereka sendiri, perlu adanya kesadaran bahwa negeri ini memerlukan keilmuan anak dengan S2 dan atau S3 tersebut. Kita dapat melakukan perubahan, atau agar negeri ini dapat berubah, dapat benar-benar menjadi makmur, karena sumber daya yang ada dapat kita maksimalkan dan dapat kita gunakan serta dapat kita manfaatkan sendiri demi kemakmuran anak bangsa yang tercinta ini. 

Selamat berjuang!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun