Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Fakultas Ekonomi dan.Bisnis Universitas Muhamadiyah Palembang

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Memburu Lapangan Kerja Baru, demi Meraup Cuan atau demi Pengabdian?

10 Januari 2024   14:37 Diperbarui: 10 Januari 2024   15:20 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Oleh Amidi

 Jauh sebelumnya, jika seroang anak kecil belum mengenal hiruk pikuk kehidupan ini, bila mereka dilontarkan suatu pertanyaan, "mau jadi apa"? . Jawabnya beragam, namun sudah bisa ditebak. Ada yang menjawab mau jadi Presiden, ada yang menjawab mau jadi Dokter, dan seterusnya.

Nah, jika mereka sudah memahami kondisi saat ini, kita mencoba melontarkan suatu pertanyaan tentang "mau jadi apa setelah besar nanti"?, Tidak sedikit yang menjawab mau jadi artis, karena dunia artis dianggap mereka suatu dunia yang menjanjikan dari sisi cuan (uang) yang akan didapatkan. Betapa tidak, misalnya salah satu sosok artis yang kita kenal dengan seorang PUTRI ARIANI saja, baru saja sempat tenar, populer, sudah dapat mengantongi cuan yang berlimpah, bisa saja nanti anak negeri ini yang dianugrahi Tuhan Yang Maha Esa kelebihan dalam  "tarik suara" tersebut itu, akan mendapatkan  julukan  miliader.

Namun, bila dicermati, belakangan ini, kondisinya sudah berubah, tidak sedikit seorang artis justru berlomba-lomba memburu suatu "lapangan kerja baru" yang dinanti-nantikan setiap lima tahun sekali.

Betapa tidak, karena rezeki yang diperoleh seorang artis, tidak rutin, sesuai dengan kontrak, dan bila sudah terjadi kejenuhan dan atau penurunan popularitas, maka rezeki tersebut akan terus menyusut sampai menghilang sama sekali. Namun, dengan seorang artis, selain mempertahankan ke-artis-an-nya ditambah dapat berhasil memburu lapangan kerja baru tersebut, maka rezeki-nya akan semakin "moncreng" atau "mengalir".

Kini semua mata tertuju dan tergiur dengan lapangan kerja baru tersebut. Seiring dengan berlomba-lomba-nya  anak negeri ini untuk bisa jadi/terpilih/menang dalam konstalasi ajang lima tahunan tersebut, seiring dengan itu pula mulai ramai gambar-gambar mereka menghiasi sudut-sudut kota, gambar-gambar mereka memesrai batang pohoh atau tiang listrik yang ada dijalan-jalan, gambar-gambar mereka memadati ruang publik. Kesemua itu dilakukan dalam rangka agar dalam memburu lapangan kerja baru tersebut dapat diterima alias dapat terpilih.


Mengapa Memburu!

Di atas sudah disinggung, bahwa lapangan kerja baru ini banyak diburu oleh anak negeri ini, baik yang sudah memiliki pekerjaan, baik yang sudah tidak lagi menjabat, baik yang masih aktif sebagai pekerja yang menjanjikan, namun lapangan kerja baru ini terus diburu. Terkadang, ada anak negeri ini sampai mau dan rela mengundurkan diri dari pekerjaan yang sudah dilakoninya demi memburu lapangan kerja baru tersebut.

Setiap lima tahun sekali, anak negeri ini berlomba-lomba memburu lapangan kerja baru ini, terlepas ia sudah berhasil diterima atau terpilih pada priode sebelumnya, maka pada priode ini pun ia kembali akan memburu lapangan kerja baru tersebut.

Padahal untuk berhasil memperoleh atau terpilih dalam lapangan kerja baru tersebut tidak sedikit cuan yang harus dikeluarkan, tidak ringan tenaga yang harus dikerahkan, tidak kecil perasaan yang harus dikorbankan. Ada suatu daerah, karena salah satu anak daerah tersebut tidak berhasil memburu lapangan kerja baru tersebut alias tidak terpilih, maka ia menjadi murung dan terpaksa harus memesrasi suatu rumah sakit yang berorientasi pengobatan pada "kejiwaaan".

Dalam memburu lapangan kerja baru tersebut, segala upaya dilakukan oleh pemburu, mulai dari harus melamar pada suatu "institusi" agar mendapatkan perahu untuk menghantarkan mereka agar bisa melamar pada lapangan kerja baru tersebut, sampai pada menjual diri alias mempromosikan diri  kesana kemari, terkadang termasik langkah yang melanggar etika pun terpaksa dilakukan demi dapat memenangkan-nya alias dapat masuk/terpilih.

Bila sudah masuk alias terilih, sudah bisa dipastikan hidup akan "berubah", rezeki akan "moncreng" alias "mengalir deras", yang tadinya baru bisa menikmati "sepeda motor', bisa langusung  dapat menikmati mobil mewah, sehingga wajar, kalau lapangan kerja baru ini banyak diburu anak negeri ini.  Sementara bagi anak negeri ini yang bekerja biasa-biasa saja, misalnya sebagai pencerdas bangsa atau pegawai biasa saja,  terkadang untuk membeli mobil "sejuta umat" saja harus berjuang setengah mati (setengah hidup).

Jika jauh sebelumnya, anak negeri ini yang menghidmatkan diri dalam dunia artis belum tertarik memburu lapangan kerja baru ini, kini mereka juga ternyata "tergoda" untuk memburu lapangan kerja baru tersebut. Tidak jarang, ada dari mereka yang sudah dua atau tiga kali melamar pada lapangan kerja baru tersebut belum berhasil diterima alias belum terpilih, dan terus melanjutkkan untuk memburu lapangan kerja baru tersebut sampai diterima atau terpilih. Kedepan, bukan tidak mungkin dari kalangan mereka ini justru yang akan memadati belantika dunia lapangan kerja baru tersebut, karena mereka memiliki modal yang cukup untuk melamar.

Meraup  Cuan atau  Pengabdian.

Bila disimak secara seksama, maaf, maaf, maaf, sebagaian besar anak negeri ini yang memburu lapangan kerja baru tersebut dominan demi meraub cuan, sedikit sekali yang berorientasi untuk  pengabdian. Kalau pun ada, mungkin satu orang berbanding satu juta orang.

Idealnya anak negeri ini yang memburu lapangan kerja baru tersebut, adalah orang yang mapan, kaya, senang selalu, ia ingin mengabdikan dirinya , ingin membantu masyarakat melalui kekuasaan yang dimiliki pada saat  ia diterima atau terpilih nanti, bukan semata-mata mau meraub cuan.

Mengapa mereka memburu lapangan kerja baru tersebut lebih berorientasi meraub cuan, Anda bisa menjawab sendiri, yang jelas dalam menjalani hidup dan kehidupan ini anak negeri ini sudah digandrungi dengan hidup yang serba glamor, hidup dengan gaya hedonis sudah menghiasi diri ia panak negeri ini.

Kemudian, anak negeri ini yang berhasil diterima atau dipilih dalam kanca lapangan kerja baru tersebut, selain untuk memburu cuan juga agar dapat menghilangkan "tekanan sosial"  apabila anak negeri ini tersebut sudah tidak lagi menjabat. Dengan tidak lagi menjabat, dan masih berhasil memenangkan alias terpilih pada lapangan kerja baru tersebut, maka gengsi dan status sosial masih tetap bisa dipertahankan.

Seharunya Cuan dapat Pengabdian Ya.

Anak negeri ini yang memburu lapangan kerja baru tersebut, sebaiknya selain dapat meraub cuan, juga dapat menghidmatkan diri untuk suatu "pengabdian" kepada negeri ini atau  daerah ini melalui amanah yang diberikan oleh konsituen atau pemilih atau orang yang menjadikan mereka.

Agar dapat memberikan secerca harapan kepada pemilih yakni melalui pengabdian tersebut, anak negeri ini yang berhasil diterima atau dipilih tersebut harus dapat menyajikan/menjual produk atau  program yang benar-benar memang dapat mewakili apa yang diinginkan pemilih.

Misalnya, bila anak negeri ini yang berhasil memenangkan atau terpilih pada lapangan kerja baru tersebut, diposisi bidang ekonomi, bagaimana mereka agar dapat mewakili pemilih setidaknya dalam hal mensejahterakan mereka. Bagaimana memperjuangkan kesejahteraan mereka, melalui kenaikan UMR/UMP,  melalui berbagai incentif dan berbagai bantuan ekonomi lainnya, serta yang penting lagi adalah apa upaya anak negeri ini yang berhasil memenangkan atau terpilih tersebut dapat menstabilkan harga, penghasilan terus meningkat, sehingga daya beli terus meningkat. Singkat kata, mereka harus merubah perekonomian daerah-nya menjadi maju dan makmur, karena mereka mempunyai kekuasan dan atau power.

Ini penting, selain pemilih atau seluruh anak negeri ini atau derah ini dapat terbantu karena adanya perbaikan tingkat kesejahtrtaan mereka, juga dapat membantu pelaku bisnis yang mungkin selama ini terlalu banyak memikul beban ketimbang biaya (cost) yang harus mereka keluarkan dalam operasinal-nya. Ingat, jangan kita justru akan memperbesar beban mereka!, dengan hadirnya pungutan ini dan itu

Terkahir yang tidak kalah penting lagi adalah, mari kita semua, baik anak negeri ini atau anak daerah ini yang sedang memburu lapangan kerja baru dan berhasil terpilih nanti  dan kita semua yang menghidmatkan diri  mengabdi diberbagai kesempatan, agar terus dapat meningkatkan pengabadin kita kepada diri sendiri, keluarga, bangsa dan negara. Berikan sesuatu yang bernilai bagi negeri ini atau bagi daerah ini, terlebih bagi anak negeri ini atau bagi anak daerah ini  selama Anda menjalankan amanah nantinya. Selamat Berjuang!!!!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun