Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Bangun Citra dan Tingkatkan Kepercayaan Konsumen Melalui Branding Merek Bisnis Anda!

19 Desember 2023   06:02 Diperbarui: 19 Desember 2023   06:13 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Merek yang kita ciptakant  tersebut harus menjelma menjadi brand atas produk yang kita produksi atau kita jual,  harus menciptakan citra atau image positif. Agar produk kita diminati atau digandrungi, bahkan tidak hanya itu, tetapi produk kita justru akan menjadi  "kebanggaan" konsuemn bila memakai/membelinya. Untuk itu betapa pentingnya membangun citra positif atas suatu produk yang diproduksi atau dijual oleh pelaku bisnis

Saking merek sekaligus brand yang kita bangun  tersebut sudah melekat di hati konsumen, baik dari kualitas, rasa genggsi yang timbul dengan menggunakan/memakai/mengkonsumsi produk kita tersebut, maka tidak jarang merek tersebut ditiru oleh pelaku bisnis yang menyajikan produk dengan merek yang sama, tetapi palsu.

Anehnya, walaupun konsumen sudah mengetahui bahwa produk yang akan dibelinya tersebut produk tiruan atau palsu, karena merek yang mereka pasang/gunakan adalah mencaplok merek produk yang sudah terkenal, namun  konsumen  berlomba-lomba untuk membeli/memakai/mengggunakan produk palsu atau tiruan tersebut. Ini, semata-mata karena didorong rasa gengsi.

Apalagi produk tiruan atau palsu terebut atau ada yang menyebutnya barang "KW 2", dari sisi harga jauh lebih murah, dibandingkan dengan harga produk asli. Sekali lagi, karena  konsumen meresa  "bergengsi" bila memakai/menggunakan produk palsu terebut. Apakah itu pakaian, apakah itu barang elektronik dan setrusnya.

Wajar Konsumen Tergila-gila.

Bila dicermati, butuh waktu yang  tidak singkat dan perjuangan yang tidak ringan dalam membangun suatu merek yang sekaligus menjadi brand dari produk yang kita produksi atau kita jual tersebut.

Bisa kita saksikan sendiri, tidak sedikit pelaku bisnis yang berjuang untuk membangun citra positif atas merek yang sekaligus menjadi brand mereka, dibidang otomotif, kita kenal dengan Toyota, dibidang air mineral, kita kenal dengan Aqua, dibidang makanan siap  saji, kita kenal dengan KFC, dibidang  minuman penghangat (kopi), kita kenal dengan  starbuck, dibidang deterjen, kita dengan Rinso, dibidang pasta gigi, kita dengan Pepsodent, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Pelaku bisnis yang mempunyai brand tersebut, selain unit bisnis mereka sudah dapat merajai pasar (market leader), mereka juga sekaligus telah berhasil membangun citra positif, dan berhasil menciptakan keunikan dan kekhasan tersendiri.

Wajar, kalau konsumen tergila-gila dengan produk mereka, contoh sedehana saja, bila konsumen mau membeli air mineral, konsumen tersebut menyebut beli Aqua, padahal air mineral yang akan dibelinya tersebut merek lain, karena brand Aqua sudah terlanjur merasuki hati konsumen, maka menyebut air mineral merek lain pun dengan sebutan Aqua.

Tidak hanya itu, indikasi konsumen tergila-gila atau "ngebet" dengan produk yang sudah mempunyai brand tersebut, tetapi dalam bentuk lain pun mereka pertunjukkan. Misalnya, betapa senangnya konsumen bila menenteng tas atau plastik yang berlogo atau ber-brand produk atau unit bisnis tertentu  yang diberikan oleh pelaku bisnis-nya. Misalnya timbulnya rasa bangga dan gengsi bila konsumen memakai kaos atau cangkir yang berlogo atau ber-brand produk atau unit bisnis tertentu yang diberikan oleh pelaku bisnis-nya. Misalnya, dengan tanpa dipaksa, konsumen mau menempel stiker merek atau brand suatu produk otomotif yang diprodksi produsen otomotif tertentu.

Kesemua itu, menunjukkan bahwa merek yang sudah menjadi brand suatu produk atau suatu unit bisnis yang sudah terkenal dan atau menguasai pasar (market leader), tidak hanya akan membuat konsumen  terpikat saja, tetapi justru dapat mendorong rasa bangga dan meningkatnya rasa gengsi konsumen  bila mereka menggunakan/memakai/mengkonsumsi suatu produk tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun