Tidak semua orang yang ingin melanjutkan studi pada jenjang S2 dan S3 tersebut, mempunyai kesempatan, terutama dari sisi waktu. Misalnya, pada saat ia akan melanjutkan studi pada jenjang S2 dan atau S3 tersebut, anaknya masih bayi, sehingga dipilih untuk ditunda. Terkadang penundaan berlarut-larut, sehingga timbul rasa malas, akhirnya tidak dilanjutkan lagi.
Kedua: Faktor Lingkungan
Lingkungan sangat mempengaruhi seseorang untuk melanjutkan studi ke jenjang S2 dan atau S3 tersebut. Misalnya di lingkungan tempat mereka tinggal, tidak banyak orang yang telah menyandang S2 dan atau S2, baik di lingkungan tempat tinggal maupun kampus tempat ia mengabdi, sehingga faktor lingkungan ini mendorong mereka untuk tidak "tergerak" melanjutnya studi pada jenjang S2 dan atau S3 tersebut.
Kemudian, lingkungan keluarga pun demikian. Misalnya dalam suatu keluarga besar mereka, paling tinggi hanya menamatkan studi pada jenjang S1 saja, sehingga ia tidak terdorong untuk melanjutkan studi pada S2 dan atau S3 tersebut.Â
Belum lagi, bila ia mempertimbangkan faktor psikologis, ia tidak mau "egois" dalam keluarganya, sehingga ia menyesuaikan hanya menamatkan jenjang S2 saja. Itupun karena jenjang S2 sudah diwajibkan kepada tenaga pendidik/pengajar yang mengabdi pada Perguruan Tinggi (PT) yang hanya terdapat program studi S1 saja.
Ketiga: Faktor Penghargaan
Kebanyakan di kalangan anak negeri ini, masih mempertimbangkan masalah penghargaan atau rewards yang akan diterima, bila ia telah menyelesaikan jenjang studi S2 (misalnya). Setelah ia menyelesaikan jenjang studi S2, penghasilannya tidak banyak bertambah, hanya bertambah ala kadarnya, apalagi di PT swasta.
Keempat: Faktor Cuan (Uang/Pendapatan)
Pendapatan merupakan faktor dominan yang menjadi penyebab rendahnya lulusan S2 dan atau S3 di negeri ini. Baik cuan yang akan diperoleh apabila mereka sudah menyelesaikan S2 dan atau S3 tersebut maupun faktor cuan yang dibutuhkan untuk melanjutkan jenjang studi S2 dan atau S3 tersebut.
Tidak sedikit, perguruan tinggi yang tidak menyediakan anggaran untuk tenaga pendidik/pengajarnya untuk melanjutkan S2 dan atau S3, sehingga bagi mereka yang akan melanjutkan ke jenjang S2 dan atau S3, mereka terkendala dengan cuan tersebut.Â
Mereka menimbang-nimbang, bagaimana mau melanjutkan ke jenjang S2 dan atau S3 kalau untuk memenuhi kebutuhan saja tidak cukup atau untuk memosisikan hidup sejahtera yang sebenarnya saja masih sulit.