Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Fakultas Ekonomi dan.Bisnis Universitas Muhamadiyah Palembang

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Memburu Lapangan Kerja Baru, demi Meraup Cuan atau demi Pengabdian?

10 Januari 2024   14:37 Diperbarui: 10 Januari 2024   15:20 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila sudah masuk alias terilih, sudah bisa dipastikan hidup akan "berubah", rezeki akan "moncreng" alias "mengalir deras", yang tadinya baru bisa menikmati "sepeda motor', bisa langusung  dapat menikmati mobil mewah, sehingga wajar, kalau lapangan kerja baru ini banyak diburu anak negeri ini.  Sementara bagi anak negeri ini yang bekerja biasa-biasa saja, misalnya sebagai pencerdas bangsa atau pegawai biasa saja,  terkadang untuk membeli mobil "sejuta umat" saja harus berjuang setengah mati (setengah hidup).

Jika jauh sebelumnya, anak negeri ini yang menghidmatkan diri dalam dunia artis belum tertarik memburu lapangan kerja baru ini, kini mereka juga ternyata "tergoda" untuk memburu lapangan kerja baru tersebut. Tidak jarang, ada dari mereka yang sudah dua atau tiga kali melamar pada lapangan kerja baru tersebut belum berhasil diterima alias belum terpilih, dan terus melanjutkkan untuk memburu lapangan kerja baru tersebut sampai diterima atau terpilih. Kedepan, bukan tidak mungkin dari kalangan mereka ini justru yang akan memadati belantika dunia lapangan kerja baru tersebut, karena mereka memiliki modal yang cukup untuk melamar.

Meraup  Cuan atau  Pengabdian.

Bila disimak secara seksama, maaf, maaf, maaf, sebagaian besar anak negeri ini yang memburu lapangan kerja baru tersebut dominan demi meraub cuan, sedikit sekali yang berorientasi untuk  pengabdian. Kalau pun ada, mungkin satu orang berbanding satu juta orang.

Idealnya anak negeri ini yang memburu lapangan kerja baru tersebut, adalah orang yang mapan, kaya, senang selalu, ia ingin mengabdikan dirinya , ingin membantu masyarakat melalui kekuasaan yang dimiliki pada saat  ia diterima atau terpilih nanti, bukan semata-mata mau meraub cuan.

Mengapa mereka memburu lapangan kerja baru tersebut lebih berorientasi meraub cuan, Anda bisa menjawab sendiri, yang jelas dalam menjalani hidup dan kehidupan ini anak negeri ini sudah digandrungi dengan hidup yang serba glamor, hidup dengan gaya hedonis sudah menghiasi diri ia panak negeri ini.


Kemudian, anak negeri ini yang berhasil diterima atau dipilih dalam kanca lapangan kerja baru tersebut, selain untuk memburu cuan juga agar dapat menghilangkan "tekanan sosial"  apabila anak negeri ini tersebut sudah tidak lagi menjabat. Dengan tidak lagi menjabat, dan masih berhasil memenangkan alias terpilih pada lapangan kerja baru tersebut, maka gengsi dan status sosial masih tetap bisa dipertahankan.

Seharunya Cuan dapat Pengabdian Ya.

Anak negeri ini yang memburu lapangan kerja baru tersebut, sebaiknya selain dapat meraub cuan, juga dapat menghidmatkan diri untuk suatu "pengabdian" kepada negeri ini atau  daerah ini melalui amanah yang diberikan oleh konsituen atau pemilih atau orang yang menjadikan mereka.

Agar dapat memberikan secerca harapan kepada pemilih yakni melalui pengabdian tersebut, anak negeri ini yang berhasil diterima atau dipilih tersebut harus dapat menyajikan/menjual produk atau  program yang benar-benar memang dapat mewakili apa yang diinginkan pemilih.

Misalnya, bila anak negeri ini yang berhasil memenangkan atau terpilih pada lapangan kerja baru tersebut, diposisi bidang ekonomi, bagaimana mereka agar dapat mewakili pemilih setidaknya dalam hal mensejahterakan mereka. Bagaimana memperjuangkan kesejahteraan mereka, melalui kenaikan UMR/UMP,  melalui berbagai incentif dan berbagai bantuan ekonomi lainnya, serta yang penting lagi adalah apa upaya anak negeri ini yang berhasil memenangkan atau terpilih tersebut dapat menstabilkan harga, penghasilan terus meningkat, sehingga daya beli terus meningkat. Singkat kata, mereka harus merubah perekonomian daerah-nya menjadi maju dan makmur, karena mereka mempunyai kekuasan dan atau power.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun